Part 16: Mama

12.8K 638 28
                                    

Aurel meringkuk di pinggir kasur setelah baru saja Arkan memaksa Ata pulang alias mengusirnya.

Ia menangis pelan, dan menyesali pernikahan seumur jagungnya.

Arkan ada di ambang pintu, menarik napas panjang. Ia juga merasa menyesal karena melarang Aurel barusan.

"Rel.."

Tidak ada jawaban.

"Aurel.."

Aurel sama sekali tidak bergeming dari posisinya, membuat Arkan perlahan datang mendekatinya.

"Aku minta maaf," ucap Arkan pelan, "Aku salah, aku egois."

Aurel masih tetap diam.

"Kamu tahu nggak sih, Rel? Aku cuma pingin jadi suami yang baik buat kamu," ujar Arkan, "Aku tahu aku labil, aku jahat, aku egois. Itu karena aku sayang sama kamu, Rel."

Aurel masih tidak bergeming sampai akhirnya ia membalas, "Kalo kamu sayang sama aku, kenapa kamu harus kayak gitu Ar? Aku gasuka diatur-atur."

Arkan terdiam sebentar, "Aku minta maaf, Rel."

Arkan bisa melihat Aurel mengangguk dalam ringkukannya.

"Dimaafin nggak nih, Rel?" tanya Arkan, pura-pura tidak mengetahui kalau Aurel mengangguk.

"Iya, iyaa. Udah sana, aku mau tidur," ucap Aurel tanpa membalik badannya.

Arkan tersenyum lalu ikut naik ke ranjang, "Aku juga mau tidur."

"Yaudah terserah kamu."

"Nanti sorean jalan yuk, Rel."

"Jalan ke mana?" tanya Aurel.

"Ke mana aja deh, yang penting jalan," ucap Arkan sambil melingkarkan tangannya di perut Aurel, membuat Aurel terkejut.

"Aku kangen Mama."

"Yaudah nanti ke rumah kamu ya," ucap Arkan.

"Mm."

"Kamu mau tidur lagi?" tanya Arkan.

"Hm."

"Yaudah tidur dulu," Arkan menggosok rambut Aurel dari belakang lalu bangkit dari kasur, "Aku nonton bola dulu."

"Hm."

••

"Apa? Mama di mana?" Aurel terkejut mendengar penuturan Mbok Dina barusan.

"Iya mbak, Ibu tadi pingsan, jadi dibawa ke rumah sakit," ucap Mbok Dina, "Saya pikir mbak Aurel sudah tahu."

Tubuh Aurel lemas seketika. Ia tak kuat lagi menopang berat tubuhnya sampai akhirnya Arkan menangkap tubuh Aurel, "Rel!"

"Mbok, saya bawa Aurel dulu ya," ucap Arkan sambil menggendong tubuh Aurel.

"Iya mas."

Arkan segera memasukkan tubuh Aurel ke dalam mobil, dan melajukan mobilnya sambil terus mencoba menelpon Papa Aurel.

••

"Mama kenapa, Pa?" Aurel menangis dihadapan ayahnya.

Melihat ayahnya yang tak mengeluarkan sepatah katapun, Aurel kembali bertanya.

"Pa, jawab, Pa.. Mama kenapa?" tanya Aurel.

"Mama kamu.." ayahnya berhenti berucap sebentar, "Terkena kanker leukimia stadium 2, Rel." Giliran ayahnya yang kini ikut menangis.

Aurel menangis hebat, "Bohong kan, Pa? Papa bohong kan? Pa, jawab dong!!!"

Ayahnya hanya diam sambil terus mengeluarkan air matanya.

Arkan yang terkejut akhirnya menarik Aurel ke dalam pelukannya, mengelus rambut Aurel.

"Mama, Ar. Mama sakit, Ar.. Anak macam apa aku ini yang nggak tahu kalau mamaku kena kanker?" raung Aurel.

Arkan hanya diam sambil terus mengelus rambut Aurel.

"Sstt, kamu tenang dulu ya, Rel. Kita masuk ke dalam sama-sama. Kita lihat kondisi Mama kamu," ucap Arkan.

Arkan merangkul Aurel masuk ke dalam ruangan Mama Aurel.

Terlihat kondisi Mama Aurel yang terbaring lemah di atas ranjang, baru saja membuka matanya.

"Mama.." panggil Aurel lalu ia berhambur ke pelukan Mamanya.

Mamanya tersenyum, "Yah jadi ketahuan deh, kalo Mama lemah."

Aurel tersenyum sebentar, "Mama kuat kok. Mama adalah ibu paling kuat di seluruh dunia."

Mamanya tersenyum, "Mama mau ke Singapur, Rel. Mau pengobatan di sana."

"Oh iya Ma, nggak apa. Nanti Aurel antarkan sampai Mama sembuh total," ucap Aurel.

Mamanya menggeleng lalu melirik Arkan, "Kamu di sini saja, Mama sudah titipkan kamu ke orang yang benar. Mama percaya sama Arkan."

Arkan tersenyum sebentar lalu mendekat, "Kalau Mama ada yang dibutuhkan, langsung telpon Arkan saja. Arkan siap selalu untuk Mama."

Mamanya tersenyum, "Mama cuma mau satu dari kalian berdua."

Aurel seketika menampakkan wajah seriusnya, "Mama ingin apa? Apapun akan Aurel usahakan untuk Mama."

Mamanya tersenyum Manis, "Mama pengin lihat cucu mama sebelum mama dipanggil sama yang kuasa."

"Husshhh, Mama nggak boleh dong ngomong kayak gitu. Aurel jadi sedih nih," ucap Aurel.

Mamanya kembali tersenyum, "Mama mau kalian punya anak, Rel, Ar. Kepenginnn sekali melihat cucu."

Arkan tersenyum lalu memegang tangan Aurel yang sedang memegang tangan Mamanya.

"Mama sekarang fokus dulu untuk penyembuhan penyakit Mama. Jangan pikirkan apapun dulu sebelum Mama sembuh. Soal cucu, Mama percayakan sama Arkan dan Aurel," ucap Arkan.

Mamanya tersenyum, "Mama sayang sama kalian."

••
Hey, long time no see..
maaf sekali baru bisa update😫

ENJOY!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marry My Ex [[Nikahin Mantan]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang