"Rel jangan ngintip!" pinta Arkan.
Aurel mengerucutkan bibirnya sebal, "Iya-iyaaa.. lagian ini mau ke mana sih? Kamu nggak bawa aku ke tempat yang aneh-aneh kan?"
"Kalo aku bawa kamu ke tempat aneh emangnya kenapa? Toh kamu juga udah resmi jadi istri aku," ucap Arkan santai.
Aurel membuka matanya lalu memukul lengan Arkan yang sedang menyetir, "Dasar! Aku nggak mau kalo dibawa ke tempat yang aneh-aneh!"
Arkan tertawa, "Aduh, iya Rel. Aku nggak bakalan bawa kamu ke tempat aneh-aneh kok. Udah, sekarang kamu tutup mata aja dulu."
Aurel menurut, lalu kembali menutup matanya.
15 menit berlalu dan sampailah Arkan di tempat tujuan. Ia tersenyum lebar, "Rel, kamu masih nggak boleh ngintip loh.."
Arkan menunggu respon dari Aurel. Namun kosong. Aurel tidak menjawabnya.
Arkan menggerak-gerakkan tangan di depan wajah Aurel dan akhirnya menyadari bahwa Aurel tertidur.
Arkan tersenyum, lalu badannya condong ke samping untuk membukakan sabuk pengaman Aurel. Setelah selesai melepaskan sabuk pengaman, Arkan mendekatkan wajahnya ke wajah Aurel dan mendapati wajah damai Aurel saat tidur.
Wajah tenang nan polos yang terukir cantik, membuat Arkan lagi-lagi tersenyum.
"Aku kangen kita yang kayak gini, Rel." Arkan menghela napas panjang. Setelah itu, Arkan keluar dari mobil lalu membuka pintu Aurel dan menggendong Aurel.
Mereka berdua memasuki rumah baru mereka.
Rumah Arkan dan Aurel.
••
Aurel mengerjap-kerjapkan matanya pelan dan mendapati ia tertidur dalam ruangan gelap gulita dengan sesuatu yang melingkari pinggangnya.
Aurel berkeringat dingin, dan jantungnya deg-degan setengah mati. Suasana hujan di luar membuat keadaan semakin mencekam di ruangan ini.
JEDYARR!!
"AAAAAAAAAAAAAAAA" Aurel berteriak karena rasa terkejutnya mendengar suara gemuruh.
Sesuatu yang dipinggangnya tadi bergerak dan menarik Aurel ke belakang, semakin mendekat dengan sesuatu yang empuk.
"Kenapa Rel?" Suara berat nan serak khas orang baru bangun tidur terdengar di telinga Aurel.
Pikiran Aurel berkecamuk antara bingung ia ada di mana dan ketakutannya akan makhluk aneh.
"Aku Arkan, Rel.. Kenapa? Kamu takut?" tanya suara serak itu. Aurel otomatis membalik badannya dan mendapati Arkan memejamkan matanya sambil tangannya ia lingkarkan ke pinggang Aurel.
"Ini di mana? Kamu ngapain di sini? Kenapa lampunya dimatiin?" Pertanyaan Aurel meluncur begitu saja dari mulutnya.
Arkan tersenyum lalu membuka matanya, menatap mata ketakutan milik Aurel. Tangannya ia gerakkan ke atas, mengelus rambut Aurel.
"Jangan khawatir. Ada aku di sini. Lampunya lagi mati. Sekomplek terjadi pemadaman listrik karena hujan deras." Arkan terus mengelus rambut Aurel.
Aurel menatap mata tajam Arkan yang seolah menenangkannya, "Aku.. takut.. AAAAAA" Aurel reflek memeluk tubuh Arkan ketika kembali terdengar suara gemuruh dan petir.
Arkan tersenyum lalu semakin mendekap Aurel dalam pelukannya, "Udah, kamu tidur aja... Nggak usah khawatirin apa-apa."
Aurel terdiam sejenak, "Ar,"
"Hm?"
"Kamu.. nggak pake baju ya?"
"Hm."
Aurel terdiam sejenak, "Aku takut, Ar."
Arkan kembali mengelus rambut Aurel, "Ada aku di sini."
Aurel mengangguk pelan. Wajahnya kini berada tepat di dada Arkan dan ia bisa mendengar gemuruh yang keluar dari dada Arkan.
"Ar."
"Hm?"
"Detak jantung kamu kok cepet banget? Kamu kenapa? Kamu sakit? Kamu nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Aurel.
Arkan tersenyum kecil, "Aku sayang kamu."
"Hah?"
"Udah kamu tidur aja."
"Hmmm."
••
Welllll, HELLO GUYSSSSSHow r u todayyyy???
That's very nice that I can meet you againn this dayy:*:*:*
I hope you enjoy this story and hope you all like it!
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Ex [[Nikahin Mantan]]
RomanceBagaimana perasaanmu jika tiba-tiba kembali bertemu dengan sang mantan kekasih yang sudah kodratnya untuk dihindari? Serasa ingin menghilang dari muka bumi? Tapi yang dialami oleh Aurel beda. Bukannya semakin menjauh, namun ia malah menikah dengan m...