Seriously?

5.5K 344 17
                                    

Harry Styles as Himself
Barbara Palvin as Celine Anderson

-

Hai. Aku Celine Anderson. Kalian bisa memanggilku Celine. Aku bekerja di salah satu toko kaset di kota London milik temanku. Aku tinggal di London seorang diri. Aku yatim piatu. Sebenarnya aku memiliki ibu tiri dan kakak tiri yang tinggal di Los Angeles, tapi aku memutuskan untuk meninggalkan mereka karena aku tak tahan dengan tekanan mereka yang memintaku untuk selalu membuat mereka hidup enak.

Orang yang pertama kali kukenal disini adalah Nathan. Dia yang mempekerjakanku sebagai pegawai di toko kasetnya. Dia juga yang memberikanku rumah dan dia menjual dengan harga murah kepadaku. Lalu orang kedua yang kutemui disini adalah Fara. Ugh, i love her so much. She is my sister, she is my best friend, and she is my hero. She is always support me.

Well, mungkin aku sudah berbicara terlalu banyak kepada kalian. I'm sorry.

Oh ya, aku melupakan sesuatu. Ingat ini, aku adalah seorang directioner. Aku dan Fara lebih tepatnya. Bisa dibilang aku dan Fara adalah fangirl. Lelaki yang paling kucintai dari kelima lelaki itu adalah Si curly head, Harry Styles. Entah kenapa sejak aku melihat wajahnya di google, aku sudah jatuh cinta padanya, pada wajahnya, dan jangan dilupakan rambut curlynya. Tapi aku sadar tak mungkin Harry bisa mencintai orang sepertiku. But, who knows?

Seperti biasa, setiap pagi aku selalu menusuri jalan ini menuju tempat pemberhentian bus. Ya, setiap hari aku bekerja menggunakan bus karena letak toko Nathan dan rumahku agak jauh.

Tak perlu menunggu lama karena tempat pemberhentian bus sudah terpampang nyata di depanku. Seperti biasa, selalu ramai.

Beberapa menit menunggu akhirnya bus pertama untuk hari ini berhenti dan aku langsung masuk bus ini.

.

"Celine, apa kau tak tahu bahwa One Direction akan melakukan meet and greet untuk album terbaru mereka yang bertajuk midnight memories?" Tanya Nathan sambil menaruh tasnya di meja kasir.

"Benarkah? Kenapa aku tak pernah tahu?" Tanyaku tak percaya.

"Mungkin kau terlewat beritanya. Berita ini tersebar dua hari yang lalu," Katanya.

"Huh, sayang sekali. Andai saja aku punya uang, aku ingin sekali membeli tiketnya. Ah, sudahlah, itu hanya impianku," Kataku seraya menenteng tasku.

"Apa kau sangat ingin bertemu mereka?" Tanyanya.

"Tentu saja, Nathan. Kau tahu, mereka sangat berarti untukku. Seakan-akan duniaku hancur jika mereka tak ada untuk mengisi hari-hariku lagi," Jelasku membuatnya tertawa.

"Baiklah. Aku rasa kau harus ikut denganku," Katanya membuatku kaget.

"Apa maksudmu?" Tanyaku dan Nathan memilih untuk bungkam lalu menarik tanganku untuk menaiki mobilnya.

.

Nathan memakirkan mobilnya di depan sebuah toko-- err.. merchandise? Apa maksudnya Ia mengajakku kemari?

"Nathan, apa yang akan kita lakukan disini?" Tanyaku penasaran.

"Sudahlah. Ayo," Dia keluar dan aku menyusulnya.

Kami masuk toko merchandise ini dan aku terpesona oleh banyaknya merchandise artis terkenal, seperti, Taylor Swift, 5 Second Of Summer, dan One Direction tentunya.

Aku berpencar dari Nathan, Nathan menuju meja kasir sedangkan aku melihat-lihat koleksi poster One Direction. Asal kalian tahu, kamarku penuh dengan merchandise One Direction.

