Chapter 21

96 7 0
                                    

"Heyy, kok senyam senyum sendiri gitu?"

—NOUS?

Aku hanya menatapnya dgn senyuman kemudian wajahku menunduk karena malu.

Melihat kelakuanku yg seperti itu,Nous hanya terkekeh.

Kami saat itu juga berjalan berdua bersama.

"Aduhhh, kamu inii.. kenapa menunduk terus sih? Wajah aku tuh disini" tangannya memegang daguku kemudian menengadahkan pandangaku ke arah wajahnya.

DEG

Lagi lagi,pipiku memerah,haduhhh baper lagi...

Aku bisa merasakan hembusan nafasnya, krn memang saat itu posisi wajahku dgn dia sngt dekat.

Dgn sekejap aku melepaskan tangannya dari daguku, kupalingkan pandanganku dari dia. Aku berusaha menahan rasa maluku.

"Hehehe" tawa cekikikannya memenuhi pendenganraku.

"Ohyaaa!! Namamu itu siapa?" Tanya Nous

"Namaku Vadya" jawabku dgn suara yg memang agak pelan.

"Hah? Siapa?.. aku tidak bisa mendengar suara mu. Bisakah kau bisikan namamu padaku?"ujarnya.

Badannya sedikit dibungkukkan,agar bisa sejajar denganku.Kini telinganya sudah didekat samping wajahku.

"Ayo cepat bisikan" tanya Nous yg tersenyum

Pertama,aku menelan ludah terlebih dahulu. Dgn perasaan malu dan masih ada efek baper,kuberanikan diri membisikan namaku ditelinganya.

"Namaku Vadya" bisikku ditelinganya

Sebuah senyuman terlukis di raut wajahnya.Dia kemudian berdiri,dan menatapku.

"Melihat lah ke arahku" , saat itu aku msh menunduk,dgn perlahan aku langsung menatap Nous.

Kulihat matanya menatapku dgn dalam.Badannya kemudian membungkuk ,dan wajahnya semakin dekat denganku.Karena takut,kututup mataku.Kemudian dia berbisik

satu kalimat yg dia ucapkan

"Namamu sangat indah" dia berbisik ditelingaku

Sekejap langsung ku buka mataku kembali.

WUSHH...

Angin sepoi sepoi meniup diriku dengan lembut. Mendengar perkataannya tadi,membuat diriku bahagia.Seakan terbangg...Ku lontarkan senyuman terbaikku ,dan Nous membalasnya dgn senyuman juga.

Dan kalian tahu apa yg aku rasakan sekarang? . Aku baper 5 kali lipat.

***

Author P.O.V

Berhubung hari sudah sore,mereka memutuskan beristirahat sejenak malam ini.Suasana hutan juga sangat gelap, sehingga sangat berbahaya apabila melanjutkan perjalanan.

Dipohon yg rindang dan besar,mereka semua beristirahat.Sebagian ada yg berjaga dan sebagian lagi ada yg tertidur.

Rivan,Nizwar,Nous dan Alif bagian berjaga.

Malam mulai larut.Mata mereka mulai berat,dan rasa kantuk mulai menyerang.

KRUSUKK.....KRUSUKK....

Semak belukar bergoyang dan mengeluarkan suara. Suara itu membuat Rivan,Nizwar,Nous dan Alif tersadar dari rasa kantuknya.

"Ssst.. apakah kalian mendengarnya?" Tanya Nous,yg telunjuknya ditempel dibibir.

"Iya aku mendengarnya" jawab Rivan yg disusul dengan anggukan Alif

KRUSUKK.....KRUSUKK....

Suara itu terdengar kembali.Mendengar suara itu, membuat bulu kuduk mereka sukses bergidik.

Karena penasaran, mereka mencoba mencari asal suara tersebut.Sinar senter perlahan melaju kesegala arah......

Sampai akhirnya sinar senter tersebut berhenti disebuah semak belukar yg memang saat itu tengah bergoyang.

"Coba kau yg periksa." Suruh Rivan yg mendorong Nizwar

Nizwar menahan dorongan dari Rivan."ahhh, enggakk enggak.. mending dia yg meriksa" kata Nizwar yg kini malah mendorong Nous.

Nous pun merespon sama. Dia menggaruk tengkuk lehernya yg tidak gatal.Dengan senyum jahilnya dia menjawab "hehehe,berhubung diriku sibuk.Mending yg meriksa dia" Nous menunjuk ke arah Alif.

Alif kaget,lalu menggelenkan kepala dan melambaikan tangan.

Rivan,Nizwar dan Nous melotot ke arah Alif.Dan akhirnya Alif kalah telak dari mereka bertiga.

Dengan jantung yg berdebar, Alif memberanikan diri memeriksa semak belukar itu.Sementara Nizwar,Nous dan Rivan mengikuti dari arah belakang.

Alif menghela nafas panjang.Cahaya senter diarahkan ke semak belukar itu,dan tangan Alif mulai membuka semak belukar tersebut dengan perlahan.

DAR!!
.
.
.

Jantung mereka hampir copot melihat itu.Kalian tahu sosok slendrina dalam sebuah games? Nahhh sosok yg mereka lihat hampir mirip dengan Slendrina.

Alif kemudian mengarahkan senter nya ke wajah sosok tersebut.

"Sii....siapa kau??" Tanya Alif yg terbata bata.

Sosok itu hanya menunjukan senyuman sinisnya.

Sosok itu lalu menjerit dengan kencang. "Argggggghhhhh......" teriakannya membuat Alif,Nous,Nizwar dan Rivan sedikit terhempas beberapa langkah.

SRETTT

Seketika kaki Alif terseret oleh sosok tersebut.Dan hilang ditelan semak belukar.

"ALIFFFF!!!" teriak Rivan sembari mengulurkan tangannya.
Suasana menjadi panik dgn kejadian tersebut.Mereka berlari kemudian membangunkan semua orang.

"Haikall..kumohon bangunlahh" kata Rivan yg menepuk nepuk pipi Haikal

"Mmm?? Ada apa" jawab Haikal yg setengah mengantuk.

"Alif hilang...!!" Sambung Nizwar
"App...apa??" Kini Haikal benar benar terbangun

"Kenapa bisa?" Tanya Haikal

"Dia ditarik oleh sosok gentayangan kedalam semak belukar!" Nous menunjuk ke arah semak belukar tadi.

"Ayo cepat kita carii!" Rivan mengoyang goyangkan bahu Haikal.

"Jangan lupa bangunkan Ihsan dan Aditya" pinta Nizwar

"Oke sebentar... Ihhhsaan...Adittt" Haikal memanggil manggil mereka berdua.

"Iii...san? Aaa..dit?" Haikal seketika kaget. Dan berlari menghampiri Nous,Rivan dan Nizwar dengan nafas tersengal sengal

"Ihsan dan Adit juga hilangggg....!! Mereka tidak ada" jelas Haikal dgn nafas yg tdk teratur

×××
Hallo semuanya,ini story terbaru aku.Don't forget to vote and comment!!  Okayyy .. Aku harap kalian suka yaaa!!..
Maaf kalo ada yg typo yaa...

13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang