Butiran-butiran titik hujan menempel pada kaca mobil, hari terlihat sangat gelap bahkan bintang pun tak tampak. Aku membuka sedikit kaca mobil, membiarkan butiran-butiran itu masuk kedalam mobil. Aku kurang terbiasa dengan AC mobil, maklum sebagian besar waktuku kuhabiskan dengan motor matikku daripada duduk nyaman didalam mobil.
"Perlu kumatikan ACnya? Aku lupa kamu ga terlalu suka AC, dinginnya ga enak katamu dulu,"aku menoleh memandang Andra yang tersenyum memandangku.
"Kamu masih ingat, padahal itu sudah lama benget."
"Soalnya kamu selalu bawel, protes kalau aku nyalain AC full. Dulu aku kan sering nganterin kamu pulang, kalau kamu ga ada ojek atau kalau sedang hujan kayak gini."
Dulu aku kesekolah selalu diantar-jemput ojek langganan kepercayaan mama, soalnya rumahku lumayan jauh dari sekolah dan lebih cepat juga sampai sekolah. Kalau tukang ojeknya mendadak sakit atau motornya mendadak ngadat atau lagi hujan, ayahlah yang ngantarku dengan mobil butut kami, pulangnya Andra dengan sukarela akan mengantarku.
"Rumahmu belum pindah kan?"
"Belum, lagian mau pindah kemana juga."
"Jadi ini aku anter kerumah?"tanyanya.
"Ga, kekontrakkanku. Aku sekarang ngontrak rumah bareng Gita, supaya dekat kantor. Soalnya jalanan sini macetnya minta ampun, kalau aku berangkat kekantor dari rumah bisa-bisa waktu makan siang aku baru nyampe.
"Gita teman SDmu itu?"
"Lebih tepatnya, teman seumur hidup,"dia mengerutkan dahinya tidak mengerti. "Soalnya kami kenal sudah dari orok, orangtua kami juga sudah kenal lama. Dan sampai sekarang aku masih temenan sama dia, dan akan seterusnya temenan sama dia."
"Jadi, alamat kontrakkanmu dimana?"
"Jalan aja, nanti aku kasih tau sambil jalan,"mendadak hujan semakin menderas, mau tidak mau aku menutup rapat jendela mobil.
"Kamu ga punya teman dekat selain Gita?"aku menggeleng cepat, aku memang bukan tipe orang yang mudah akrab dengan orang lain. Kalau teman aku memang punya banyak, karena dari dulu aktif dalam banyak kegiatan tapi kalau akrab cuman sedikit termasuk Andra."Kamu tau'kan, dari dulu aku tu orangnya terlalu serius dan fokus, jadi kadang orang ga tahan deket-deket sama aku, capek katanya?"
"Trus kenapa Gita bisa tahan sama kamu? Apa kamu sama Gita sama-sama fokus pada perteman yang dimulai dari orok,"aku menoleh padanya sudut bibirnya terangkat menatapku. Huh, dia memang Andra yang dulu bisa-bisanya dia bercanda garing seperti ini.
"Kamu lagi bercanda?"tanyaku takjub, dia hanya nyengir. Setelah itu kami tidak habis-habisnya berceloteh tidak jelas, dan terus tidak tertawa tanpa henti.
"Kayaknya sudah sampe. Rumah nomer 4 kan,"dia menepikan mobil tepat didepan pagar rumah nomer 4.
"Mau mampir?"tawarku berharap dia mau mampir, supaya aku bisa lebih lama bersamanya.
"Mungkin lain kali,"aku sedikit kecewa mendengar jawabannya."Tapi lain kali kalau aku mampir, kamu harus sediakan pisang goreng buatanmu, dulu kamu sering bikin pisang goreng kalau kita kerja kelompok dirumahmu."
"Oke, ga masalah. Sampai ketemu lagi,"aku menarik handle pintu mobilnya.
"Pakai ini, diluar hujan nanti kamu basah,"dia menyerahkan sebuah payung padaku. Aku tersenyum menerimanya, cepat aku keluar dari mobilnya menunggu sampai mobilnya hilang dari pandanganku sebelum masuk kedalam rumah.
---------
Aku berusaha meneliti kembali satu demi satu angka-angka yang tertera di kertas yang baru saja aku print. Aku tidak mau ada kekeliruan sedikitpun, kalau masalah pekerjaan aku merupakan tipe orang yang perfeksionis. Aku bisa dua sampai tiga kali mengoreksi laporanku sampai kuanggap sempurna, sebelum kuberikan pada bu Dewi bosku. Tiba-tiba konsentrasi terganggu karena bunyi hpku, aku mengambil hpku yang terletak dimeja kerjaku. Begitu ku lihat dari Andra seketika kesalku akibat bunyi hp yang menggangguku sekejap menghilang, menjadi rasa senang yang tanpa kusadari membentuk sebuah senyum dibibirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama
RomanceTentang Nena dan Andra yang dekat saat SMP. Nena yang terlalu fokus dengan studinya tidak pernah benar-benar menyadari perasaan Andra. Dia hanya merasa sosok Andra adalah laki-laki terbaik yang menyandang gelar sahabatnya. Perpisahan mereka setelah...