Istirahat pertama ini, siswa siswi kelas XII IPA-2 sangat ramai. Ada yang sibuk bertanya tanya, membaca info, mengajak temannya untuk bergabung bersama, tetapi ada populasi anak yang sama sekali tidak peduli, hanya centang dan langsung mengumpulkannya kepada Sam -selaku ketua- dan langsung menuju ke kantin, ada yang malah tidak mempedulikannya dan sibuk dengan hal lain.
Kalian tau apa yang dimaksud diatas? Jawabannya adalah pemilihan ekstrakurikuler. Ya, pemilihan ekskul memang menjadi hal rutin setiap tahun yang diminati anak anak.
"Ekskul apaan?" Tanya seseorang pada Vanessa. Vanessa menoleh, dan itu Sam. "Gue ekskul band." Kata Vanessa sambil menyerahkan lembarannya kepada Sam.
"Lo sendiri?" Tanyanya balik. Sam menjawab, "Gue ekskul basket sama band." Ucap Sam santai.
"Lo bisa main musik?" Tanya Vanessa dengan penuh minat. Ya, selain novel dan mocca latte, hal yang diminati Vanessa adalah musik.
"Bisa. Apa aja selain gamelan." Ucap Sam. Vanessa terkekeh. "Emang kenapa kalo gamelan?" Tanya Vanessa.
"Ya soalnya gue gak bisa. Gue punya studio musik di rumah, tapi gak ada gamelannya." Vanessa tertawa geli mendengar penuturan Sam.
"Ya kali mau main gamelan di rumah lo." Ucap Vanessa. "Gue bisa gamelan, gak bisa gitar. Tapi biasanya, gue ngisi vokal." Ucap Vanessa. Suara Vanessa memang bisa dikatakan melebihi standar.
"Ya belajar dong." Kata Sam.
"Pindah pindah posisi chord nya susah banget. Gue waktu SMP pernah belajar dua minggu dan langsung nyerah." Ucap Vanessa pasrah.
"Lo udah tau jadwal ekskul band?" Vanessa menggeleng menjawab pertanyaan Sam.
"Setiap Selasa jam 14.00-17.00, itu jadwalnya." Kata Sam. Vanessa mengangguk.
"Oke. Thanks." Katanya.
"Eh, pulang sekolah ke Frez Cafe?" Tanya Vanessa. Sam mengangguk. "Iya. Lo juga?" Tanya Sam balik. Vanessa mengangguk.
"Mau barengan?" Tanya mereka bersamaan. Mereka terdiam sejenak. Lalu mereka tertawa bersama.
"Oke. Oke... Jadi bareng ya?" Ulang Sam setelah tawanya mereda. Vanessa mengangguk.
"Sebenernya nih, gue udah tau lo dari kelas sebelas. Lo yang selalu duduk di meja kafe bagian pojok sambil baca novel dan minum mocca latte, kan? Gue udah hafal." Ucap Sam, membuat Vanessa takjub.
Seorang most wanted sekolah mengenal, oh bukan... Tapi menyadari keberadaannya? Waw... Sesuatu yang baru baginya.
"Lo tau gue?" Tanya Vanessa memutar tubuhnya ke belakang, karena Sam sudah kembali duduk di tempat duduknya.
"Ya." Ucap Sam. Dia menopang dagu menatap wajah Vanessa. Tatapan dalam. Membuat Vanessa kelabakan dan gugup setengah mati. Sam terkekeh.
"Lo gak pernah pacaran?" Tanya Sam membuat pipi Vanessa memerah.
"Da-darimana lo tau?" Ucap Vanessa menunduk.
"Lo selalu kaget kalo kontak fisik sama lawan jenis. Gue cuma natap lo aja, lo udah blushing gitu." Ucap Sam. Dia menggunakan jari telunjuk tangan yang tidak menopang dagunya untuk mengangkat wajah Vanessa.
"Lo cantik. Kenapa gak pernah pacaran?" Tanya Sam. Vanessa yakin kalau pipinya sudah merah padam saat ini.
"Gu-gue? Cantik? Gue gak percaya. Gue gak pernah pacaran karena emang belum ada yang cocok." Ucap Vanessa sedikit gugup. Menurutnya, memalukan jika dia sudah SMA, dan masih saja polos dengan yang namanya pacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Coffee Latte
Teen FictionOur Series 1, cerita pertama dari trilogi Ours. Chriseo Samuel Christian, anak dingin dan tidak tersentuh, terutama pada orang yang tidak dikenalnya. Suka menghabiskan waktu dengan novelnya di Frez Cafe, meminum Vanilla Latte yang disukainya. Most w...