Celine's POV
Dinginnya salju membuatku mengeratkan mantel yang kupakai lebih erat. Aku kini sedang perjalanan menuju basecamp karena aku ingin menemui Harry, jika dia tidak ada aku akan menemui Zayn. Tak lama kemudian taxi yang kunaiki berhenti di depan basecamp yang terlihat sepi-- maksudku tanpa ada paparazzi ataupun directioners.
Setelah membayar taxi, aku segera masuk ke dalam basecamp dan memasuki elevator. Elevator berhenti tepat di lantai tempat The Boys tinggal dan kini aku sedang berjalan menuju kamar Harry. Aku mengetuk pintu kamar Harry dan sudah sekian lama aku mengetuk namun tak ada jawaban dari dalam. Aku yakin Harry sedang tak ada di kamarnya.
Aku beralih menuju tempat biasanya The Boys berkumpul. Aku mengetuk pintu dan tak lama kemudian pintu terbuka dan menampakkan Niall.
"Hai," Sapaku.
"Hai. Masuklah!" Niall membuka pintu lebih lebar.
"Uhm, thanks, tapi aku hanya-- err-- apa ada Harry di dalam?"
"Harry tidak ada di dalam. Dia sudah 5 hari tak kembali dan katanya Ia sedang di rumah Ibunya yang ada di Holmes Chapel. Apa dia tidak memberi tahumu?" Aku terkejut atas perkataannya.
Kenapa Harry tak memberitahuku? Dan--- tak ada kabar. Apa Ia meninggalkanku? Tapi kami kini sedang merencanakan sebuah pernikahan dan bahkan aku sudah memesan sebuah gaun pernikahan. Tak mungkin jika Harry meninggalkanku begitu saja. Dia mencintaiku, dia tak akan men---
"Celine!" Teriak Niall membuatku tersadar dari lamunanku.
"Apa ada Zayn di dalam?" Tanyaku lagi dan dia mengangguk. "Masuklah!" Kata Niall.
"Panggilkan saja. Aku ingin berbicara sesuatu kepadanya," Ucapku dan dia mnegangguk.
Tak lama kemudian Zayn keluar. Aku menyinggingkan senyum kepadanya dan Ia balik menyunggingkan senyum kepadaku. "Zayn, aku ingin berbicara sesuatu kepadamu," Kataku.
"Kita ke kamarku saja."
Sesampainya di kamar Zayn, aku dan Zayn duduk di sofa yang berada di kamar Zayn.
"Ada apa, Celine? Kau terlihat sangat risau," Tanya Zayn dan aku hanya menunduk.
"Ada apa dengan Harry, Zayn? Apa masalahnya sehingga Ia meninggalkanku? Dia tidak meninggalkanku 'kan?" Aku terus meminta penjelasan kepadanya dan dia masih tetap diam.
"Zayn, kau tahu alasan Ia pergi selama itu tanpa meninggalkanku 'kan? Katakan padaku, Zayn!" Aku menggoyang lengannya agar Ia mau menceritakan semuanya kepadaku.
"Zayn! Katakan!" Kini aku berteriak dan dia menatapku.
Aku menahan isakan tangisku dan menatap Zayn dengan harapan Ia mau menceritakan semuanya kepadaku.
"Dia memang memiliki sebuah masalah yang sangat besar dan aku tidak bisa menceritakan apa masalahnya, Celine. Aku yakin Ia tak akan meninggalkanmu mengingat Ia sangat mencintaimu," Jelasnya dan kinu tangisanku semakin pecah.
"Dia meninggalkanku, Zayn! Apa dia sudah lupa jika aku dan dia merencanakan sebuah pernikahan? Kenapa dia pergi selama itu tanpa memberiku secuil kabar?"
"Hey, percayalah padaku bahwa Harry tidak akan meninggalkanmu. Harry mencintaimu melebihi apapun. Percaya padaku dan sekarang hapus air matamu," Zayn menghapus air mata yang ada di pipiku.
"Dia tidak akan meninggalkanku 'kan, Zayn? Dia mencintaiku 'kan?" Kini aku memegang tangannya berharap Ia mengatakan 'Ya'.
Zayn diam membuatku tambah risau. Air mataku kini keluar lagi dengan mulusnya. Zayn menatapku dengan tatapan kasihan membuat air mataku keluar lebih banyak lagi.
"Zayn?"
Aku mendengarnya Ia menarik napas panjang lalu membuangnya. "Aku tidak tahu, Celine. Tapi aku tahu Ia pasti mencintaimu."
.
Perkataan Zayn dan kepergian Harry membuatku bingung. Kenapa Ia pergi tanpa sebab? Apa benar Ia menganggap hubunganku dan dia hanya sebuah setting-an yang management-nya ciptakan agar Ia lebih tenar? Tapi aku tak percaya Harry melakukan hal itu kepadaku. Aku tahu Ia mencintaiku.
Tepukan di pundakku membuatku tersadar dan aku menoleh kepada seorang yang menepuk pundakku dan mendapati seseorang yang tak ku kenal.
"A-Ada apa?" Tanyaku.
"Kau sudah sampai, nona. Bukan 'kah kau selalu turun di tempat ini?" Perkataannya membuatku mengalihkan pandanganku keluar jendela dan mendapati tempat pemberhentian bus yang ada di dekat rumahku.
Aku mengela napas panjang. "Terima kasih banyak, tuan," Kataku dan dia tersenyum lalu pergi dari hadapanku.
-
-
-
I'm sorry 'cause it's soooooo short.
Maaf yaa :(
Harry kenapa? :(
He is not okay.
Jangan lupa vote sama comment yaa :)
Semangat! Sebentar lagi bakalan ending :)
Thanks a lot, ma bae 💝
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lucky Girl ▶ h.s
FanficI don't care what people say when we're together. I love you just the way you are. Harbara Fanfiction