Part 9: Wedding Day and Maybe The First Night?

14.2K 740 9
                                    

Hari ini. Hari yang paling dihindari Aurel, namun paling ditunggu Arkan.

Mereka menikah.

Aurel menatap dirinya yang sedang dirias di depan cermin besar. Wajahnya terlihat lebih dewasa. Kecantikkannya bertambah saat wajahnya di rias seperti ini.

Namun raut mukanya terlihat sendu. Tidak ada raut bahagia yang Aurel tunjukkan dari wajahnya. Semuanya hanya datar.

Ella datang dan menatap Aurel dari belakang, "Kamu cantik sekali, Rel."

Aurel menoleh, lalu tersenyum tipis pada Mamanya, "Terima kasih, Ma."

Ella mengangguk pada perias, memberi kode agar perias tersebut keluar dari ruangan. Setelah hanya ada mereka berdua di ruangan itu, Ella mulai berbicara.

"Terima kasih, Rel kamu sudah kabulkan keinginan Mama. Ada sesuatu yang ingin Mama ceritakan padamu, namun tidak bisa sekarang. Harus menunggu waktu yang tepat sampai Mama siap mengatakan kenapa Mama ingin kamu segera menikah. Namun sekarang bukan waktunya," ucap Ella sambil mengelus pipi Aurel.

"Hal apa, Ma?" Tanya Aurel.

"Belum waktunya, Rel. Belum.." ucap sang Mama lalu memeluk anak tunggalnya itu, "Mama harap kamu bahagia, Rel. Mama yakin Arkan bisa membahagiakan kamu."

Keduanya terisak, jatuh dalam kesenduan. Hubungan manis antara Ibu dan anak penurutnya.

••

Aurel memasuki pelataran Gereja dengan hati berdegup kencang. Ia memegang buket bunganya sambil berjalan menggandeng lengan Papanya menuju altar Gereja.

"Kamu cantik, Rel. Papa pangling," bisik Papanya.

Aurel tersenyum manis sambil terus melanjutkan jalannya.

Arkan menoleh perlahan mendengar riuh dari jemaat Gereja. Ia tertegun melihat wajah cantik Aurel yang tertutup veil.

Arkan sendiri nampak tampan. Dengan balutan tuxedo hitam yang membuat dirinya terlihat semakin gagah, dan rambutnya yang ditata sedemikian rupa menambah kesan maskulinnya.

Begitu Aurel dan Jose--Papanya sampai di depan altar, Aurel memberikan bunga itu pada Jose, lalu Jose meletakkan tangan Aurel di atas tangan Arkan.

"Papa percaya sama kamu, Kan. Kamu harus menjaga Aurel dengan baik," ucap Jose pada Arkan.

Arkan tersenyum sambil mengangguk, "Ya, Pa. Arkan siap menjaga Aurel."

"Kamu cantik, Rel," bisik Arkan yang hanya didengar, tanpa dijawab oleh Aurel.

Keduanya lalu berjalan beriringan, sampai mereka berhadapan dengan Pastur.

Serangkaian prosesi pernikahan mereka berjalan lancar, sampai akhirnya mereka harus mengucapkan janji mereka di hadapan Tuhan, dan para jemaat yang menjadi saksi.

"Saya, Arkananta Aditya menjadikan Josella Aurel sebagai istri sah saya, yang akan menemani saya dalam suka dan duka, sampai maut memisahkan kita," ucap Arkan dengan wajah tegangnya.

Aurel terdiam lama, membuat Arkan semakin gugup. Ia kembali mengingat wajah Mamanya lalu akhirnya ia mulai bersuara,

"Saya Josella Aurel, menjadikan Arkananta Aditya sebagai suami sah saya, yang akan menemaninya dalam suka dan duka, sampai maut memisahkan kita."

Marry My Ex [[Nikahin Mantan]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang