"Renata! Gileee,.lo udah tambah cantik! Gue kangen elu!" Pekik seorang gadis sambil berlari memeluk Renata.Gadis itu memiliki tinggi dua senti lebih pendek dari Renata, rambut nya berwarna pirang cokelat dengan potongan rambut sebahu. Berbeda dengan Renata yang memiliki rambut panjang hitam pakat. Cewek itu terlihat imut dengan kedua bola mata nya yang berukuran besar dan bulu matanya yang lentik. Berbeda jauh dengan mata Renata yang hampir dikatakan sipit.
"Anjir Ra,! Ngomong nya pelan-pelan aja kali, gak usah pake toa, telinga gue nih kasian" protes Renata kalem.
Gadis itu hanya terkekeh pelan, gadis penggirang yang adalah saudara Renata dari Bandung, namanya Tiara Carlia Prawijaya. Tiara adalah anak saudara dengan Renata, secara papa Tiara merupakan kakak dari ayah Renata.
"hehee,.lagian gue kangen banget sama lo Renata. Gimana gak kangen coba, gue terakhir ketemu lo pas Smp kelas satu pas liburan Natal di Bandung. Setelah itu, lo gak pergi-pergi ke Bandung!" Tiara mulai curhat. Renata hanya tertawa pelan, "ya kali gue pulang pergi bandung, gue kan juga sibuk disini"
"Oh iya Ren, itu yang dibelakang ganteng tuh, tinggi, kece Ren. Doi lu ya?" Bisik Tiara pelan ditelinga Renata sambil melirik Julio. Renata melirik Julio sebentar lalu tertawa pelan, "body guard gue Ra!"
Julio yang mendengar ucapan Renata, tiba-tiba mendorong kepala Renata dengan jari telunjuk nya, "ngomong tuh jangan ngasal" Ucap Julio santai.
"Ishh!" Desis Renata pelan.Renata mengusap pelan kepala nya kemudian menatap lurus kedepan, gadis itu kmbali menatap Tiara, "mama papa lo juga dateng? Tumben nih ya kalian dateng tanpa nelpon keluarga gue dulu" ucap Renata kalem.
"Emang lo gak seneng keluarga gue dateng?" Tanya Tiara sambil mengangkat alis nya.
"Jangan ngigok lo ya!, yaa gue seneng lah!"Malam ini Renata senang ketika mendengar Tiara akan pindah ke Sekolah nya. Alasan nya hanya satu, ia ingin bersekolah dengan saudara satu nya ini, Renata. Bagi Tiara, Renata adalah kakak perempuan nya walaupun beda Ibu dan Ayah. Perbedaan umur Renata dan Tiara juga tidak jauh, Renata lahir pada bulan Mei dan Tiara lahir pada bulan Juli. Namun masih pada tahun yang sama. Dan mulai hari ini, Tiara akan tinggal dirumah Renata namun berbeda kamar.
"Mulai besok lo ke Sekolah bareng gue!" Ucap Renata yang merupakan perintah.
"Lo ke Sekolahnya pake apa?" Tanya Tiara yang sedang mengatur lemari baju nya.
Setelah tadi Tiara bertanya dengan Renata tentang semua yang ada di Sma Jaya Merpati, Tiara hanya mengangguk sambil menanti hari esok yang adalah hari pertamanya di Sma Jaya Merpati.
Renata tiba-tiba teringat sesuatu, ia lupa mengatakan tadi pada Julio sebelum Julio pulang tentang besok pagi. Rencana nya Renata akan menyuruh Fari atau ayah nya untuk mengantar nya dan Tiara ke Sekolah.
"Gue sih biasa dijemput sama Julio" ucap Renata lemas.
Tiba-tiba Tiara menarik tangan Renata cepat, dan membawa ke atas ranjang. Mereka duduk sambil berhadapan, Tiara menatap Renata, "btw yang tadi namanya Julio? Dia siapa nya elu Ren?" Tanya Tiara penasaran.
"Kepo deh!"
"Ih serius kali Ren"
"Temen gue,.eh enggak sih, dia itu sahabat gue" ucap Renata santai.
"Sahabat? Sejak kapan cewek dan cowok bisa sahabatan? Lo gak punya rasa sama dia?" Tanya Tiara dengan mata melotot.
Renata hanya merespon Tiara dengan mengedikkan kedua bahunya, "berarti bisa dong. Bukti nya gue sama Julio sahabatan sampe sekarang"
"Sejak kapan kalian sahabatan Ren?"
Renata berpikir sejenak, "sejak Smp, awalnya gue sama dia duduk sebangku doang, terus ada tragedi yang menimpa dia. Kedua orangtua dia mati karena kecelakaan, dan saat itu gue udah janji buat selalu ada buat dia gak bakal ninggalin dia. Dia sekarang tinggal bareng om tante nya dia, ayah ibu gue juga udah akrab banget sama om tante nya Julio. Pokoknya gue sama Julio kayak kakak-adek" jelas Renata panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Like You (Selesai)
Teen FictionRenata tidak pernah menaruh perasaan nya pada Julio, tapi Renata tidak suka melihat Julio sedih, bagi Renata, kebahagiaan Julio adalah kebahagiaan nya juga. Namun, ketika keduanya tidak saling memiliki, tentang perasaan yang lama dan kembali lagi, m...