"Mama ingin kalian segera punya momongan," ucap Ella membuat Aurel dan Arkan tersedak berbarengan.
Arkan mengambilkan minum untuk Aurel, lalu mengelus punggungnya.
"Maksud Mama?" tanya Aurel.
"Apa lagi maksud Mama? Mama ingin kalian segera punya anak," ucap Ella, "Jangan menunda-nunda."
"Ma, kita baru aja kemarin menikah.."
"Lalu apa masalahnya? Intinya kalian harus segera punya momongan," ucap Ella.
Aurel menunduk lama.
Arkan kembali mengelus punggung Aurel, "Kami sedang usahakan."
Ucapannya membuat semua yang ada di meja makan menoleh padanya.
Vina tersenyum, "El, habis ini kita bakal jadi nenek."
Ella ikut tersenyum, "Aku harap ia laki-laki."
Vina menggeleng, "Kamu belum merasakan punya anak laki-laki. Aku harap itu perempuan."
"Ahh, kamu juga tidak tahu rasanya punya anak perempuan," ucap Ella sambil tertawa.
"Yasudah, dua-duanya sama asiknya.. bagaimana kalau Arkan dan Aurel ikut program anak kembar saja? Kan ada tuh, kembar cowok-cewek.." goda Vina.
Aurel kembali tersedak, dan Arkan juga kembali mengambilkan minum untuk Aurel.
"Ma, makan dulu.. Bahas gituannya nanti aja. Aurel udah keselek mulu daritadi," ucap Arkan.
"Iyadeh, iyaa.. Sekarang gitu ya, lebih belain Aurel daripada Mama," ucap Vina sambil berpura-pura menunjukkan wajah kesalnya.
••
"Ar," panggil Aurel.
Arkan menoleh, "Kenapa?"
"Emm, aku mau tanya," ucap Aurel ragu-ragu, "Kamu tahu kak Ata dimana? Kok aku nggak ngelihat dia dari kemarin?"
Arkan yang sedang menyetir tiba-tiba mengerem mendadak mobilnya.
"Kamu kenapa nanyain dia? Kangen sama mantan kamu?" tanya Arkan balik.
"Nggak gitu, Ar.. aku cuma-"
"Cuma apa? Pengen ketemu? Pengen peluk dia? Pengen ngapain?" Emosi Arkan kembali tak terkontrol.
Aurel terkejut mendengar perkataan Arkan barusan, "Kamu emang nggak berubah, Ar! Kamu tetep masih kayak anak-anak! Aku benci!!"
Aurel membuka pintu mobilnya lalu menutupnya keras, menghiraukan teriakan Arkan yang menggema dalam mobil.
Hatinya kembali tersakiti akibat pernyataan Arkan barusan. Oh ayolahh, mereka baru saja menikah kemarin dan sekarang apa?
Aurel berlari ke arah bangku taman lalu menangis sekencang-kencangnya. Ia memegang dadanya yang terasa sakit.
Perlahan, Aurel mengatur napasnya, untuk menenangkan diri. Ia berusaha menyeimbangkan napasnya agar dapat berpikir jernih.
Dia kesal. Aurel kesal melihat Arkan yang tidak berubah. Sifat kekanak-kanakkannya masih melekat pada tubuh Arkan.
Benar-benar kekanakan!
Dari jauh Arkan memandangi Aurel yang mulai tenang. Ia tersenyum sebentar, lalu berusaha mendekati Aurel.
"Rel,"
Aurel menoleh lalu terkejut, "Ngapain kamu di sini?"
Arkan tersenyum, "Aku mau minta maaf."
Aurel membuang muka, "Nggak mau."
Arkan kembali tersenyum, "Tuhan aja Maha Pemaaf, masa Aurel nggak?"
Aurel mengerucutkan bibirnya, "Iya, iya.."
"Beneran ya?"
"Iya,"
"Ayo pulang," Arkan mengulurkan tangannya.
Aurel memandangi tangan Arkan, "Kita pulang ke mana?"
Arkan tersenyum lalu menggerakkan tangannya, "Ikut aku dulu."
Aurel berdiri tanpa menyentuh tangan Arkan, "Ayo."
Arkan tersenyum, lalu menarik tangan Aurel, kemudian menggandengnya.
••
Well, it's been a looooooooong time:'))))
Enjoy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Ex [[Nikahin Mantan]]
RomanceBagaimana perasaanmu jika tiba-tiba kembali bertemu dengan sang mantan kekasih yang sudah kodratnya untuk dihindari? Serasa ingin menghilang dari muka bumi? Tapi yang dialami oleh Aurel beda. Bukannya semakin menjauh, namun ia malah menikah dengan m...