Aurel melangkahkan kakinya perlahan menuju ruangan bos barunya yang berada di lantai ketujuh dari gedung besar ini.
Dua hari yang lalu ia diinterview dan kemarin pagi ia mendapat telpon bahwa ia diterima bekerja di gedung besar ini.
Aurel menarik napas dalam-dalam saat ia telah sampai di depan pintu berlabel 'CEO's Room'.
Ia gugup bukan main. Pasalnya, ini adalah pengalaman pertamanya menjadi karyawan dalam sebuah kantor. Ia baru saja lulus menyandang gelar S2. Ia akan menjalani masa percobaan selama dua bulan terlebih dahulu.
Ia mengetuk pintu jati itu perlahan, sampai akhirnya seseorang dari dalam menjawab, "Masuk."
Aurel menghembuskan napasnya kasar, lalu membuka pintu itu perlahan. Aurel masuk dan tersenyum manis pada bos barunya.
"Selamat pagi, Pak. Perkenalkan nama saya Josella Aurel. Saya akan menjadi sekertaris Bapak selama dua bulan ke depan, dalam masa percobaan," ucap Aurel sambil terus melemparkan senyumannya pada seseorang yang ada di hadapannya itu.
"Dari ucapanmu, kamu terlihat cerdas. Selamat bergabung di kantor kami," ucap pria itu sambil menjulurkan tangannya.
Aurel tersenyum dan menjabat tangan itu.
"Ohya, nama saya Ananta. Kamu bisa panggil saya Pak Ata. Jangan lupa, saya sedikit galak," ucap Ata dibarengi senyumnya yang renyah.
Aurel tersenyum, "Baik, Pak Ata. Apa yang harus saya kerjakan saat ini?"
"Oh kamu tanya soal kerjaan? Kerjaan kamu banyak sekali, Rel. Selamat bekerja.."
••
Aurel mengangkat kedua tangannya ke atas, melakukan peregangan. Jam sudah menunjukan pukul 12.00 tepat dan ia segera berlari menuju para wanita yang kelihatannya akan pergi ke kafetaria.
Tempat kerjanya dipisah dengan yang lainnya. Tempatnya berada tepat di samping pintu masuk ruangan bos, menghadap ke puluhan kubikel. Seolah-olah Aurel diberi tugas untuk mengawasi karyawannya.
"Haii.. saya Aurel. Saya karyawan baru di kantor ini. Masih dalam percobaan." Aurel tersenyum lebar.
"Oh.. Aku Fia. Di kiriku ada Yani, dan sebelah kiri Yani ada Indah. Senang berkenalan denganmu," ucap Fia ramah.
Aurel tersenyum.
"Nggak usah formal-formal kalau sama kita, Mbak. Kita orangnya asik aja kok. Ya kan?" Ucap Indah.
Aurel tersenyum, "Okee.. kalian mau ke kafetaria ya? Gabung boleh?"
"Ya boleh dong.."
Mereka berempat akhirnya berjalan bersama menuju kafetaria dan memesan makanan. Setelah itu, mereka duduk bersama dan mulai berbincang ria.
"Jadi umur kamu masih 24, Rel? Ah kenapa aku manggil 'Mbak' coba?" Kesal Indah.
"Emangnya umur kamu berapa, Ndah?" Tanya Aurel.
"Dia mah udah tuwir. Udah 27," ucap Fia membuat Aurel tertawa.
Aurel memegang wajahnya, "Yaampun.. aku kelihatan tua dong berarti? Banyak keriputnya ya?"
Yani tersenyum, "Kamu kelihatan tinggi, Rel. Indah kan pendek."
"Eh, dasar anak muda." Indah berlagak menjewer kuping Yani membuat semuanya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Ex [[Nikahin Mantan]]
RomanceBagaimana perasaanmu jika tiba-tiba kembali bertemu dengan sang mantan kekasih yang sudah kodratnya untuk dihindari? Serasa ingin menghilang dari muka bumi? Tapi yang dialami oleh Aurel beda. Bukannya semakin menjauh, namun ia malah menikah dengan m...