Kevin sengaja memelankan langkahnya menuju kamar, saat ini pikirannya diglayuti oleh banyak hal, ia tau sangat salah kalau ia menyembunyikan sesuatu dari Mila. Tidak jujur hanya membawa malapetaka. Tapi jujurpun akan tetap berakhir dengan pertengkaran. Kevin seperti memakan buah simalakama dan sialnya ia tidak bisa menghindarinya.
"Ya Tuhan" Desah Kevin frustasi disela helaan nafasnya. Pria itu tampak merapalkan mantra ajaibnya. Dalam satu tarikan nafas, Kevin menyeret kakinya memasuki kamar dimana istri cantiknya kini sedang berbaring menyamping.
Kevin bisa melihat jemari Mila begitu erat mencengkram guling yang dipeluknya.
"Sayang" Panggil Kevin lembut.
"Jangan bicara padaku" Mila bahkan tidak mau menatap wajah Kevin yang sekarang berkabut mendung.
"Apa kamu semarah itu padaku, heum?" Kevin mendekati Mila, duduk ditepi tempat tidur, tangannya terulur mengusap perut Mila, membuat Mila menatap Kevin dan detik berikuynya Mila pun menangis. Entah apa sebabnya tapi perasaannya memang sedang tidak baik.
"Sayang, hei... Kok nangis sih? Apa sentuhanku menyakitimu?"
Astaga pertanyaan bodoh, mana ada sentuhan menyakiti, apalagi sentuhan itu terasa begitu lembut diperutnya.
Mila mendengus kesal di sela isak tangisnya.
Kevin menarik Mila, membawa Mila kedalam pelukannya dan mengecupi puncak kepala Mila. Hatinya selalu saja berdenyut nyeri saat melihat istri cantiknya ini menangis. "Maafkan aku sayang" Bisik Kevin dalam hati.
Tangis Mila perlahan reda. Dengan lembut Kevin mengusap punggung Mila.
"Apa aku menyebalkan? Maaf aku sendiri gak tau kenapa. Tapi aku gak bisa mengontrol diriku sendiri dan rasanya aku ingin meledak saat kamu menyebut nama wanita itu" Ucap Mila jujur. Dan sekarang Kevin merasa dadanya sedang ditusuk pisau berkarat, sakit dan perih.
"Maaf sayang" Akhirnya kata itupun terucap dari bibir Kevin.
Mila mengerutkan dahinya. Maaf, untuk apa? Mila tidak tau harus menempatkan kata maaf yang terucap dari bibir suaminya itu dimana dan untuk kesalahan apa? Mila hanya tersenyum menanggapi kata maaf Kevin.
Sementara Kevin terus memandangi wajah cantik istrinya, kali ini mungkin permintaan maafnya ditanggapi senyuman oleh Mila, tapi nanti mungkin permintaan maafnya akan ditanggapi tangisan dan kemarahan oleh Mila, tapi walau bagaimanapun ia juga tidak bisa terus-terusan menyembunyikannya dari Mila. Walaupun pada akhirnya Mila mungkin akan sangat marah, tapi ia akan mencoba jujur padanya.
Kevin membelai pipi Mila, menyatukan dahinya dengan dahi Mila. Kemudian mencium bibir Mila dengan lembut.
"MEMO PEPO"
Nicole masuk ke dalam kamar Memo Peponya dan gadis kecil itu langsung duduk di pangkuan Kevin.
Mila dan Kevin saling lempar pandang.
"Nicole kok belum bobo sih sayang?" Tanya Kevin dan Mila berbarengan.
Nicole mengedip-ngedipkan matanya lucu menanggapi pertanyaan Pepo dan Memonya.
"Nicole sayang, kok Pepo sama Memonya dicuekin sih?" Kevin pura-pura ngambek.
Dengan gemas Nicole membelai pipi Peponya. "Pepo belisik, Nicole belum ngantuk...hihiii tapi Pepo, pelut Pepo lucu, Nicole suka" Kemudian Nicole membenamkan wajahnya diperut Kevin. Mengecupi perut Peponya dengan gemas, dan itu mengundang tawa Mila.
