Ketegangan di Ruang makan Ratu Eliza

76 6 0
                                    

Suara ketukan keras berapa kali membuat telingaku terasa sakit aku menutup telingaku dengan bantal lalu membuka sedikit kembali mataku dan yyaahh... ternyata sudah pagi matahari sudah menusuk tembus ke dalam bawah air cahaya itu masih saja bisa masuk walau kita sekarang ada di dalam bawah air yang dalamnya istanah ini, tidak ketahui berapa dalamnya.

"Princes Spring ku mohon bangunlah kita harus makan bersama dengan Ratu di meja makan istanah dan kau tau ,aku tidak bisa masuk saja karna di dalam cuma ada udara dan aku tidak bisa berjalan masuk"ujar Jesika sambil berteriak

"Oohh astaga... aku lupa, Jesika tunggu sebentar aku mau bersiap-siap"ujarku sambil berteriak juga

"Baiklah kau taukan ruang makan kerajaan. aku dan teman-teman lain sudah lama menunggu kamu di sana jadi kamu cepat menyusul by"ujar Jesika kali ini santai

"Aahhh Apa... jesika mereka sudah bagun dan mereka semua sedang menunggku"ujarku kaget dan berteriak

Ternyata tidak ada jawaban. kurasa Jesika sudah pergi dan aku cepat-cepat membersihkan kamar ini dan merapikan bajuku lalu merapikan rambutku dengan sisir lalu mengkikat cantik rambutku dengan hiasan bunga yang kupasang di rambut.

Aku berjalan ke ruang makan dan ternyata semuanya sudah ada bahkan Ratu Eliza sudah ada di tempat duduknya dan teman-temanku menatapku sekarang karna mungkin mereka kesal karna aku telat bangun atau juga heran. dan kali ini hanya satu orang lagi yang tidak memperhatikanku dan cuek saja bahkan aku duduk di sampingnya sekarang, siapa lagi kalau bukan Park Shyeon, ku rasa dia sudah kembali ke sifat dinginya.

Mereka semua memandangku bahkan Ratu Eliza, tapi tidak buat Shyeon.

"Apa ada hal aneh yangku lewatkan sebelum aku datang? kenapa kalian menatapku semua....."ujarku pelan kelihatan bodoh

Mereka semua terdiam lalu tertawa bahkan Ratu juga menahan tawanya dengan tangannya yang putih pucat dan kelihatan halus.

"Hahaha... Spring kamu lucu bangunnya telat"ujar Calsie sambil tertawa

"Kau tau Spring kau sudah di bangunkan selama setengah jam dari jam 7 pagi sampai jam setengah 8 kami bangunkammu dan bahkan sihirku saja untuk menghentikan dengkuran yang kau buat saat kau tidur tidak bisa ku atasi malah kau semakin besar mendengkur"Ujar Baziba kesal

"Dan juga kau harus tau Spring kau melamun dalam tidurmu ,dan kau bilang Baziba selalu saja berkata jujur tapi sinis itu sangat menjengekelkan kurasa aku mau sumbat mulutnya pakai bakpau kalau dia berkata sinis hahahah... itu sangat lucu dan membuat Baziba keluar dan semakin kesalnya dia ingin sekali keluar lalu menabrak pintu itu dengan keras dia tidak lihat kalau pintu itu tertutup dan dia jatuh ke bawah lalu dia berdiri dan pergi deh".Ujar Calsie panjang lebar

"Seharusnya tuan putri selalu tepat waktu dalam bangun pagi dan tuan putri juga dengkurannya tidak keras bahkan cara tidur tuan putri tidak melebarkan kaki dan tangannya yang ingin menguasai tempat tidur sendiri"ujar Young tersenyum kepadaku namun juga menahan tawa

"Dan karna Calsie dan Baziba sudah capek bangunkan Princes Spring selama setengah jam akhirnya aku yang menggantikan mereka untuk menbagunkan kamu" sambung jesika masuk di selah pembicaraan Calsie.

"Satu hal lagi... Spring juga mengucapkan sesuatu tentang Shyeon saat dia melamun, dia bilang..."

Omongan Calsie langsung terhenti saat Shyeon tiba-tiba bertanya kepada Ratu Eliza dan seketika semua melupakan ucapan Calsie tadi. Dan akhirnya semua pupil mata biru tua, hijau dan ungu bahkan mata hitam jesika menatap mata Orange Ratu, dan memasang mimik wajah seriyus.

"Yang mulia..Ratu Eliza, kapan jam ujian Spring akan di mulai"Ujar Shyeon, dan kami semua langsung menatap Ratu

"Sore nanti menjelang malam dan Spring tidak akan tidur, ujiannya berlangsung paling lambat dari malam sampai subuh, lalu Spring sendiri yang datang ke tempat yang nanti akan kusuruh dia datangi"ujar Ratu Eliza santai sambil meminum teh khusus untuk Mermaid. dan serentak para pengawal Spring saling menatap satu sama lain

"Yang mulia mohon maaf... saya keberatan untuk tidak ikut menemani Spring untuk ujian".Ujar baziba dengan muka seriyus dan di lanjuti oleh young

"Yang mulia kami tidak bisa diam saja tidak menemani Spring karna Ratu Elianor menyuruh kami untuk selalu mengawal Spring dan membantu dia mendapatkan 4 kristal walau kami harus mati untuk membantunya..."ujar Young yang juga seriyus bahkan dia mengeram giginya bahwa dia sangat marah baru kali ini kulihat wajah Young yang marah

"Tetap kalian tidak bisa ikut bersama spring dia harus melakukannya sendiri!!!"ujar Ratu lantang dan tegas

Tiba-tiba Park Shyeon berdiri dari kursinya lalu menatap Ratu Eliza dengan mata biru tuanya yang tajam

"Apa kau sudah gila!!!"Ujar Shyeon berteriak dan memandang marah Ratu Eliza.

"Ssrrrrriiiiinnnggggggg...."

Bunyi suara pedang keluar dan pedang itu sangat pas menaruh di depan leher dan wajah Park Shyeon. sekali bergerak mungkin pedang tajam itu akan merobek leher dan kulit Shyeon.

"Kau sebaiknya jaga ucapanmu kepada Ratu Eliza, kalau kau tidak menjaga ucapanmu akan ku belah lehermu sehingga kepalamu jatuh di meja makan ini"ujar Jesika yang memasang pedang itu kepada leher Shyeon dan juga menatap marah Shyeon

"Aku tidak takut itu Jesika!! Kau Ratu Eliza apa kau tidak mengerti HHAa!!!! Kami para pengawal sudah berjanji pada Ratu kami untuk menemani dan membantu Spring dan kami juga bahkan rela mengorbankan nyawa kami ,dan apa bila kau melarang kami untuk ikut itu sama saja aku dan para temanku semua yang juga pengawal Ratu Elianor .melanggar janji setia kami pada Ratu kami dan kita akan di hukum mati dan mati dengan nama buruk sebagai penghianat kalau kami melanggar janji itu, Apa kau mengeriti HHAA!!!..."Ujar Shyeon marah dan dia selalu berteriak dia tidak peduli dengan pedang di lehernya

"Kau memang mau mati!!!, Dasar bodoh mati kau di pedangku"ujar Jesika marah dan...

"STOP!!! Kalian tenanglah dulu Jesika turunkan pedangmu aku tidak mau melihat kepala terpotong di atas meja makanku"ujar Ratu Eliza tegas menatap Jesika dan Shyeon

"Kalian semua tenanglah kumohon Shyeon kau kembali tenang dan netralkan suasana di ruang makan ini dan hati kalian juga harus tenang".

Kami semua kembali diam dan menetralkan susana di dalam ruang makan istana ini. Dan Shyeon kembali diam. Namun pupil matanya menatap tajam pupil mata orange Ratu Eliza.

"aku langsung saja kali ini Ujiannya semua berbahaya dan terdapat banyak resiko yang diambil dan mungkin saja, Spring akan lenyap di ujian pertama atau hancur di ujian kedua dan kalian dengan sendiri jugakan kalau Spring akan siap dengan semua resiko saat ujian di mulai, dan kalau kalian ingin membantu akan ku buat ujian ketiga dengan kalian para pengawal Ratu Eleanor dan termasuk juga Calsie..... , kalian harus siap mengorbangkan nyawa kalian nanti. untuk membantu Spring dan itu lebih Baik ,buat Park Shyeon untuk hukumannya yang kurangajar bicara padaku lebih baik dia mengorbankan nyawa dan badanya berdarah nanti di ujian ke 3 bersama kalian semua. dari pada di meja makanku"ujar Ratu tegas dan perkataan sinis yang dilontarkan perkataan tersebut kepada para pengawal Spring termasuk Shyeon yang tidak peduli dengan ucapan Ratu dia hanya diam dan menatap tajam ratu

seketika ada sura kecil jatuh ke piring terdengar nyaring. Dan semua mata melirik asal suara itu. Dan membuat mata mereka semua terkejut saat melihat asal suara itu.

"Maafkan aku air mataku... mengalir sendiri membasahi wajah ini" Air mataku terus turun walau di dalam air,air mataku bisa turun ke piring meja makan dan membuat bunyi seketika karna malu mereka semua menatapku dan aku langsung terbang menuju kamarku.

"Tidak usah mengejar Spring para pengawal".

Ratu Eliza langsung melirik Jesika

"Jesika kau keluar saja dulu... aku ingin berbicara 4 mata tentang mereka untuk membantu Spring dalam ujian".

"Baiklah Ratuku aku akan keluar sekarang"ujar Jesika berjalan keluar dengan ekor duyungnya.

SETELAH JESIKA KELUAR RATU ELIZA MULAI MULAI BERBICARA DENGAN 4 PENGAWAL YANG AKAN MEMBANTU DALAM UJIAN WALAU NYAWA TARUHANNYA.

The world of a fairy mysteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang