Sinar matahari menerobos masuk melewati celah jendela, memaksa Aurel untuk membuka matanya. Aurel mengerjapkan matanya perlahan, menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke matanya.
Badannya terasa berat. Aurel jadi ketakutan sendiri karena adat di Jawa mengatakan jika tubuh terasa berat saat bangun tidur, itu artinya dia sedang ditindih oleh makhlus halus.
Aurel kembali memejamkan matanya, takut melihat hal-hal seperti itu. Tiba-tiba Aurel merasa bahwa sesuatu itu bergerak, mendekapnya, menciptakan kehangatan pada tubuhnya.
Aurel memberanikan diri untuk membuka mata, melihat seperti apakah bentuk dari sesuatu itu.
Aurel terkejut. Ternyata lengan Arkan memeluknya erat. Ia bahkan meletakkan kepalanya diantara lekukan leher dan kepala Aurel.
Aurel menghembuskan napas panjang.
Jujur, Aurel rindu saat-saat dulu. Tapi saat Aurel sedang merindukan masa-masa itu, kenangan terpahitnya pun ikut terbawa ke dalam pikirannya, membuat Aurel muak.
Aurel berusaha menyingkirkan lengan kekar Arkan, dan betapa terkejutnya ia melihat Arkan bertelanjang dada.
Aurel refleks berteriak, "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"
Arkan terkejut dan membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, "Kenapa Rel?"
Aurel melebarkan matanya, lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
Arkan melihat ke arah badannya, kemudian tertawa, "Kenapa? Kaget?"
Aurel mengangguk polos, "K-kamu ngapain?"
"Kamu lupa, Rel?" tanya Arkan sambil menunjukkan ekspresi sok terkejutnya.
"E-emang tadi malam kita ngapain?" tanya Aurel polos.
"Kamu keren tadi malam, Rel," Arkan tersenyum, "Tadi malam berapa ronde ya?"
Aurel melebarkan matanya, lalu melemparkan bantal dan guling ke arah Arkan, membuat Arkan mengaduh.
"Aduh, aduh Relll, nggak kokkk, bohongan ajaaaa!!" ucap Arkan.
Flashback On
Aurel dan Arkan benar-benar kehilangan akal sehat mereka. Entah minuman apa yang diberikan oleh kedua orang tua mereka itu membuat mereka kepanasan seperti ini.
Bahkan Aurel membiarkan Arkan mengecupinya.
Tapi tiba-tiba Arkan, di tengah gairahnya yang meningkat, tersadar. Ia tidak bisa seperti ini.
Ia tahu bahwa melakukan hal seperti ini harus dilandasi dengan cinta. Dengan persetujuan kedua belah pihak. Dengan perasaan menerima, bukan gairah.
Arkan menghentikan aksinya, lalu membawa Aurel ke kamar mandi. Menyalakan shower yang mengguyur kedua insan yang sama-sama terbakar gairah. Memadamkan gemercik api yang ada dalam tubuh mereka.
Setelah itu Aurel terpejam. Arkanpun segera mematikan shower dan melepas lingerie Aurel.
Sungguh, ini adalah cobaan yang besar bagi Arkan. Memangnya lelaki mana yang tidak tergoda jika melihat wanita hanya dengan tubuh polosnya?
Arkan berulang kali menarik napasnya, lalu menggantikan Aurel dengan lingerie baru yang ada di dalam koper.
Setelah memakaikan Aurel, Arkan mengangkat tubuh Aurel lalu menidurkannya di atas ranjang.
Setelah itu, di tengah dinginnya malam, di tengah dinginnya AC, Arkan kembali ke dalam kamar mandi. Berusaha menguapkan rasa panas yang masih melekat dalam tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Ex [[Nikahin Mantan]]
RomansaBagaimana perasaanmu jika tiba-tiba kembali bertemu dengan sang mantan kekasih yang sudah kodratnya untuk dihindari? Serasa ingin menghilang dari muka bumi? Tapi yang dialami oleh Aurel beda. Bukannya semakin menjauh, namun ia malah menikah dengan m...