HURT [39] END

12.7K 568 19
                                    

Setelah mendapat telepon dari Timo, Kevin yang baru saja mengantarkan Nicole sampai gerbang sekolahnya, bergegas masuk ke dalam mobilnya.

Dengan panik Kevin menyalakan mesin mobil, dan dalam sekejap Kevin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, rasa khawatir dan takut kini mendominasi pikirannya.

"Oh Tuhan..." Kevin semakin panik. Tapi dengan lincah Kevin menyalip mobil-mobil yang menghalangi jalannya. "Tunggu aku sayang" Kevin semakin menaikkan kecepatan mobilnya dan mengabaikan keselamatannya sendiri.

Drrrrttt Drrrtttt

"Shit"

Kevin mengumpat kesal. Getar ponsel mengganggu fokusnya. Ia lalu menurunkan kecepatannya setelah melihat siapa yang meneleponnya.

"Ya hallo" sahut Kevin saat menjawab telepon dari Markus.

"Tidak ada taxi yang lewat bos, dan ban mobilnya juga kempes" Jelas Markus, dan Kevin dapat mendengar dengan jelas kepanikan diujung telepon sana.

"Astaga kalian!!!" Kevin menghela nafas berat.

"Bagaimana bos?" Tanya Markus. Suaranya terdengar takut.

"Tunggu sebentar"

Setelahnya Kevin memutuskan sambungan teleponnya dengan Markus.

Tak kurang dari 10 menit Kevin sampai di rumah. Ia disambut oleh Markus dan Timo yang terlihat panik. Namun Kevin tidak memperdulikan kedua pria itu.

Kevin langsung berlari menghampiri Mila. Detik itu juga Kevin merasakan hatinya berdenyut nyeri mana kala ia melihat wajah Mila sangat pucat dan bibirnya terus merintih kesakitan.

"Ya Tuhan sayang" Kevin meraih tubuh Mila.

Mila mengulas senyum disela rasa sakitnya. "Aku mohon kamu jangan panik, aku gapapa. Lagian ini wajar" Mila berusaha menenangkan Kevin walaupun sebenarnya ia begitu kesakitan.

"Gimana aku gak panik kalau melihat kamu seperti ini" Kemudian Kevin menggendong Mila, membawanya menuju mobil dengan Imas yang mengekor di belakangnya.

"Markus cepat masuk dan jalankan mobilnya" Teriak Kevin ketika ia dan Mila sudah masuk kedalam mobil. "Timo tetap di rumah, tolong nanti jemput Nicole" Teriak Kevin lagi.

Timo mengangguk dan Markus pun melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

☆☆☆

Di rumah sakit, tepatnya di ruang bersalin yang di khususkan untuk Mila. Mila merasakan kontraksinya semakin sering. Tapi ia berusaha tetap tenang, karena disaat ia mengerang kesakitan, Kevin akan langsung panik dan heboh sendiri.

Mila menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, ia berharap itu bisa meringankan rasa sakit diperutnya.

Sementara Kevin, suami tampan Mila itu kini terus mondar-mandir dan Mila dapat melihat dengan jelas gurat kecemasan diwajah suaminya.

"Sayang berhenti mondar-mandir. Aku pusing tau liatnya" Protes Mila.

Kevin melirik Mila, memijat pelipisnya yang mendadak cenat-cenut. "Aku nggak bisa sayang..."

"Aaaaarrrrggghh"

Kevin langsung mendekat ke Mila dan menggenggam tangan Mila. Erangan kesakitan Mila membuatnya meringis ngeri.

"Astaga sayang, kenapa lama sekali?!" Kevin frustasi dan semakin heboh sendiri melihat isrtinya yang sangat kesakitan.

"Sayang tenanglah"

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang