Sore itu, setelah latihan band, Vanessa pulang ke rumah dan langsung menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur. Semua itu terjadi sebelum HP Vanessa berbunyi.
Vanessa dengan malas meraih HP nya di nakas. Dia mengecek notifikasinya. Matanya membulat sekilas. Buat apa Sam BBM gue? Batinnya heran.
Hei, gue bosen nih. Jalan yuk.
-Sam-Vanessa mengerutkan alisnya. Apalagi ini? Kemarin Ardan yang mengajaknya jalan jalan, sekarang Sam.
Kemana?
-Vanessa-Vanessa menghela nafas panjang dan bangkit dari tempat tidur, dia melangkah menuju kamar mandi dengan malas malasan.
Beberapa saat kemudian, Vanessa keluar dari kamar mandi dengan baby doll warna biru muda favoritnya. Sambil mengeringkan rambutnya, dia melangkah menuju tempat tidur dan mengecek pesan BBM yang masuk beberapa saat lalu.
Ada deh... Ikut aja ya.
-Sam-Males ah.
-Vanessa-Vanessa terkekeh, dia yakin, sebentar lagi Sam akan membalas dengan sejuta rayuan supaya Vanessa ikut dengan Sam.
Gue di depan rumah lo.
-Sam-Vanessa membulatkan matanya. Dia tidak akan percaya hal itu. Karena itu bukan Sam. Bukan Sam yang repot repot memohon dengan berdiri di depan pintu seorang gadis hanya untuk mengajaknya jalan jalan.
Ting tong
Saat bel berbunyi, barulah Vanessa percaya. Dia mendengus sebal dan melangkah ke lantai bawah. Kebetuln di rumahnya memang tidak ada siapapun. Mikhael sedang dinas ke luar kota, dan baru kembali 3 hari lagi. Fanya sedang menjenguk kerabat dekatnya yang baru melahirkan di luar kota, dan baru akan kembali lusa. Dan Aldo yang sedang belajar kelompok, dan baru akan pulang nanti malam.
"Apaan?" Ucap Vanessa datar. Dia menatap Sam gusar karena mengganggu waktu istirahatnya.
"Karena lo gak mau pergi, gue yang kesini. Gue bawa makanan nih." Ucap Sam sambil mengangkat 3 kotak pizza, 2 bungkus mie ayam, 2 porsi es buah, dan 4 minuman dalam gelas kertas berlabel Frez Coffee, oh ada satu, bukan... Dua kotak makan di tangan Sam juga. Vanessa tidak yakin apa isinya. Yang jelas, dia takjub dengan banyaknya makanan yang dibawa Sam.
"Lo mau pesta disini, hah!?" Seru Vanessa saat melihat tentengan Sam.
"Bantuin dong. Malah teriak teriak." Ucap Sam sambil tersenyum. Vanessa pun pasrah dan mengambil kotak pizza dan boks kecil berisi minuman tadi dan membawanya masuk setelah menutup pintu masuk dengan kaki kanannya.
Dia meletakkan makanan dan minuman itu di atas meja ruang tamu.
"So, buat siapa semua ini dan apa tujuan lo kesini?" Tanya Vanessa sarkastik. Sam hanya meringis.
"Ini buat lo sih... Gue kan gak enak numpang makan juga disini. Jadi gue bawain makanan nih. Tapi gue ikut makan." Ucap Sam.
"Lo sampe malem disini?" Ucap Vanessa lagi. Sam hanya mengangguk.
"Ngapain coba?" Ucap Vanessa. Sam hanya diam dan melangkahkan kakinya mendekat ke arah Vanessa. Dia menyejajarkan dirinya di hadapan Vanessa.
"Emangnya gak boleh?" Tanya Sam menatap Vanessa dalam. Tatapan yang membuat Vanessa kelabakan, gugup, dan pastinya memerah seketika.
"Bo-boleh." Vanessa menunduk dalam. Sam hanya terkekeh dan duduk di sofa. Membuka bungkusan minuman dan mulai meminumnya.
"Vanilla latte sama mocca latte nya habis. Jadi gue beli coffee latte. Gapapa kan?" Tanya Sam pada Vanessa yang masih mematung. Vanessa mengangguk kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Coffee Latte
Roman pour AdolescentsOur Series 1, cerita pertama dari trilogi Ours. Chriseo Samuel Christian, anak dingin dan tidak tersentuh, terutama pada orang yang tidak dikenalnya. Suka menghabiskan waktu dengan novelnya di Frez Cafe, meminum Vanilla Latte yang disukainya. Most w...