Setelah mengucapkan itu Kevin terdiam dan Mila pun menatap Kevin dalam diam, dan ia sangat tau, terkadang orang dari masa lalu datang bukan untuk merusak. Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Maukah kita berdamai atau memupuk kecurigaan yang pada akhirnya membuat diri sendiri tidak nyaman.
Lihat juga dari sisi positifnya, jangan hanya dari sisi negatifnya. Kalau semua dilihat dari sudut pandang negatif maka apapun itu akan selalu salah. Toh kalau memang cinta Kevin kuat, seribu wanita yang datang dari masa lalupun tidak akan mampu menggoyahkan hati Kevin. Kecuali nafsunya lebih besar dari cintanya.
Mila menghela nafas, mendadak ia mengingat keegoisan Kevin selama ini, tapi di detik itu juga, Mila menyadari satu hal, larangan Kevin, bukanlah bentuk keegoisan Kevin, suami tampannya itu, hanya ingin menjaga wanita yang dicintainya dan menunjukkan apa yang dirasakannya, apalagi itu adalah istrinya. Kalau Kevin tidak cinta dan tidak peduli, maka Kevin tidak akan melarangnya dalam hal apapun, yang ada Kevin akan masa bodoh.
Tapi Kevinnya tidak begitu, Kevinnya justru overprotective dalam setiap hal. Namun dibalik semua itu, untuk masalah ini, Mila tetap merasa kecewa dengan cara Kevin yang memilih diam, akan lebih baik kalau Kevin mengatakannya lebih dulu dan mengajaknya terlibat soal Neysa. Mila juga wanita dan ia paham apa yang dirasakan Neysa. Apalagi Mila tau kalau Neysa bersama Aldi karena Neysa tidak mau Aldi mengusik rumah tangganya.
Percayalah. Diam-diam Mila juga menyelidiki Neysa. Ia bukan wanita bodoh yang hanya dikuasai oleh rasa marah serta cemburunya. Logikanya masih bekerja dengan baik.
"Baiklah, aku akan lihat usahamu, tapi jangan harap aku akan bersikap manis" Ucap Mila akhirnya.
"Bagaimanapun sikapmu aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan maaf darimu"
Mila hanya diam.
Kevin menghela nafas. "Tapi sayang, untuk kedepannya, kalau kamu marah, kamu cemburu, katakan padaku, kalau perhatianku sudah berlebihan pada orang lain, tegur aku. Aku tidak mau tanpa sadar menyakiti hatimu. Instingku mungkin tajam, tapi seperti pria kebanyakan. Ada kalanya aku juga tidak peka kalau tidak di tegur"
Mila tersenyum sinis. "Bukankah selama ini aku sering menegurmu? Kadang aku berteriak padamu saat aku tidak suka, aku juga selalu bilang saat aku cemburu, aku juga melarangmu saat aku tidak mau kamu pergi, tapi terkadang kamu mengabaikan ucapanku, walaupun tidak sepenuhnya, jadi jangan salahkan aku kalau akhirnya aku memilih untuk diam!"
Kevin terdiam, ucapan Mila benar-benar menohok hatinya.
Sedangkan Mila tersenyum puas. Ia memundurkan langkahnya, memutar tubuhnya lalu keluar dari ruang monitor kemudian duduk disofa ruang kerja Kevin, ia lelah kalau harus terus berdiri.
"Tapi sayang..."
"Tapi apa lagi? Aku rasa kamu sudah cukup banyak bicara!" Tukas Mila sengit.
Kevin menghela nafas berat. Beginilah istri kalau sedang hamil. Sensitifnya luar biasa, disenggol sedikit langsung mencak-mencak. Tapi walau bagaimanapun Kevin sangat berterimakasih pada Nicole yang sudah mengunci ruang kerjanya dari luar, hingga ia bisa berduaan dengan Mila, jadi ia bisa bicara banyak dengan istri cantiknya ini.
"Okay... Aku tau aku salah, aku bodoh dan aku tidak memahami kondisi kamu yang sedang hamil. Maaf aku sudah membuat suasana hatimu buruk dan akhirnya kamu banyak berpikir" Kevin ikut duduk disamping Mila, lalu meraih tangan Mila, tapi Mila menepisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/67786610-288-k59705.jpg)