"Jadi sebenarnya siapa kalian? Aku tahu kalian bukan orang biasa-"
"Memang. Kami bukan orang biasa. Kami seorang Guardian, begitu pula dengan kau, Hanzel." Filia memotong perkataan Hanzel.
Sekarang mereka berada di sebuah gua laut. Kata Hanzel, tempat ini aman dan kebanyakan hewan laut datang ke sini.
"A-apa?"
"Yah. Kau seorang Guardian. Aku dapat merasakannya." jelas Filia. "Apa yang membuatmu yakin?" tanya Hanzel.
"Pertama, aku seorang Guardian yang bisa berteleportasi, membaca pikiran, mengendalikan bayangan, menghilang, dan merasakan gelombang energi atau kekuatan? Entahlah, tapi aku bisa. Kedua, kau bisa mengendalikan air-"
"Memaid memang bisa mengendalikan sihir. Sihirku adalah air dan aku tidak kaget akan hal itu." potong Hanzel.
"Hanzel, kau seorang Pangeran, maaf, tapi jangan memotong ucapanku." tutur Filia. "Tidak semua Pangeran harus sopan, bukan?" gerutu Hanzel.
"Baik, mari kulanjutkan. Ketiga, kau mempunyai rambut dan mata yang berwarna biru. Itu yang memperkuat jika kau adalah seorang Guardian." ujar Filia.
"Apakah kau mengalami suatu perubahan saat menggunakan sihirmu?" tanya Grette tiba-tiba. "Maksudmu?" tanya Hanzel balik.
"Maksudku, saat kau mengeluarkan kekuatan airmu, rambutmu dan matamu berubah menjadi biru." jelas Grette. "Hm, tidak." jawab Hanzel.
"Dia berbohong!" seru Filia. Sekarang, Hanzel merasa malu. "Hanzel, meski kau bohong, kau tidak bisa menutupinya dariku." ujar Filia.
Hanzel menghela napas, lalu kembali menatap Grette. "Ya, aku mengalami perubahan itu. Awalnya, rambut dan mataku berwarna hazel. Itu sebabnya aku dinamai Hanzel-berasal dari kata hazel-oleh orang tuaku." jelas Hanzel. Kali ini ia berkata jujur.
"Ya. Itu adalah ciri-ciri seorang Guardian," tutur Grette. "Bagaimana pendapat orang tuamu saat mengetahui hal itu?" tanya
"Entahlah, mereka terlihat... Biasa saja..." jawab Hanzel datar. "Aneh." gumam Grette.
"Tidak aneh bagi kaum Mermaid, Grette. Kami memang mengalami perubahan rambut di masa-masa puber. Tapi kalau mata, aku rasa tidak." jelas Hanzel. "Lalu, bagaimana-"
"Ayahku tidak pernah memperhatikan bola mataku," jawab Hanzel memotong ucapan Grette. "Atau kadang, aku suka memakai soft lens berwarna hazel." lanjut Hanzel.
"Mermaid memakai soft lens? Pft..." Filia tertawa. "Kau menganggapnya aneh karena kau belum lihat Mermaid Kingdom." kata Hanzel dingin.
"Ok. Maaf."
"Lalu, bagaimana dengan keadaan teman-teman kami?" tanya Grette sambil memandang teman-temannya yang belum sadar juga. Hanzel mengikuti arah pandangan Grette.
"Sebentar lagi. Tenang saja." jawab Hanzel santai.
"Hei, Hanzel, jika kau tidak-"
"Hah? Dimana aku?" tanya seseorang yang tidak sengaja memotong ucapan Grette. "Clark? Kau sudah sadar?" tanya Grette.
"Sadar dari apa?"
"Sudah, nanti aku jelaskan."
"Jelaskan sekarang. Aku ingin tahu yang sesungguhnya!"
"Tidak."
"Jelaskan!"
"Diam. Jika tidak kau akan ku bekukan, Dewa Petir."
"Terserah kau saja, Ratu Es. Meski sifatmu tidak dingin seperti Alex." sahut Clark.
"Aku mendengar namaku di sebut." sebuah suara datar bercampur dingin datang dari belakang Clark. Alex.
"W-whoa! Bung! Sejak kapan kau sadar?" tanya Clark. "Sejak kau menyebut namaku." jawab Alex datar. "Bisa seperti itu?" gumam Clark.
Alex menatap ke arah Grette. Oh, bukan ke arah Grette, tapi ke arah Hanzel yang ada di belakang Grette. Dia menatapnya heran, lalu berpikir sebentar.
"Hei! Kau Mermaid yang tadi menyerang kami kan?!" seru Alex emosi. Lalu mengeluarkan api di tangannya.
"Tahan, Alex. Dia seorang Guardian seperti kita." ujar Grette. Alex menatap Grette, lalu menatap Hanzel.
"Dia? Guardian? Kau tidak bercanda? Guardian itu hanya bisa diturunkan ke manusia, masa iya Mermaid bisa?" tanya Alex sambil sedikit tertawa. Hanzel menatapnya kesal. "Jika kau tidak tahu apa-apa tentangku, bisakah kau diam saja?" seru Hanzel."Dan bagaimana kau bisa mengendalikan api di dalam air?"
"Aku berada di dalam gelembung udara transparan. Memang kau tidak berpikir mengapa manusia seperti kami bernafas di dalam air sialan ini?"
"Tidak. Dan jangan menganggap tempat ini sialan, meskipun aku juga membencinya!"
"Santai, Bung. Memang kau siapa berani memperintahkan aku?"
"A-aku... Aku Pangeran Hanzel, dari Mermaid Kingdom." seru Hanzel lantang. "Waw, aku terkesan." sahut Alex dan Clark datar. Dan bersamaan.
"Hei, kalian sudahlah. Alex, aku bisa merasakan jika dia seorang Guardian. Dan kau jangan ragukan itu. Lagi pula, dia seorang Pangeran, kalian harus menghormatinya." tegur Filia.
"Terserah kau lah... Penyihir." cibir Clark. "Bisakah kau diam? Apa perlu-"
"Tidak. Terima kasih." Clark memotong ucapan Filia. Filia hanya mendengus kesal.
"Hei, aku dimana?" tanya beberapa orang secara bersamaan. "Akhirnya kalian sadar. Huft, baguslah." gumam Grette.
Prof. Camton melirik ke arah Hanzel. Matanya membesar. Ekspresinya menunjukkan jika ia sedang kaget, bersyukur, dan kagum.
"H... Ha-Hanzel?" gumamnya. Hanzel menengok ke arahnya sambil tersenyum menawan.
Sedangkan Para Guardian yang lain menatap kejadian di depan mereka sambil dikelilingi rasa kebingungan dan dihantui beribu pertanyaan.
***
Readers, mohon maaf lahir dan batin ya, maaf nih Gigy telat ngomong.
Sorry banget kalau Gigy lama updatenya. Soalnya, Gigy tuh mudik, nah, kampung ane itu di kaki gunung, jadi gak ada sinyal, hehehe... Mudah-mudahan, chapt ini seru ya...
Gigy tadinya mau sekalian ulas siapa Hanzel yang sesungguhnya, tapi, entah kenapa kalau langsung diulas di chapt ini, kayaknya gak seru gitu, hehehe😅
So, thanks banget yang udah setia nungguin update-annya The Next Guardians, yang baca, dan yang vote.
Thanks juga karena The Next Guardians udah nembus 1K Readers, waaa!!! Aku seneng abiezzz!!!
Clark : "Author Alay!"
Author : *Nendang Clark*
Clark : *Mental*Abaikan saja si Clark ya. Btw, aku mau nanya, siapa sih karakter favorit Readers? Emang masih ada beberapa yang belum keluar sih... Tapi Gigy pengen nanya...
Kalau Gigy pribadi sih suka Alex, Grette, dan Clark.
Alex, Grette, Clark : "Oh pantes..."
Author : "Udah diem, Gigy lagi baik nih..."
Alex, Grette, Clark : "Oke :)"Aih, lagi pada baik ya...
Oke, segini dulu dari Gigy, see you in the next chapter, Readers!!!😊
-Gigy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Next Guardians
FantasyApakah Superhero itu ada? Hahaha, teruslah bermimpi kawan. Tidak, kau tidak paham, kadang mimpi merupakan kunci dari semuanya. Bahkan untuk mengetahui siapa dirimu sebenarnya di hadapan muka bumi ini.