BRAKKK
"MEMO... PEPO" Nicole tiba-tiba berteriak bertepatan dengan suara pintu yang didobrak, membuat Kevin dan Mila terlonjak kaget.
Mila langsung turun dari pangkuan Kevin lalu berlari ke kamar Nicole. Dan alangkah terkejutnya Mila saat melihat Nicole memukul seorang pria berkepala botak dengan guling yang dipegangnya. Tapi tidak dengan Kevin. Pria tampan itu menyeringai dan...
GREP
KREEKK
Dengan marah Kevin menarik lengan pria berkepala botak itu, lalu mematahkan tangannya.
Mata Kevin menggelap dan wajahnya memerah menahan amarah.
Kevin menyeret orang itu keluar dari kamar Nicole.
Mila langsung memeluk Nicole. Sedangkan Kevin kini ada dihalaman depan rumah.
"Kalian tau akhibatnya kalau kalian berhianat!!" Kevin melempar si botak dengan kasar.
Rahang Kevin mengeras, tangannya mengepal sempurna. Tatapan membunuh yang Kevin layangkan pada orang-orang yang ditugaskan untuk menjaga rumahnya, membuat nyali mereka semua menciut.
Dari awal Kevin sudah meragukan si botak, tapi Kevin juga butuh bukti, walaupun sebenarnya Kevin dan Nicole sudah menangkap maksud dari si botak saat pertama melihat orang itu. Tapi tetap saja Kevin belum bisa bertindak.
Hingga akhirnya Kevin membuat rencana dengan Nicole. Kevin tau si botak pasti akan bergerak cepat. Dan itu benar-benar terjadi malam ini. Untungnya Nicole sangat berani.
Saat si botak beraksi diam-diam masuk ke dalam kamar Nicole. Nicole yang sebelumnya pura-pura tidur agar Memonya yang cantik keluar dari kamarnya, tersenyum lalu mendorong tubuh si botak hingga membentur pintu, itu kenapa Kevin dan Mila seperti mendengar suara pintu didobrak dan kemudian Nicole pun memanggil Memo Peponya.
"Maaf bos kami..."
"Diam!!! Sekarang bawa dia menjauh dari rumah ini dan pastikan dia tidak akan menginjakkan kakinya di rumah ini lagi" Ucap Kevin geram.
Begitu menyelesaikan urusannya dengan si botak, Kevin bergegas masuk ke dalam rumah menemui Mila dan Nicole.
"Pepo." Nicole tersenyum pada Kevin yang memasuki kamarnya. Gadis kecil itu menghambur kedalam pelukan Kevin. "Apa misi kita sukses?"
Mata Mila membulat sempurna. Astaga!! Misi? Apa maksud Nicole?
"Sayang bisa kamu jelaskan?" Mila menatap tajam Kevin dan juga Nicole, tapi dengan polosnya Nicole dan Kevin malah tersenyum dengan sangat manis.
Mila menghela nafas.
"Pepo sayang, kenapa kamu melibatkan Nicole? Bagaimana kalau..." Aish melanjutkan ucapannya saja Mila tidak sanggup bagaimana kalau si botak itu menyakiti Nicole dan berhasil membawa Nicole? Mila mendesis kesal menatap Kevin nyaris melotot.
"Tapi Nicole kan gapapa Memo" Ucap Nicole sambil mendekati Mila lalu memeluk sayang Memonya.
Mila lagi-lagi menghela nafas. Ingin sekali mulutnya mengomel tapi tidak bisa. Menyebalkan. Ini mah sama saja menahan kesal dalam hati.
"Sayang tenanglah, aku berbuat seperti ini bukan tanpa alasan, aku sudah memikirkan semuanya dengan baik. Apa kamu tidak lihat princess kita juga sangat pintar dan aku percaya padanya" Walaupun sebenarnya jantungku juga hampir berhenti berdetak saat Nicole menghadapi si botak itu sendiri. Lanjut Kevin dalam hati.
Kemudian Kevin pun memeluk Mila dan juga Nicole. Entah kenapa rasa sesak kini mendera dadanya. Kevin merasakan sebuah firasat buruk. Ada apa? Apa yang akan terjadi setelah ini? Seketika pertanyaan itu berputar dibenak Kevin. Dan itu sukses menarik perhatian Nicole. Ikatan batin gadis kecil itu dengan Peponya memang sangat kuat dan tidak bisa diragukan lagi.