Renata menatap jam tangannya dengan kesal, nyatanya Julio belum menjemputnya sampai sekarang. padahal Julio tadi sudah berjanji akan mengajaknya ke supermarket untuk membelikannya cokelat. Yap! apalagi kalau bukan cokelat yang di janjikan Julio sejak tadi pagi."Ren, kenapa daritadi nunggu di luar? Emang Julionya belum jemput kamu?" Tanya Grace ketika melihat putrinya sedang berdiri di teras depan. Renata menoleh dan mengangguk pelan, "iya nih bu. Tadi katanya dia mau jemput. Tapi udah jam tiga belum jemput-jemput juga" ucap Renata kesal.
Grace berjalan mendekati Renata lalu tersenyum, "jangan gitu nak, mungkin Julio lagi sibuk atau punya urusan mendadak. Coba deh kamu sms atau telepon dulu" Grace memberi saran.
Dan Renata menuruni saran Grace. Dengan cepat, tangannya mengambil ponsel dan mengetik sesuatu disana.
Renata :
Lio lelet tulalit! Lo dimana sih? Kata nya mau jemput. Nih gue udah nunggu satu setengah jam tauk! Bisa jadi besi karat nih gue. KALO LO LAMA! POKOKNYA LO HARUS BELIIN GUE COKELAT YANG BANYAK!!!
Renata mengirim sms tersebut lalu tanpa menyimpannya ditas kecilnya. Siapa tau Julio membalas sms tersebut.
"Bushet, ngetik itu gak usah pake capslook kali. Julio itu masih normal mata nya, belum mines ataupun katarak!" Celetuk seseorang dari belakang Renata.
Renata menoleh dan mendongak. Ia mendapatkan Fari yaitu kakaknya yang berumur 24thn yang kini sedang mengintipnya saat mengirim sms tadi.
Renata menatap Fari, "sejak kapan lo disini? Perasaan tadi ibu yang ada di samping gue! Lo gak sopan banget sih main ngintip orang sms aja! Kenapa? Gak pernah sms sama seseorang ya?" Ucap Renata meledek.
"Dasar songong! Makanya gak nyadar, ibu udah ke belakang tadi pas lo lagi sms. Eh lo tau gak? Pas lo masih umur 10 thn lo bahkan lebih gak sopan. Lo selalu ngintip gue mandi bego!" Ucap Fari yang sukses membuat Renata malu.
Mengintip mandi? Menurut Renata Itu adalah hal terkonyol yang pernah di lakukannya. Renata mengalihkan pandangannya ke depan tidak ingin menatap Fari.
"Apa lo? Mau bilang apa lagi?" Tanya Fari dengan nada meledek.
Renata menutup kedua telinga nya.
"Tau ah! Gue pergi dulu" ucapnya lalu berjalan menuju terotoar.Renata berhenti disana dan menumpangi ojek untuk pergi ke rumah Julio. Memang rumah Renata dan Julio tidak terlalu jauh. Makanya Renata dapat menggunakan ojek sebagai alternatif kendaraan nya.
"Ini mas makasih ya" ucap Renata sambil menyerahkan selembar lima ribu dan selembar lagi dua ribu.
Ojek melaju meninggalkan Renata, gadis itu mulai berjalan memasuki pekarangan rumah Julio.
"Selamat sore" ucap Renata ketika melihat pintu depan terbuka lebar.
Baru saja Renata ingin mengucapkan 'selamat sore' lagi, tiba-tiba tante Ira sudah muncul di balik pintu dapur.Sepertinya tante Ira baru saja memasak - batin Renata.
"Eh ada Renata, sini masuk duku nak" ucap tante Ira mempersilahkan.
Renata sudah sangat akrab dengan tante Ira maupun om Jansen yang merupakan tante dan om nya Julio. Secara, Julio dan Renata sudah bersahabat dari Smp, tak jarang Renata juga sering berkunjung ke rumah Julio. Kadang suka membantu tante Ira dalam memasak, kadang juga hanya untuk bermain dan mengerjakan tugas dengan Julio. Bahkan keluarga Renata dan kaluarga Julio sudah saling mengenal dan terbilang akrab. Jika ada acara, mereka pasti akan saling mengundang. Dan mengenai mengapa Julio tinggal dengan tante Ira dan om Jansen, itu karena Orang tua Julio sudah meninggal pada saat Julio masih Smp. Tidak heran kalau Julio tidak menyikapi teman-teman nya yang sering menayakan kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Like You (Selesai)
JugendliteraturRenata tidak pernah menaruh perasaan nya pada Julio, tapi Renata tidak suka melihat Julio sedih, bagi Renata, kebahagiaan Julio adalah kebahagiaan nya juga. Namun, ketika keduanya tidak saling memiliki, tentang perasaan yang lama dan kembali lagi, m...