13. Sunday

172 21 2
                                    


Renata mengelap tangan nya dengan kain, setelah tadi ia memasak sarapan untuk nya dan untuk sahabat nya. Pagi ini, hari minggu, gadis itu sengaja bangun pagi agar dapat memasakan sarapan. Renata memang tidak jago memasak, namun walaupun begitu, Renata juga tau memasak masakan sederhana yang tidak meribetkan.
   Selesai memasak, kini Renata berjalan menuju kamar Julio, ingin membangun kan anak itu yang jika tidur, seperti orang mati. Susah nya minta ampun kalau di bangunin.

"Lio,.woy, Julio, bangun" ucap Renata kalem sambil menepuk lengan cowok itu. Julio hanya diam dalam tidurnya. Sekali lagi Renata menghembuskan nafasnya, ia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, membangunkan mayat hidup seperti Julio memang tidak gampang.

"Julio! Bangun gak?!" Ucap Renata seraya menyonggol tubuh cowok itu. Julio hanya menoleh dengan gerakan malas, "hm? Apasih nek"

Renata menatap cowok itu kesal, "Hem ham hem, lo tuh yang apaan, udah jam 10 woy! Tetangga sebelah udah mandi, udah sarapan udah ke Ibadah malah, nah elu, masih disarang kayak burung!" Oceh Renata seperti seorang ibu yang memarahi anak nya. Mendengar ocehan Renata barusan, Julio membuka matanya yang masih sayup, "iya nek, maap. Lagian lo kayak ema-ema kalo marah-marah gitu" ucap Julio kemudian memeluk bantal sambil menutup matanya lagi.
    "Julio ih! Bangun gak?! Ga mau bangun? Oke gue pulang!" Ucap Renata sambil berdiri.

Tiba-tiba Julio menahan pergelangan tangan nya, "yaudah, yaudah gue bangun nih yah, udah nih yah udah bangun. Jangan pergi!"

Julio berdiri, sementara Renata berjalan didepan nya, "gue udah bikinin sarapan. Gue udah makan, tinggal lo aja yang belum" ucap Renata karena memang dirinya tadi sudah sarapan duluan.

"Ih kok makan duluan sih, gak nunggu-nunggu" ucap Julio dengan suara agak serak. Renata menatap nya datar, "makanya kalo pengen sarapan bareng, lo harus bangun pagi!" Ucap Renata lalu mengalihkan pandangan nya ke depan.

Sementara Julio mengambil makanan nya didapur, Renata pergi menuju teras depan. Ia duduk sambil mengisi soal dari buku bahasa.inggris milik Julio. Setelah tadi pagi ia melihat-lihat buku-buku pelajaran Julio, ia melihat ada selembar soal yang belum dijawab oleh cowok itu. Dibanding tidak ada kerjaan, Renata memilih mengisi soal-soal itu.

Tiba-tiba Renata merasakan sesuatu memukul pelan kepalanya, ia mendongkak dan mendapatkan Julio dengan asik nya memukul pelan kepalanya dengan sendok. "Lio apaan sih! Ganggu aja!" Protes Renata sambil mengelus-elus kepala nya.

Julio tersenyum tanpa dosa, "suapin".

"Gue lagi ngerjain PR elu bego! Lagian udah gede kayak gitu masih aja mau disuapin" ucap Renata kemudian kembali fokus pada soal-soal itu.

"Yaudah ngerjain soalnya nanti aja bentar, sekarang suapin gue dulu"

"Jangan aneh deh Lio!"

Julio menatap nya datar, "Ena mah pelit!"

"Bodooo!" Ucap Renata ketus.

Sepanjang pagi ini, Renata hanya sibuk dengan memgerjakan semua soal-soal Bahasa.Inggris yang ada dibuku cetak Julio. Bahkan tidak terasa sekarang sudah hampir jam tiga sore. Julio yang sudah mandi, dan rapi dengan celana jeans nya dipasangkan dengan baju kaos abu-abu polos, tiba-tiba muncul dibalik pintu kamar mandi. Menatap Renata yang sedang membereskan meja belajarnya.

"Meja belajar gue rapi kan nek" ucap Julio dengan bangga.

"Rapi dari jonggol! Ini gue aja yang beresin, juga!" Ucap Renata tanpa menoleh. Julio hanya tersemyum sambil mengedikkan bahunya.

"Nek, jalan-jalan yuk!" Ucap Julio sambil merapikan rambutnya.

Renata akhirnya menoleh, "gue belom mandi juga".

Julio melingkarkan handuknya dileher Renata, membuat cewek itu mengangkat alisnya, menatap Julio bingung.

"Udah mandi sana, ntar beganti nya pake baju gue, terus jalan-jalan" ucap Julio kalem. Renata memutar kedua bola matanya, "baju lo kebesaran" ucap Renata datar.

"Tenang nanti gue pilihin yang pas sama lo" ucap Julio sambil membuka lemari baju nya. Renata masih diam ditempat nya, masih dilengkapi dengan tatapan bingung nya.

"Kenapa belom masuk ke kamar mandi? Pengen gue mandiin?" Tanya cowok itu sambil tersenyum jahil.

"Najis!" Ucap Renata sebelum cewek itu masuk ke kamar mandi. Sedangkan Julio hanya tertawa ringan mengingat raut wajah Renata tadi.

***

"Kapan-kapan ajak gue lagi ya ke cafe itu! Enak banget gue baru pertama kali nya cafe itu!" Ucap Renata girang sambil berjalan mundur dengan raut wajah gembira. Ia berjalan mendahului Julio sehingga membuat dirinya harus menoleh ke belekang ketika berbicara dengan Julio.

"Jalan nya ke depan nek bukan ke bekalang. Awas ntar ke sangkut!"

Renata menggeleng pelan, "enggak kok, nggak bakal ke - Aww!"

"Nah itu di bilangin juga jalan ke depan bukan ke belakang" ucap Julio sambil menahan tawanya.

"Anjir, orang udah jatoh juga malah diketawain! Bantuin kek!" Ucap Renata yang sudah duduk diatas tanah. Karena tersangkut batu tadi.
     Setelah tadi mereka makan disebuah cafe dekat rumah Julio. Kini mereka sudah berjalan menuju tempat parkir. Sebenarnya tidak perlu memakai motor untuk ke cafe itu, tapi mengingat Julio yang sekaligus akan mengantar Renata pulang, Julio memutuskan untuk membawa motornya.

"Yaudah sini, songong sih gak mau dengerin apa kata gue!"

"Udah ih jangan ceramah, sakit tau kaki gue, kalo gue gak bisa jalan, mau apa lo?" Tanya Renata sementara Julio sedang membantu nya menuju motor cowok itu.

"Lebay!" Cibir Julio enteng. Sedangkan yang menjadi lawan bicaranya hanya memasang raut wajah kesal, dan memprotes didalam hatinya.

Jalanan tampak ramai disore ini, banyak jajanan yang dibuka dipinggiran jalan. Ada beberapa gedunng tinggi yang tertinggal dibelakang seiring cepat nya motor melaju. Sinar matahari yang mulai berwarna orange merah, terlihat betul betapa indah nya alam ciptaan yang maha kuasa.
   Tak selang beberapa menit kemudian, motor besar Julio mulai memasuki pekarangan rumah Renata. Julio segera mematikan motor dan membuka helm nya, sedangkan cewek yang di bonceng nya masih kesulitan membuka helm yang dipakainya.

Julio menggeleng pelan, "makanya jadi cewek jangan cuma tau make-up doang" ucap Julio sambil membantu Renata membuka helm nya. Renata menatap cowok itu penuh tanda tanya, "apa lo bilang barusan? Make-up? Gue gak pernah tuh sentuh kayak gituan" protes Renata yang memang benar adanya.  Julio hanya mengedikkan bahunya acuh tak acuh.
   "Mau mampir gak?" Tanya Renata lalu melirik rumah nya.

   "Siapa-siapa aja didalam?" Tanya Julio balik.

   "Gak tau lah Lio, orang dari kameren gue gak dirumah juga" Renata memutar malas kedua matanya.

Julio tampak berpikir sebentar, apakah ia harus mampir atau tidak? Sebenarnya ia juga malas kalau dirumah nya, tidak ada siapa-siapa secara om dan tantenya sedang keluar dari kemarin hari. Seakan tau apa yang dipikirkan oleh Julio, Renata langsung menarik tangan Julio, "gak usah banyak mikir!" Ucap Renata sambil menarik membawa cowok itu masuk kerumah nya.

"Malam semuanya" salam Renata ketika melihat diruang tamu sedang ramai.


***

See u next chapter guys^ ^

Just Like You (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang