Liam (2/2)

1.2K 154 1
                                    

Celine's POV

Perkataan Harry membuatku tertawa terpingkal-pingkal. Astaga, perutku sampai sakit karena ulahnya. Ya, kami memang sudah pulang dari Malibu. Hari ini Harry mengajakku untuk pergi ke basecamp. Tak lama kemudian kami sampai di basecamp dan di depan sudah banyak sekali directioners dan paparazzi.

Seperti biasa, Harry memberiku kacamata dan topi. Aku pun segera memakainya dan kami langsuny masuk ke dalam basecamp.

"Cerry not real!"
"Fuck off, bitch!"

Ya, aku sudah terbiasa dengan kata-kata itu. Aku hanya mengikuti Harry yang menggenggam tanganku dengan kuat. Akhirnya kami bisa masuk ke dalam basecamp dan Harry pun membuka pintu. Aku menabrak punggung Harry karena Ia berhenti dengan tiba-tiba membuatku mengernyit.

"Ha--?"

"Kendall?" Perkataan Harry membuatku sedikit terkejut.

Apa dia baru saja menyebutkan kata Kendall?

"Harry! Astaga! Aku merindukanmu!" Pekik seorang perempuan lalu Harry melepaskan genggamannya dari genggamanku.

Boom.. ternyata Kendall-- sedang memeluk Harry dan Harry terdiam tak membalas pelukan Kendall. Well, hatiku sedikit teriris. Harry terdiam cukup lama hingga Ia mendorong pelan tubuh Kendall.

"Astaga! Aku tak percaya aku bisa memelukmu lagi," Ujarnya lalu menarik tangan Harry agar masuk ke dalam dan sangat bagus-- Harry meninggalkanku diluar.

Aku pun mengikuti Harry, aku masuk dan duduk di sofa. Aku menatap Zayn dengan tatapan-- Kenapa Kendall disini? Zayn hanya membalas dengan menaikkan pundaknya. Astaga, kau harus bersabar, Celine.

"Apa kau teman Harry?" Tanya Kendall membuatku mengernyit.

"Ak--"

"Aku Kendall Jenner. Kekasih Harry," Ucapnya membuat tanganku mengepal.

"Kendall," Peringat Harry.

Kendall mengaitkan tangannya kepada lengan Harry dan itu membuatku rasanya ingin meletup-letup. Aku mengalihkan pandanganku ke arah langit-langit.

"Kendall, cukup!" Kata Harry dengan tegas.

"Hazz, apa kau tak rindu kepadaku?" Tanya Kendall dengan manja.

Harry hanya diam dan karena kediamannya itu, Kendall memeluknya lagi. Well, sudah cukup.

"Maaf, aku harus pergi sekarang," Kataku lalu bangkit dan meninggalkan ruangan ini.

Air mataku sudah mengucur saat aku menutup pintu. Aku mendengar Harry meneriakkan namaku beberapa kali namun aku tak menghiraukannya. Aku mendengar suara lelaki yang memanggil namaku namun itu bukan suara Harry. Suara itu hilang saat aku memasuki elevator. Aku segera keluar dari basecamp ini.

Aku memakai kacamataku agar aku tak terlihat menangis. Aku melewati directioners dan paparazzi yang menanyaiku kenapa aku keluar begitu cepat dan sendirian.

"Kendall ada di dalam," Bisik seseorang.

"Astaga! Apa benar? Kasihan sekali!" Bisik satunya lagi.

Fuck.

Suara laki-laki itu muncul lagi. Aku berjalan dengan cepat melewati directioners dan paparazi aku merasakan lenganku dicegah oleh seseorang sehingga membuatku harus berbalik badan kepadanya. Zayn?

Dengan gerakan cepat Ia memelukku dan aku menangis di pelukannya. Ekspresi kaget para directioners dan paparazzi langsung terdengar di telingaku dan juga Zayn. Aku tak peduli lagi soal itu.

The Lucky Girl ▶ h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang