"Hari ini ekskul band, kan?" Ucap Sam yang duduk di seberang Vanessa saat ini. Sekarang mereka ada di kantin, hanya berdua. HANYA BERDUA DALAM SATU MEJA, garis bawahi itu.
Sebenarnya ini bukan jam istirahat memang, tapi jam bebas karena mereka sudah menyelesaikan ulangan harian dan diperbolehkan keluar. Saat keluar, Sam langsung mengajak Vanessa ke kantin dengan alasan, 'Kita makan sekarang aja, kalo istirahat kantinnya penuh.'. Alasan yang bagus, kan.
Hanya ada beberapa murid disini, mungkin hanya belasan, tetapi mereka adalah geng gosip di Eldera. Dan yah... Sam dan Vanessa dapat mendengar bisik bisik mereka dari tempat mereka duduk.
"Iya..." Ucap Vanessa.
"Kalo gitu, pulang bareng gue aja. Kasian ngerepotin Via sama Vero kalo mereka harus nungguin lo." Kata Sam. Vanessa hanya mengangguk.
"Lo sadar gak sih udah berapa kali lo nganterin gue? Maksud gue... Mmm... Gue mulai denger gosip gosip gak enak tentang kita." Ucap Vanessa ragu.
"Gak usah ditanggepin." Ucap Sam santai, dia mengetahui maksud 'gosip gak enak' yang Vanessa bilang itu mereka dianggap berpacaran oleh anak anak Eldera.
"Lo gak masalah sama gosip itu?" Kata Vanessa lagi. Sam hanya menggeleng. "Mereka cuma iri sama kedekatan kita." Ucap Sam. "Lagian, cowok most wanted yang gak pernah pacaran, tapi sekarang deket sama cewek pasti jadi berita besar. Oh ya, lo gak suka digosipin sama gue?" Ucap Sam mengerling jahil.
"Apaan banget. Ya nggak lah... Bisa bisa gue dimusuhin sama fans lo." Ucap Vanessa sambil bergidik antara campuran ngeri dan jijik.
"Yakin? Beneran? Bohong yaa?" Goda Sam. Vanessa mendengus kesal.
"Lo tuh ya nyebelinnya tingkat de---"
"Saammmm...."
"Astaga, tuh cewek cabe dateng lagi. Ayo kabur." Sam menarik tangan Vanessa berlari ke koridor anak IPS, menghindari Angel.
"Sam, pelan pelan." Ucap Vanessa berlari mengikuti langkah Sam yang cepat.
"Cepetan dikit kenapa." Ucap Sam. Mereka berlari ke halaman belakang yang digosipkan sering terdapat 'penampakan'.
"S-sam... Kok kesini?" Tanya Vanessa terbata bata. Pasalnya Vanessa bukannya takut hantu. Tetapi, mereka hanya berdua disini. Disaat seperti ini, pikiran buruknya pasti selalu muncul.
"Lo takut?" Tanya Sam berbalik badan menghadap Vanessa. Vanessa yang tidak berhenti berjalan langsung menabrak dada bidang Sam lagi.
Rasa hangat dan nyaman dapat dirasakannya, ditambah aroma mint dari tubuh Sam yang menguar masuk ke dalam indra penciuman Vanessa. Sampai sampai Vanessa tidak sadar kalau dia terlalu lama berdiam dan terlalu dekat dengan Sam.
Sam awalnya terkejut Vanessa tidak bereaksi, tapi kemudian dia mengangkat tangan kanannya untuk mengusap rambut Vanessa dan menumpukan dagunya di atas kepala Vanessa. Dia dapat mencium aroma mint, persis seperti aromanya -hanya lebih girly, entah mint jenis apa itu- menguar dari tubuh gadis itu.
Beberapa saat kemudian, Vanessa menyadari kalau posisi mereka ini dekat sekali. Wajahnya langsung memerah. Walaupun Sam hanya mengelus rambutnya, tetapi tetapi saja ini terlihat seperti pelukan. Dan Vanessa segera melangkah mundur beberapa langkah dari Sam.
Sam yang juga gugup berusaha menetralkan dirinya dari kegugupan yang ia rasakan. "Perasaan dulu lo tingginya sehidung gue, sekarang cuma sedagu gue. Lambat ya pertumbuhan lo." Ucap Sam pada Vanessa.
"Lo aja yang kecepetan." Balas Vanessa wajahnya memerah. Sam menyadarinya dan langsung menghembuskan nafas lelah.
"Gue gak maksud... ermm... Kayak gitu tadi. Maaf." Ucap Sam pelan. Vanessa menunduk malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Coffee Latte
Teen FictionOur Series 1, cerita pertama dari trilogi Ours. Chriseo Samuel Christian, anak dingin dan tidak tersentuh, terutama pada orang yang tidak dikenalnya. Suka menghabiskan waktu dengan novelnya di Frez Cafe, meminum Vanilla Latte yang disukainya. Most w...