Putri P.O.V
Zombie itu berdiri dan menyerangku.Karena terlalu kaget,aku tidak fokus, dan juga kekuatanku susah untuk di kontrol.
BRAK!!! ..............
.
.
.
.
.
Tubuhku ditabrak oleh zombie sialan itu.Kurasakan rasa sakit dipipi kiriku,ternyata zombie itu berhasil menyayat pipi kiriku ini.DUAKKKK..
Tubuhku langsung terbaring di tanah.Kini zombie itu tepat diatas tubuhku.Ku lihat,dia akan menancapkan pisau dimataku.Karena benturan keras tadi, kepalaku menjadi pusing.
Aku sempat mendengar Arshila yg berteriak ke arahku.Namun aku hiraukan karena rasa pusing ini.
Aku pasrah,dan sekarang zombie tersebut akan mengayunkan pisau nya ke wajahku...
JLEBB..
Tiba2 penglihatanku buram.Setelah itu semuanya gelap.
Arshila P.O.V
Saat hendak kembali,aku berteriak "Putri!.....Putri!!..." aku kaget melihat Putri.
.
.
.
Tubuhnya terbaring di tanah,dan ada seorang zombie yg akan membunuhnya.Dengan sigap kusiapkan pistolku,dan ku bidik zombie itu.JLEBBB..
Rivan P.O.V
"Putri...putrii!!!" Arshila berteriak memanggil nama Putri.Karena kaget dan penasaran kualihkan pandanganku. Dan kulihat Putri......
.
.
.
.
.
Kulihat tubuhnya terbaring ditanah,dan diatas tubuh nya ada seorang zombie yg memegang pisau, sepertinya zombie itu hendak membunuh Putri.Ku tarik busurku,dan kuluncurkan anak panahku.
JLEBBBB....
Anak panah itu tepat mengenai kepala Zombie tersebut.Zombie tersebut kemudian hilang menjadi abu.
Aku pun segera menghampiri Putri.Dan melihat keadaanya.
Arshila P.O.V
JLEBB.B...
Tiba tiba zombie tersebut berubah jadi abu.Aku bingung,padahal aku belum menarik pelatuk dari pistolku.
Karena penasaran,kulihat siapa yg telah membunuh zombie itu. Dan ternyata,Rivan.Dia berhasil membunuh zombie itu dengan anak panahnya.
'Sangat tepat waktu' benakku sambil tersenyum
Rivan P.O.V
Kulihat Putri yg tak sadarkan diri,wajahnya penuh dengan lumuran darah.Pipinya terluka karena sayatan pisau zombie tadi.
'Zombie sialan' benakku geram
Ku angkat tubuhnya.Dan kubawa dia kepada teman temanku.Kulihat juga Nizwar yg sedang memangku Vina.
"Nizwar,itu Vina kenapa?" Tanyaku kaget
Nizwar menatap Vina terlebih dahulu,kemudian menatapku.
"Dia tadi membentur pohon sangat keras,sehingga dia pingsan.Itu Putri kenapa? Mukanya bnyk darah?" Tanya Nizwar
Aku menghela nafas terlebih dahulu
"Dia tadi hampir dibunuh sama slah satu zombie.Tapi untung saja aku bergegas menolongnya" jelasku
"Oh begitu, lebih baik kita harus cepat cepat membawa Vina dan Putri.Kita harus mengobati luka mereka" ujar Nizwar
"Iya kau benar Niz, ayoo cepat" kataku.
***
Author P.O.V
Nizwar dan Rivan bergegas membawa Vina dan Putri ke teman teman yg lain.
Saat mereka berdua sudah tiba,semua orang kaget dan khawatir dengan keadaan Putri dan Vina.
Karena langit juga sudah mulai mendung,akhirnya mereka semua mencari tempat yg nyaman untuk beristirahat.
Nizwar masih setia memangku tubuh Vina yg pingsan.Begitu juga Rivan.Tak berapa lama mereka berjalan.Akhirnya mereka menemukan sebuah rumah tua yg kosong.
Disana mereka langsung beristirahat.Juga mengobati luka Putri dan Vina.
Vadya P.O.V
Ku buka pintu rumah tua itu.Derit pintunya terdengar.Kulangkahkan kakiku kedalamnya. Lantai nya terbuat dari kayu,sehingga saat kami berjalan,lantainya akan berderit.
Rumah ini lumayan besar, dan furniture nya pun masih tertata.Sayangnya rumah ini kotor dan berdebu.Tak apalah,yg penting kami semua bisa beristirahat malam ini.
"Nizwar,apakah kau bisa menyalakan lampu di rumah ini? Listriknya padam" suruhku
"Sebentar, aku tidurkan dulu Vina di sofa sana" kata Nizwar
Kemudian Nizwar menidurkan Vina ke sofa dengan perlahan.Dan dengan sekali tepukan tangan, listrik dirumah itu menyala seketika.
Karena letih dengan segera ku hempaskan tubuhku ke sofa.Kupejamkan sebentar mataku,dan kemudian aku bangun lagi untuk mengobati luka Putri dan Vina.
Kulihat, Vina sudah diobati oleh Nizwar.Akhirnya kuputuskan untuk mengobati Putri.Ku ambil handuk kecil dari ranselku. Ku basahi anduk dgn air,dan kumulai membersihkan wajahnya dari lumuran darah.
Kemudian Rivan datang, "Sini biar aku yg obatin Putri" sembari mengambil handuk kecil dari tanganku.Aku tersenyum
Kulihat,mereka berdua sangat cocok sekali.Rivan keliatan sangat tulus mengobati luka Putri.
'So sweat banget,romantiss' benakku
"Vadya,kamu punya perban sama obat merah nggak?" Tanya Rivan
"Engga punya van,tapi aku bakal nanyai ke yg lain ya, siapa tau aja mereka punya" jawabku
Rivan hanya mengangguk.
Kucari perban+obat merah,dan ternyata Saskia punya.Setelah dapat,aku kembali ke ruang tengah untuk memberikan semuanya.
"Rivan nih per..." omonganku terpotong saat kulihat Rivan sudah tertidur sambil berjaga di samping Putri.
Aku tersenyum melihatnya. 'Semoga kalian selalu berbahagia' benakku
×××
Hallo semuanya,ini story terbaru aku.Don't forget to vote and comment!! Okayyy .. Aku harap kalian suka yaaa!!..
Maaf kalo ada yg typo yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
13
Mystery / Thriller"Tunggu dulu, Vina! Bisakah kau menggeser ke kanan,sepertinya aku melihat sesuatu di belakangmu" kataku "Memangnya ada apa di belakang ku?" Tanya Vina "Geser dulu saja Vin" kataku Akhirnya Vina pun bergeser, dan kulihat ada sebuah pintu tua yg lumay...