Mad

1.7K 215 11
                                    

Celine's POV

"Morning, Nathan. Tumben sekali kau datang lebih awal?" Sapaku kepada Nathan yang sedang melepas mantel hitamnya.

"Yeah. Aku sebenarnya, err.. ingin bicara sesuatu padamu."

Aku mengernyit mendengar suaranya yang terdengar gugup. Oh, jangan lagi.

"Ada apa? Bicara saja," Kataku seraya menegakkan badanku bersiap-siap mendengarkan kalimat yang akan Nathan lontarkan.

Ugh, sial. Lama sekali. Dia membuatku mati penasaran.

"Hey," Lambaian tanganku di depan wajahnya membuatnya sadar dan bibirnya terbuka seperti akan mengatakan sesuatu.

"Err.. bagaimana jika aku mengajakmu makan malam bersama? K-Kau keberatan? Kau menolak?"

Boom. Apa dia sadar apa yang Ia katakan? Tak mungkin ini terjadi lagi. Dia tahu aku sudah memiliki Harry. Yeah, walaupun kami tak berpacaran.

"B-Bagaimana? Kau mau?" Tanyanya sekali lagi.

"Ayolah. Aku mohon. Hanya kali ini," Ucapnya memohon.

Well, hanya makan malam bersama bukan?

"Dimana tempatnya dan jam berapa?" Matanya langsung berbinar membuatku terkekeh.

"Restoran Italia, kutunggu kau jam tujuh malam," Jawabnya mantap membuatku mengangguk.

Aku rasa ini bukan pilihan yang salah.

.

Setelah sesampainya di rumah. Aku langsung bersiap-siap mengingat ini sudah jam 6 malam dan kami, maksudku aku dan Nathan janji jam 7.

Setelah memakai gaun warna putihku, aku pun segera memoles sedikit bedak dan lip gloss. Done. I'm ready.

Knock. Knock.

Who's there? Nathan? Impossible.

Aku langsung berlari menuju pintu dan mendapati Harry yang tengah berdiri dengan tuxedo hitamnya. Aku mengernyit.

"Kau mau kemana?" Tanya Harry membuatku mengerjap.

"A-Aku. Err... Nathan mengajakku makan malam," Jawabku gugup.

Poor Celine.

"Makan malam? You are dating with Nathan?" Tanyanya seraya memberikan tatapan mengintrogasi.

"Tidak, Harry. Kami hanya makan malam."

"Well, jika hanya makan malam, aku ikut denganmu. Kebetulan sekali aku juga belum makan malam. Ayo, tunggu apa lagi?"

Fuck. Aku tak mau membuat Nathan kecewa karena membawa Harry. Apa yang harus kulakukan sekarang?

Aku pun langsung mengambil tas kecilku dan langsung berangkat setelah mengunci pintu. Kami pun berangkat menaiki mobil Range Rover hitam milik Harry.

"Kau dari mana? Kenapa kau memakai tuxedo?" Tanyaku memecah keheningan.

"Aku baru saja melakukan photoshoot bersama The Boys. Aku menjemputmu karena aku ingin mengajakmu makan malam. Tapi sayang sekali lelaki itu mendahuluiku," Ujarnya sarkastik.

"Ayolah, Harry. Kami hanya makan malam."

"Yeah. Hanya makan malam. Aku tahu itu."

.

Kami pun sampai di Restoran Italia yang Nathan maksud. Aku pun turun disusul dengan Harry. Untung saja tak ada paparazzi. Harry langsung menggenggam tanganku dan menarikku masuk ke dalam restoran ini. Kami berdua pun mengedarkan pandangan kami mencari sosok Nathan.

"Dia disana, Harry," Ujarku seraya menunjuk tempat di pojok restoran ini.

Tanpa bicara Ia langsung menarik tanganku menuju tampat Nathan berada. Nathan pun menatap kami berdua saat kami sudah berada di dekatnya. Dia langsung berdiri dengan tatapan bingungnya.

"C-Celine. Apa-apaan ini?" Tanya Nathan membuatku semakin merasa bersalah.

"Err.. ini maafkan aku. A-Aku tak tahu jika Harry akan menjemputku. Maafkan aku," Ucapku dengan nada penyesalan.

"Dia tidak salah, Dude. Aku yang mengajaknya bersama. Kalian hanya makan malam bersama bukan? Jadi apa salahnya aku ikut?"

Ku rasa ronde pertama akan segera dimulai.

"Ah, sudahlah, Harry. Lebih baik kita makan sekarang katena aku sudah lapar," Kataku dengan jelas mengubah arah pembicaraan.

Sebelum aku duduk Nathan langsung menarik tanganku menjauhi Harry. Dia membawaku kebelakang restoran ini. Aku mendengar Harry meneriakkan namaku tapi aku mengabaikannya.

"Nathan. Apa-apaan kau ini? Nathan, lepaskan aku!!!" Aku memukul lengan Nathan dan dia langsung berhenti.

"Apa maksudmu mengajak Harry kesini? Kau sengaja membuat hatiku sakit??" Pekiknya membuatku menatapnya tak percaya.

"Aku tak tahu dia akan kerumahku malam ini, Nathan. Aku tak bermaksud untuk mengajaknya kesini dan aku tak ada niatan sama sekali untuk membuat hatimu sakit. Kau harus percaya padaku!" Ujarku menjelaskan.

"Bullshit, aku tak percaya padamu."

"Kau harus percaya padaku, Nathan. Aku tak mungkin tega membuat hatimu sakit! Lagi pula kita bukan apa-apa, kita hanya teman dan kau tak berhak untuk cemburu."

"Apa kau sejahat itu? Aku tak percaya kau seperti ini. Kau kejam! Aku muak denganmu! Aku pikir kau wanita baik-baik tapi kau seperti ini!"

"Nathan, aku mohon! Kita tak seharusnya seperti ini. Kau harus tahu aku tak mencintaimu!" Kini aku mulai menangis.

Aku merasa aku memang menyakitinya.

"Kau tahu? Aku menyesal telah memberikanmu tiket meet and greet One Direction! Sungguh aku menyesal! Ini keputusan terbodohku selama hidupku. Jika tahu kau akan bertemu dan berpacaran dengan Harry, aku tak akan membuang uangku dengan percuma jika itu membuatmu malah berpacaran dengan lelaki itu. Kau tahu betapa mahalnya tiket itu? Kau tah--"

"Cukup sudah!! Cukup!! Kau harus tahu aku tak pernah memintamu untuk membelikanku tiket!! Jika kau menyesal telah mengeluarkan uangmu untuk hal yang tidak penting, aku akan mengembalikan uangmu!" Aku langsung meninggalkannya dengan air mata yang mengalir.

Aku tak percaya Nathan seperti itu.

"Celine, ada apa denganmu?" Tanya Harry seraya berdiri untuk menyentuh pundakku.

"Aku mohon bawa aku pergi dari sini. Aku mohon."

"Baiklah."

Kami pun segera keluar dari restoran ini dan kami langsung pergi dari tempat ini.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa lelaki sialan itu menyakitimu? Kau baik-baik saja?" Tanya Harry dengan nada khawatirnya.

"Aku tak apa, kau tak perlu khawatir," Ucapku meyakinkannya.

-

Nah loh, Nathan nya marah Haha :v
Aku butuh pendapat kalian tentang fanfic ini :)
Masukin pendapat kalian di comment yaa.
Jangan lupa juga buat vote :)
Silent readers kasih feedback kalian dong:(
Oke, thanks yaa :)

The Lucky Girl ▶ h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang