Aku membuka satu kotak besar yang selama ini kuletakkan disudut kamarku. Membukanya perlahan, menatap satu per satu benda-benda didalamnya. Setiap benda didalam kotak ini adalah harta karun yang telah kusimpan selama sepuluh tahun ini, aku sudah memantapkan hatiku. Aku harus tegas, aku harus membuangnya sebagai bukti kesungguhanku.
----------
"Na, ini oleh-oleh,"dia menaruh sebuah jepit rambut berbentuk hati ketelapak tanganku."Kok, ini sih. Katamu di Prancis banyak coklat enak?"
"Pantesan kamu gemuk, yang diinget cuman makanan aja. Aku kasih ini supaya kamu bisa kelihatan lebih cewe."
Aku merengut."Emangnya aku bukan cewe, lagian kayak ginian juga banyak dijual disini. Kenapa harus jauh-jauh beli diluar negri sih."
"Sudah simpen aja, coklatnya ada tapi dirumah. Kalau mau kamu kerumahku ambil, sekalian kita ngerjakan tugas fisika."
"Tugas fisika yang mana?"tanyaku bingung.
"Tugas fisika, karena aku ga masuk seminggu buat menghadiri wisuda kakakku."
"Itu kan tugasmu, ga ada hubungannya denganku. Lagian kamu bilang perginya cuman tiga hari, taunya seminggu. Tau gitu aku minta oleh-olehnya yang banyak aja."
"Ye, mana aku tau. Akukan cuman modal badan doang kesana. Kamu harus bantuin aku Na, kamu kan tau aku ga begitu pinter fisika, lagian kamu kan teman belajarku."
"Itu kan waktu kelas sepuluh, sekarang kita sudah kelas sebelas."
"Teman belajar ga ada hubungannya dengan kelas kali."
"Aduh sebentar lagi ada seleksi Olimpiade Sains, aku mesti belajar. Kamu kan punya guru les privat kalau ga ngerti tanya aja sama dia."
"Kamu kan bisa belajar sambil ngajarin aku, fisika kan Sains juga. Entar sebagai gantinya aku ajarin kamu renang, kamu ga lulus kelas renangkan? Kita belajar dirumahku, kan dirumahku ada kolam renang."
"Kok kamu tau aku ga lulus kelas renang, kamu kan ga masuk waktu pelajaran olah raga kemaren."
"Ya iyalah kamu ga lulus. Semua orang juga tau, kamu itu kebalikan dari aku. Kamu memang pinter, tapi badan kamu kaku jadi ga bisa olahraga, lari sebentar aja sudah ngos-ngosan."
"Huh, baru menang lomba renang sekali aja bangga."
"Ga usah ngiri gitu. Aku aja ga iri waktu kamu dapet juara tiga lomba cedas cermat, tahun kemaren."
"Ngapain juga iri sama kamu, lagian kamu juga ga usah iri sama aku itukan cuman juara tiga. Kalau aku dapat juara satu baru kamu bisa iri."
"Juara tiga juga hebat kali Na."
"Ga, juara tiga itu ga cukup. Aku harusnya bisa dapet juara satu."
"Kamu itu ya, obsesi banget sama peringkat. Satu sekolah juga tahu kamu paling pinter, ga usah terlalu keras cuman karena ga dapet juara satu. Ya, sudah kamu mau ga sama tawaranku yang tadi. Minggu depan kamu ujian ulang renangkan?"
"Oke deh, tapi kamu harus ajarin aku renang sampai aku bisa ya,"acamku.
"Iya, beres. Jadi pulang sekolah nanti kamu langsung kerumahku ya!"
"Ga, aku pulang dulu. Aku belum ijin sama ibu."
"Oke, aku anter kamu pulang. Baru kamu kerumahku."
"Oke!!"
---------
"Na, angkat kakimu lebih tinggi,"perintah Andra dari tepi kolam renang sambil minum jus jambu dengan santai, aku hanya bisa cemberut melihatnya."Katanya mau ngajarin aku? Dari tadi kerjaanmu duduk disana sambil minum dan teriak-teriak,"protesku, tapi tetap melakukan perintahnya.
"Liat dari sini aja aku sudah tahu, kamu memang benar-benar ga bisa diharapkan kalau masalah olahraga. Memangnya kamu dulu waktu sd ga ada pelajaran renang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama
RomanceTentang Nena dan Andra yang dekat saat SMP. Nena yang terlalu fokus dengan studinya tidak pernah benar-benar menyadari perasaan Andra. Dia hanya merasa sosok Andra adalah laki-laki terbaik yang menyandang gelar sahabatnya. Perpisahan mereka setelah...