Celine's POV
Ini hari sabtu tersialku, pasalnya aku tengah gelagapan sekarang. Aku bangun kesiangan. Aku tidur larut malam tadi karena aku memikirkan kemarahan Nathan yang meluap-luap.
"Sial. Ini sudah jam 9," Aku langsung mengambil mantel merahku lalu segera berlari menuju tempat pemberhentian bus.
Wait. Jika aku menggunakan bus, itu sama saja membuang waktu bukan? Lebih baik aku menaiki taxi. Ya, taxi.
Aku pun menghentikan taxi yang lewat dan segera menaikinya. Oh ayolah, aku sudah terlambat 1 jam. Aku yakin ini akan membuat Nathan lebih marah kepadaku. Poor Celine. Kenapa kau begitu bodoh sehingga kau bangun kesiangan?
Butuh waktu 10 menit hingga aku sampai di depan toko kaset. Toko kaset sangat ramai. Astaga, pasti Nathan kewalahan mengingat Nathan hanya mempekerjakan aku.
Aku langsung masuk dan mendapati Nathan yang benar-benar kewalahan membantu pembeli mencari kaset yang mereka inginkan. Setelah menaruh mantel dan tasku, aku langsung mendatangi Nathan.
"Hey. Maaf, aku terlambat," Aku terkejut bukan main saat dia hanya menatapku sebentar, bahkan 5 detik saja tak ada.
Dia benar-benar marah.
.
Aku menghampiri Nathan yang sedang menyesap kopinya. Aku harus minta maaf padanya. Aku sudah membuat dia marah padaku.
"Nathan."
Dia tak merespon ucapanku. Dia mengabaikanku.
"Aku-- Aku minta maaf soal kemarin. A-Aku benar-benar tak tahu jika Harry datang dan memaksaku untuk bersamanya. Dan soal aku terlambat, maafkan aku karena aku tidur larut semalam. Kau marah padaku? Aku mohoh maafkan aku."
"Nathan. Kau mendengarku 'kan? Aku minta maaf. Kau memaafkan aku?"
"Nathan?"
"Cukup Celine! Cukup!! Aku sudah muak denganmu. Kenapa kau tidur larut? Apa kau melakukan sex dengan lelaki itu? Huh, bagus sekali. Aku merasa dia mendekatimu karena dia ingin jalang yang memuaskan nafsu bejatnya. Kau harus tahu itu! Dia tak pantas untukmu!"
Sex? Jalang? Oh, secara tidak langsung Ia mengataiku jalang.
"Apa yang kau katakan? Aku sama sekali tak pernah melakukan sex. Dia tak pernah memintaku untuk menjadi jalangnya dan dia tak pernah memintaku untuk melakukan sex dengannya. Aku tak percaya kau mengatakan itu kepadaku. Mana Nathan yang selalu membelaku? Mana Nathan yang selalu ada saat aku butuh? Mana Nathan yang selalu ada saat aku kesusahan? Kau berubah, Nathan. Jangan hanya karena Harry kau seperti ini. Kau juga harus tahu bahwa aku tak mencintaimu dan kita hanya di takdirkan untuk menjadi seorang sahabat! Mengertilah!"
"Kau juga harus sadar bahwa kau tak pantas untuk Harry. Kau hanya seorang penjaga toko dan Harry seorang artis besar. Semua orang tahu kau tak pantas untunya dan Kendall lah yang pantas untuk Harry. Haha, bahkan kau melupakan sesuatu. Apa Harry pernah memintamu untuk menjadi kekasihnya? Itu sama saja Harry hanya mempermainkanmu--"
"Harry tak akan mempermainkanku. Aku tahu dia mencintaiku," Mataku memanas sekarang.
"Harry? Mencintaimu? Kau harus mengaca, Celine. Kau ini siapa dan Harry siapa. Tentu saja Ia hanya akan memainkanmu layaknya kau ini boneka kayu. Jika dia mencintaimu kenapa Ia tak menginginkan kau untuk menjadi kekasihnya? Pikir itu baik-baik. Kau hanya dibodohi oleh Harry. Harry hanya memanfaatkanmu."
Aku menelan ludah mencerna segala kata yang Nathan lontarkan. Apa benar Harry tak mencintaiku? Ah, tentu saja itu tidak benar. Celine, kau harus percaya kepada Harry. Harry mencintaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lucky Girl ▶ h.s
FanficI don't care what people say when we're together. I love you just the way you are. Harbara Fanfiction