Aku memakan ayam asam-manisku dengan air mata yang terus meleleh dipipiku, tidak tau berapa banyak yang kumakan. Sampai akhirnya aku merasa ingin muntah karena perutku tidak sanggup lagi, karena terlalu penuh.
Dengan tergesa aku menuju toilet, memuntahkan semua yang baru saja kumakan kemudian menangis meraung-raung. Gita hanya diam menatapku, sama frustasinya denganku karena sekali lagi dia jadi saksi kehancuranku.
"Kayaknya aku benar-benar bodoh ya?"aku tertawa perih."Kemana semua kepintaranku, apa gunanya nilai sempurna dan semua piagam penghargaanku,"tangisku hampir kembali pecah, Gita terus saja diam, dari tadi dia belum mengeluarkan sepatah katapun."Dian sempat ga sadarkan selama tiga hari, setelah Andra berencana membatalkan pernikahan mereka,"mata Gita mendelik, kaget akan perkataanku."Padahal dia bilang suka padaku, dia bilang cinta padaku dan itu ga pernah berubah sejak sepuluh tahun lalu. Tapi aku ga bisa egois Git, setelah Andra cerita tentang Dian padaku,"aku kembali menangis.
"Terus, kamu memutuskan dengan egois untuk pergi dari Andra lagi?"katanya setelah tangisku sedikit mereda, mendengar ucapannya aku kembali menangis meraung-raung."Terserah kamu aja deh Na, aku ga bisa komentar lagi. Terus aja dengan kebodohanmu, dan jangan cari aku lagi kalau kamu cuman mau ngeluh tentang kebodohanmu,"ucapnya sinis, menutup pintu kamarku pelan membiarkanku menangis kembali sampai aku kelelahan dan jatuh tertidur.
----------
Ini sudah lima hari, sejak pembicaraanku dengan Andra yang tidak berujung baik. Sampai sekarang tidak pernah ada lagi komunikasi di antara kami, bahkan untuk urusan pekerjaan Andra menyerahkannya dengan orang lain sehingga aku tidak perlu menghubunginya. Aku juga tidak berniat menghubunginya, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan kepadanya. Lagipula jika aku melihatnya, mungkin yang dapat aku lakukan hanya menangis.Pembicaraan terakhir kami menyadarkanku, aku tidak mungkin menangis dihadapannya karena apabila aku nekad melakukan hal itu aku pastikan kami akan benar-benar kabur meninggalkan semuanya hanya untuk mencari bahagia kami.
Kalau aku melakukan itu bagaimana dengan Dian, dia sudah melakukan percobaan bunuh diri sekali dan mungkin akan melakukannya lagi, bahkan mungkin saja dia bisa melakukan hal yang lebih buruk dari itu. Aku tidak sanggup memikirkan itu, mungkin dengan kesakitan kami ini akan menyelamatkan satu nyawa.
"Kamu kenapa sih Na? Kamu gila kerja banget beberapa hari ini, dan kamu berantakan banget. Kamu kejar setoran untuk apa sih Na?"Mita yang benar-benar tidak tahan lagi, akhirnya menarik kursinya dan dengan nekad menumpu wajahnya di meja kerjaku padahal jam belum menunjukkan waktunya istirahat.
"Aku ngajukan cuti, bu Dewi terima. Tapi dengan syarat aku harus bisa menyelesaikan semua kerjaanku sebelum pergi?"
"Gila kamu, waktu hectic gini ngajuin cuti. Kamu tau kan, deadline untuk mall itu sudah di depan mata."
"Makanya aku harus menyelesaikan semuanya, jadi waktu aku oper ke Ardi dia ga sibuk lagi ngurusinnya. Aku sudah meeting sama client tentang konsep, dan aku juga sudah survey material. Kalau semua sudah deal, tinggal aku serahkan ke Ardi. Dia tinggal jadi pengawas, dan aku santai berlibur."
"Huh, pantesan aja kamu jadi kesayangan bu Dewi."
Aku tertawa,"Ya sudah, sana balik kemeja kamu. Jangan sampai bu Dewi keluar dari ruangannya untuk menegur kamu,"dia memberengut kesal, tapi akhirnya kembali juga menuju mejanya. Jangan sampai ni ratu rese atau kalau aku lagi patah hati, bisa-bisa dia ga berhenti ngata-ngatain aku seumur hidupku.
-----------
Aku menatap bingung ruangan ini, berusaha bergerak tapi hanya sakit yang kurasakan. Kepalaku sakit, bau kamar ini membuat kepalaku bertambah sakit. Sambil meringis menahan sakit badanku aku mencoba duduk, tangan kananku kebas. Aku menatap ngeri jarum infus yang menancap pada tangan kananku, akhirnya aku menyadari kalau ini pastilah Rumah Sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama
RomanceTentang Nena dan Andra yang dekat saat SMP. Nena yang terlalu fokus dengan studinya tidak pernah benar-benar menyadari perasaan Andra. Dia hanya merasa sosok Andra adalah laki-laki terbaik yang menyandang gelar sahabatnya. Perpisahan mereka setelah...