Kita dari Awal

304 9 0
                                    

Akhirnya selesai, ini adalah bab terakhir dan bab yang paling panjang semoga ga capek bacanya. Terima kasih untuk semua yang mampir ke sini dan baca ceritaku. Terima kasih banyak, pokoknya untuk kalian semua. I love you all, dan selamat membaca^^

*****

"Na, buruan Andra sudah jemput,"teriak Gita, dengan cepat aku memeriksa pantulan diriku dihadapan cermin setelah merasa sempurna aku bergegas keluar dari kamarku. "Duh, yang sudah resmi. Lama amat dandannya, mau kemana sih rapi banget. Mau ketemu mertua ya Na?"aku hanya melirik Gita jengkel. Sejak aku mengatakan kalau aku dan Andra sudah resmi memantapkan hati untuk mulai berpacaran, sejak saat itulah Gita selalu bawel setiap kali Andra datang. "Na, kemana sih?"dia masih keukeh menanyaiku sampai mengikutiku keteras depan.

"Apaan sih Git, bawel banget. Aku aja yang pernah nanya-nanya kalau kamu pergi sama Anton."

"Beda kali Na."

"Apanya yang beda?"sahut Andra yang mendengar pernyataan Gita, Gita hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan. Gita memang bisa sangat bawel padaku, tapi kalau berhadapan dengan Andra dia tidak banyak mulut.

"Kalian mau kemana, rapi banget. Dari tadi nanyain Nena dia ga mau jawab,"Gita duduk dibangku disampingku dengan wajah penasaran yang menatap Andra memohon jawaban darinya.

"Memangnya kamu ga terima undangan?"kali ini Gita mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Andra, aku menggigit bibirku berusaha untuk tidak tertawa karena tumben-tumbenan Gita melupakan acara penting hari ini.

"Undangan apa?"tanya Nena perlahan, kali ini dia menolehkan wajahnya padaku menatapku dengan curiga.

"Reuni smp kita? Bukannya kamu yang antusias banget waktu itu ngasih undangannya ke aku, kamu bahkan ngancam kalau aku sampai ga bawa Nena hari ini."

Gita langsung berdiri dari duduknya, menatap sinis padaku dan aku hanya bisa tertawa ngakak melihat ekspresi paniknya.

"Tungguin, awas kalau sampai tinggalin aku. Karena aku ikut kalian malem ini, suka ga suka aku bakalan ikut kalian. Aku siap setengah jam lagi, kalau kalian berani jalan duluan awas aja,"ancamnya bergegas masuk kembali ke rumah diiringi tawaku.

"Kenapa dia bisa lupa? Bukan dia yang hampir setiap waktu ingetin kita buat datang ke acara ini?"kata Andra sambil bergeser sehingga sekarang dia duduk tepat disampingku, di bangku yang di tinggalkan Gita barusan.

"Itu karena dia terlalu ngurusin orang lain."

"Kamu kenapa ga ingetin dia, jahil banget jadi orang."

"Aku ingetin dia secara ga langsung, dia aja yang ga nyadar-nyadar dari tadi. Lagian kebanyakan bawel ngurusin orang, itu balesannya,"omelku. "Kenapa?"tanyaku saat menyadarinya menatapku lekat.

"Kita kembaran Na,"dia tersenyum simpul, aku langsung menatap pakaian yang kami kenakan yang senada padahal kami tidak janjian. "Kita sepikiran walau tanpa kata Na,"dia tersenyum senang sambil membawa tanganku ke dalam genggamannya.

"Ih, norak Dra. Emangnya anak smp yang baru pacaran, sama dikit bilang jodoh."

"Bukannya kita hari ini kembali jadi smp, jadi boleh dong norak dikit,"aku ikut tersenyum, sepikiran dengannya. Hari ini hari reuni smp kami, jadi biarkan kami bernostalgia dengan kenangan lama kami tanpa terbebani, karena memang itu salah satu tujuan dari reunikan?

"Udah ga usah kelamaan pandang-pandangannya,"tegur Gita yang sudah cantik dihadapan kami.

"Kamu ga datang bareng Anton?"aku benar-benar penasaran karena biasanya Gita paling anti dengan yang namanya sendiri, dia paling ogah kalau di tuduh jomlo.

Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang