Alex's P.O.V
"Hei, itu Magic Desert!" seru Clark. Aku hanya melihat ke depan. Diam.
"Aku tidak sabar untuk menyerang para monster!" seru Clark lagi.
"Diamlah, sedari tadi hanya kau saja yang ribut." tegur Filia pada Clark. Clark cemberut.
Kami mendarat di suatu tempat. Entah dimana. Yang jelas bagian dari Magic Desert.
Mulai dari sana kami mulai berjalan.
Berjalan. Ya, berjalan. Berjalan terus.***
"Infinity," gumam Grette. Aku hanya mentapnya dingin. Oh, Alex, jangan lagi. Kau tadi sudah membuatnya sedih di desa karena membentaknya. Hei? Sejak kapan aku peduli padanya?
"Aku tidak menemukan apa-apa," gumam Sam. "Benar. Aku dari tadi tidak merasakan keadaan si Kalajengking itu," kata Filia menanggapi Sam. Sam hanya mengangguk.
Aku hanya diam mendengar mereka. Tidak tahu harus berkata apa. Namun, tiba-tiba aku melihat sebuah batu. Ya, batu. Entah mengapa batu itu terlihat sedikit... Berbeda?
Alex, itu hanya batu. Apa spesialnya sebuah batu? Bahkan dari tadi kau juga melihat beribu batu... Kerikil. Hah, cukup lucu. Oh, kurasa tidak.
Entah mengapa aku sangat penasaran pada batu itu. Tunggu... Batu. Adrian Linz bilang, jalan masuk Ocean Mermain di tandai dengan sebuah batu yang ada lukisan-lukisan atau gambar-gambar putri duyung. Jangan-jangan... Batu itu? Berarti, kalau benar, kami harus waspada. Aku yakin, si Kalajengking itu pasti ada di sekitarnya.
Eh? Tapi mengapa aku begitu yakin? Ah! Aku malas bicara pada yang lain kalau kami harus waspada. Aku telepati ke Filia saja kali ya...
"Filia!" ujarku pada Filia melalui telepati. Filia menengok ke arahku. Aku menggelengkan kepalaku pelan kepadanya.
"Jangan bicara. Begini, kalian harus waspada. Aku merasa ehm... Ada hal yang aneh. Aku akan pergi ke batu di depanku untuk memeriksa sesuatu. Tetap waspada!" jelasku. Filia terlihat bingung, namun, akhirnya dia mengangguk. Dan sepertinya dia memberi tahu yang lain.
Aku lalu berjalan ke arah batu itu. Aku kecewa. Tidak ada apa-apa disekitarnya. Eh? Aku bahkan belum menyentuh batu ini.
Aku menyentuh batu itu. Lalu mengusap-ngusapnya perlahan. Aku terkejut. Kami memang harus waspada! Batu ini...
Filia's P.O.V
Aku tidak mengerti mengapa Alex menyuruhku dan yang lain untuk waspada. Apa dia merasakan sesuatu? Heh, tidak mungkin! Yang bisa merasakan sesuatu 'kan hanya aku saja...
Tapi mungkin bisa? Entahlah. Soalnya, suara Alex terlihat meyakinkan. Eh, tunggu... Dia mengirimku telepati lagi!
Alex : Filia!
Filia : Ada apa?
Alex : Kita benar-benar harus waspada!
Filia : Heh, mengapa? Kau bisa merasakan sesuatu? Aku saja-
Alex : Percayalah padaku! Aku menemukan sebuah batu yang ada lukisan atau gambar putri duyungnya! Kita sudah dekat. Mengapa aku bilang kita harus waspada, karena pasti ada si Kalajengking di sekitar sini!
Filia : Eh? Kau serius?
Alex : Tentu saja...Aku tersenyum usil. Mengisengi Alex sepertinya seru... Eh? Kenapa aku bisa berfikir seperti itu? Ah, sudahlah... Isengi saja...
Filia : Mengapa kau memberi tahuku? Kenapa tidak Grette saja?
Alex : Eh? Apa yang kau bicarakan? Kenapa harus... Dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Next Guardians
FantasyApakah Superhero itu ada? Hahaha, teruslah bermimpi kawan. Tidak, kau tidak paham, kadang mimpi merupakan kunci dari semuanya. Bahkan untuk mengetahui siapa dirimu sebenarnya di hadapan muka bumi ini.