Ocean Mermaid 3 (About Hanzel)

324 25 2
                                    

"Professor... Kau mengenalnya?" tanya Grette heran. "Ya." jawab Prof. Camton singkat.

"K-kenapa bisa?" tanya Filia.

"Hanzel... Sesungguhnya ia adalah seorang manusia setengah Mermaid, tidak sepenuhnya Mermaid. Ibunya seorang manusia dan ayahnya Mermaid Prince di kala itu. Sama seperti kalian, ia di berikan kekuatan saat ibunya mengandungnya oleh para Guardians," ujar Prof. Camton.

"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Alex. Sam dan Caine masih diam karena mereka tidak tahu apa-apa.

"Aku... Maaf, Nak, aku tidak pernah memberi tahu kalian siapa aku sebenarnya. Aku... Kakek dari Hanzel," jawab Prof. Camton. Yang lain tercenggang kecuali Hanzel.

"Ibu Hanzel adalah anakku. Sang Ibu meninggal ketika melahirkannya. Sedangkan ayahnya, tidak bertanggung jawab atas itu semua. Lalu, Hanzel di rawat olehku. Seiring berjalannya waktu, aku memberi tahu Hanzel saat ibunya meninggal-"

"Aku marah pada diriku sendiri saat itu. Aku juga marah pada ayah yang tidak mau bertanggung jawab atas ini semua. Kakek memberitahukan aku jika aku adalah seorang manusia dan seekor duyung. Ia juga memberitahuku dimana ayahku tinggal. Dimana para Mermaid sepertiku tinggal, maka aku pergi ke sana dan tidak pernah kembali," Hanzel menarik napas,

"Saat itu aku jadi gelandangan-istilahnya begitu-di pinggir kota. Ayah menemukanku, lalu mengadopsiku. Awalnya, kami tidak saling kenal. Saat aku memberitahuku nama belakangku, ia tercenggang karena aku anaknya. Begitu juga aku, aku tidak mau bertemu ayahku meski aku ada di Mermaid Kingdom. Aku benci ayahku. Sejak saat itu, aku selalu kabur-kaburan dari istana. Aku pergi ke tempat yang kumau." lanjut Hanzel.

"Maafkan aku Kakek, aku telah meninggalkanmu seorang diri... Maaf, aku egois..." ujar Hanzel sambil menunduk. Prof. Camton hanya mengangguk lalu memeluk Hanzel.

"Hm... Apakah kau tahu tentang Guardian?" tanya Sam. "Ya. Aku tahu. Kakek pernah memberitahuku melalui Guardian's Ball. Aku tahu jika ada Guardian Misterius yang bisa membaca pikiran," Hanzel melirik sinis ke arah Filia. Filia hanya memutar bola matanya.

"Aku melindungi pikiranku dari-"

"Tunggu. Tadi Filia bisa membaca pikiranmu, Hanzel." potong Grette. "Ah, iya, tadi aku lupa menutup pikiranku menggunakan sihir..." terang Hanzel.

"Sekarang aku telah menutupnya. Apakah kalian tidak aneh? Filia terlihat penasaran sekali tentangku. Benar, kan Filia?" tanya Hanzel. Filia mengangguk, "Ya. Tepat saat masuk ke goa ini, aku tidak bisa membaca pikiran Hanzel. Dan aku sangat bingung," jawab Filia.

"Ah, iya! Tadi kenapa kau seperti tidak tahu siapa Guardian?" tanya Filia. "Hm... Aku hanya menyembunyikan saja. Aku hanya takut jika kalian bukanlah The Real Guardian." ujar Hanzel.

"A-apa maksudmu?"

"Kalian pasti tahu Aragondals bukan? Dia mempunyai pasukan yang dapat menyerupai siapa saja. Pasukan itu mencari Para Guardians dengan cara menyerupai siapa saja. Bahkan Guardian sekalipun. Pasukan itu akan mati jika Aragondals mati atau tidur saat Aragondals juga tidur. Semuanya bergantung pada Aragondals." jawab Hanzel.

"Darimana kau tahu itu?" tanya Sam kembali menginterogasi.

"Aku cucu Prof. Camton yang diberikan kekuatan Guardian Air. Kakek pernah ingin membacakan buku The Legend of Guardians, tapi aku menolaknya karena aku ingin membacanya sendiri. Saat itulah aku tahu semuanya," jawab Hanzel.

"Aku tahu sebelum kalian tahu. Bahkan sebelum aku bisa menggunakan sihirku." lanjut Hanzel.

"Jika kau tahu Aragondals... Apakah kau mempunyai tekad untuk melawannya?" tanya Caine. Hanzel mengangguk, "Tentu saja. Bukannya aku tidak mau bergerak, tapi, aku tahu jika aku tidak dapat melawannya sendiri. Aku... Menunggu kalian menjemputku." jelas Hanzel.

The Next GuardiansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang