Grette's P.O.V
Sudah lama aku dan yang lain terbang untuk mancari Wonderful Forest. Huh, tempat pertama saja sudah sulit di cari apalagi tempat terakhir?
Hey, Grette! Kau tidak boleh putus asa! Kau seorang Guardians! Kau akan menjadi seorang Guardians yang tidak berguna kalau seperti ini!
Aku menengok ke arah teman-temanku. Mereka juga terlihat boring. Kecuali Prof. Camton yang sedang membaca peta berulang kali. Mungkin dia bingung kenapa Wonderful Forest sangat sulit di cari.
"Hey, apa itu?" sahut Caine tiba-tiba. Tangannya menunjuk ke depan. Ada hutan yang berwarna-warni, indah... Eh? Tapi tidak seindah aslinya.
"Itu... Wonderful Forest?" tanyaku. Prof. Camton mengangguk. "Indah..." gumam Clark. "Memang. Tapi bahaya," ucap Filia santai. Bisa-bisanya anak itu santai di saat seperti ini...
"Tunggu apa lagi? Ayo kita masuk!" ajak Prof. Camton.
Author's P.O.V
Mereka lalu memasuki hutan itu. Sambil berjalan. Mereka terdiam sejenak. "Hei, hutan ini... Normal..." gumam Caine. "Tidak senormal yang kau kira!" seru Filia. "Tetap waspada!" seru Grette.
Akhirnya mereka menjelajahi hutan itu lebih dalam lagi. "Aku belum menemukan sesuatu yang menarik," ucap Clark. "Aku sudah," ujar Filia.
"Bagaimana bisa?" tanya Clark yang mendekati gadis ungu itu. "Hei, aku ini Guardians yang bisa merasakan keadaan sekitar! Kurasa Caine juga," Filia menunjuk ke arah Caine yang sedang waspada.
"Mengapa aku dan Grette tidak bisa?" tanya Clark. Filia tersenyum, "Hihi... Simple," ucapnya. Dan itu membuat Clark memasang muka apa-yang-kau-maksud?
"Takdir..." ujar Filia santai. Clark menghela napas. Sedangkan Filia tertawa kecil.
"Hei, waspadalah! Aku merasakan ada yang datang dari udara!" ucap Caine. "Uh-oh, bagaimana kau tahu?" tanya Clark. "Gerakan angin, Clark. Kepakan sayapnya terdengar menyentuh udara di sekitarnya," jawab Caine.
"Jadi ini berdasarkan elemen yang ada di sini ya?" tanya Clark pada Filia. "Iya... Mungkin?" ucap Filia tidak yakin.
Tiba-tiba Caine melempar bola angin ke arah belakang. "A... Apa itu?" tanya Clark. "Aku tidak tahu, tapi dia pemangsa!" ujar Grette yang menunjuk ke arah burung hitam besar yang mempunyai gigi tajam dan cakar yang tajam. Kini, burung itu terjatuh lemas karena serangan Caine.
"Pisau es!" sahut Grette, kemudian banyak pisau es yang mengelilingi mereka. "Ini untuk melindungi kalian," ucap Grette.
Sudah berjam-jam mereka mengitari hutan ini. Tapi belum menemukan apa-apa...
"Professor, bagaimana cara keluar dari sini?" tanya Grette. "Ah! Aku akan tanya pada Guardian's Ball!" ucap Prof. Camton girang.
"Guardian's Ball, bagaimana kita bisa keluar dari hutan ini?" tanya Prof. Camton.
"Ada portal yang dapat berpindah-pindah di hutan ini. Saat ini, portal itu ada di suatu gua di pinggir sungai. Kalian harus masuk ke sana, berhati-hatilah karena banyak yang mengincar kalian," jawab Guardian's Ball.
"Mengapa mereka mengincar kita?" tanya Caine, seketika Guardian's Ball berubah menjadi warna putih.
"Entahlah... Mungkin mereka kelaparan?" jawab Guardian's Ball.
Yang lain hanya bisa menghela napas. "Hei! Waspada! Ada yang datang!" seru Filia. Dia sepertinya dapat merasakan bayangan makhluk yang datang itu.
Grette tengah bersiap dengan pisau-pisau es nya. "Clark, bisa kau bantu aku?" tanya Grette. Namun, Clark tidak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Next Guardians
FantezieApakah Superhero itu ada? Hahaha, teruslah bermimpi kawan. Tidak, kau tidak paham, kadang mimpi merupakan kunci dari semuanya. Bahkan untuk mengetahui siapa dirimu sebenarnya di hadapan muka bumi ini.