"Untukmu," Ujar seseorang membuatku menoleh ke belakang.

"Nathan? Apa ini?" Tanyaku melihat sebuah tiket.

Oh, jangan bilang ini tiket---

"Ini tiket meet and greet One Direction untukmu dan Fara. Ajak dia agar kau mempunyai teman," Ujar Nathan seraya menyodorkan 2 tiket kepadaku.

"N-Nathan. Seriously? You must be kidding," Aku menggeleng tak percaya.

"Apa aku terlihat seperti bercanda? Ini jelas-jelas ada di depanmu dan kau menganggap ini bercanda? Oh, ayolah, Celine."

"T-Tapi a-aku--"

"Ambillah."

Dengan tak enak aku mengambil 2 tiket itu dari tangannya. Ya ampun, apa Ia serius membelikanku dan Fara tiket? Aku tak percaya semua ini.

"Terima kasih," Aku memeluk Nathan.

Aku tak pernah bermimpi bertemu mereka sebelumnya. Ini sungguh seperti mimpi. Aku akan bertemu kelima lelaki idiot namun mempesona itu.

Kami pun memutuskan untuk pulang karena hari yang semakin malam dan untungnya Nathan mau mengantarkanku pulang.

Nathan? Ya, dia memang menyukaiku. Dia pernah beberapa kali menyatakan perasaannya kepadaku namun aku menolaknya. Alasan aku menolaknya karena aku sudah menganggapnya sebagai kakakku sendiri. Dia selalu ada saat aku butuh. Dia orang kedua yang selalu ada saat aku kesusahan.

Beberapa menit berkendara, akhirnya kami sampai di depan pagar rumahku.

"Nathan, kau mau mampir?" Tanyaku seraya melepas sabuk pengaman.

"Aku rasa tidak. Ini sudah malam," Ujarnya sambil tersenyum.

"Baiklah. Sekali lagi terima kasih karena kau membelikan tiket meet and greet ini untukku. Sungguh, aku tak pernah bermimpi untuk bertemu mereka sebelumnya."

"Sama-sama. Aku ikut senang jika kau senang."

"Baiklah, good night."

"Night."

Aku melambaikan tangan saat Nathan mulai melajukan sedan hitamnya itu. Aku pun masuk rumah saat memastikan bahwa Nathan sudah benar-benar pergi.

.

"Aku punya kejutan untukmu."

"Kejutan apa itu? err.. aku rasa aku masih belum ulang tahun."

"Memang kau belum ulang tahun. Tapi, aku punya kejutan yang akan membuatmu membuka mulutmu hingga besok pagi."

"Ah, kau terlalu berlebihan. Jadi, apa kejutan itu?"

"Kau percaya, Fara? Aku memiliki 2 buah tiket meet and greet One Direction."

Fara langsung berteriak di seberang sana membuatku harus menjauhkan ponselku dari telingaku.

"Apa kau serius? Jadi kau memberikan satu tiketnya lagi untukku?"

"Tentu saja. Nathan membelikannya untukku dan untukmu."

"Ah, kau beruntung sekali. Aku juga mau dicintai oleh seseoramg seperti Nathan."

"Sudahlah. Aku harap besok kau ambil tiket ini. Aku besok free. Ini sudah malam, aku lelah. Bye, bye Fara. Good night."

"Baiklah. Aku akan kerumahmu besok. Good Night, Love you Celine."

"Love you too, Fara."

Aku langsung menutup sambungan telepon kami. Aku langsung merebahkan diri di kasur kamarku.

Ah, apa yang kumimpikan sehingga aku bisa bertemu One Direrction? Nathan memang sangat baik. Aku akan mempersiapkan diriku sebaik-baiknya untuk bertemu mereka. Sungguh, aku tak sabar lagi.

-

Don't forget to tap the star, guys.
Don't forget to give me your comment, because I need your comment.
I hope you like this chapter.
I'm sorry if this chapter is bad.
Thank you :)

The Lucky Girl ▶ h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang