"Kita sampai." ujar Hanzel sambil menatap-yang lebih pantas disebut dengan-teman-teman barunya.
"Waaw..." ujar para manusia kagum.
"Indah bukan?" tanya Hanzel.
"Biasa saja." kata Alex datar. Hanzel cemberut mendengarnya.
"Disebut apa Mermaid Kingdom ini?" tanya Grette. "Izinkan aku memperkenalkan... Ini, Seazrela, The Mermaid Kingdom!" ujar Hanzel.
"Indah... Ah! Tapi kita harus tetap menemukan ayahmu." celetuk Sam. "Yah, kau benar..." ujar Hanzel lirih sambil memandang ke arah depan, Istana Seazrela.
"Itu istananya?" tanya Clark. "Yap, tapi..." Hanzel terlihat ragu-ragu.
"Aku tahu, rasanya... Sangat sulit bukan?" tanya Caine sambil memegang bahu Hanzel. Hanzel mengangguk.
"Ups, maaf..." ujar Caine. Ia lupa kalau Hanzel adalah seorang Pangeran. Hanzel tersenyum menawan, "Tidak apa-apa. Aku anggap kalian teman-temanku dan tamu spesialku!" kata Hanzel ceria.
"Hm, ayo kita masuk!"
***
"Hei! Siapa kalian?!" ujar para penjaga istana. Lalu, sang penjaga melihat Hanzel. "Oh, maaf Yang Mulia... Apakah ini tamu anda?" tanya salah satu penjaga istana.
"Iya, Matt. Ini adalah tamuku. Bisakah kau mengantar kami semua ke dalam?" tanya Hanzel kepada Matt, penjaga istana yang bertanya padanya.
"Baik, Yang Mulia..." ujar Matt, lalu mengantar mereka semua.
Matt memimpin jalan di depan, sedangkan yang lain ada di belakangnya. "Kau sangat akrab dengan Matt, apakah dia salah satu temanmu di istana?" bisik Caine pada Hanzel.
"Yah... Matt bukan sekedar penjaga istana, ia juga merupakan penasihatku dan sahabatku. Dia sangat setia padaku." jawab Hanzel.
"Wait... Matt? Matthew?" tanya Clark sambil mengangkat salah satu alisnya. "Ya, itu nama asliku." ujar Matt yang ternyata mendengar pembicaraan mereka.
"Waa- tidak. Namamu sama dengan namaku." ujar Clark. "Sama bagaimana?" tanya Matt. "Hm, namaku Claricksone Matthew Johnson. Aku biasa dipanggil Clark. Tapi namaku ada Matthew nya, sama seperti namamu." jelas Clark.
"Oh iya? Aku tidak peduli. Lagi pula nama Clark di dunia ini sangat banyak. Bukan hanya kau saja, tapi kau tidak mempermasalahkannya." ujar Matt membuat Clark panas.
"Aku juga tidak mempermasalahkan nama Matthew. Aku hanya bilang namaku sama dengan namamu." tegas Clark.
"He-hei! Sudahlah... Bisakah kalian diam?" lerai Hanzel. Clark dan Matt langsung diam.
"Baik, sekarang kita sudah berada di depan pintu singgasana Raja dan Ratu Seazrela." ujar Matt, lalu kedua penjaga pintu tersebut membukakan pintu untuk mereka.
"Siapakah gerangan yang datang ke Seazrela?" ujar sang Raja. "Oh, anakku... Aku sungguh mengkhawatirkanmu..." sang Ratu terlihat khawatir ketika melihan Hanzel.
"Ayah, aku perkenalkan, mereka adalah tamu spesialku dan-"
"Cambrigeton?!" seru sang Raja terkejut melihat Prof. Camton. "Ada apa, menantuku?" tanya Prof. Camton. "Atau lebih tepat ku panggil mantan menantuku?"
"Siapa dia?" tanya sang Ratu. "Cambridgeton, kakek kandung Hanzel yang berdarah manusia." jawab Raja.
"Maaf tapi... Ayah, harus ku jelaskan meski aku malas menjelaskannya padamu. Mereka teman-temanku. Semua anak seusiaku di sini adalah seorang The Next Guardians." jelas Hanzel.
"The Next Guardians?" tanya sang Raja.
"Aku tahu, Ayah pasti tahu tentang mereka dalam buku legenda." ujar Hanzel.
"Ya. Aku pernah membaca tentang mereka. Sosok Superhero yang sangat berbeda dari yang lain. Misterius. Aku kagum pada mereka. Dan sekarang mereka muncul di hadapanku, sungguh itu adalah sebuah mimpi." ujar sang Raja.
"Ayah... Aku adalah seorang Guardian." ujar Hanzel.
"Sungguh? Apa kekuatanmu?" tanya sang Raja.
"Air. Kekuatanku adalah air." jawab Hanzel.
"Itu hanyalah sihir Mermaid, Hanzel. Bukan kekuatan seorang Guardian." ujar sang Raja. "Ekhem... Maaf Raja..." ujar Filia tiba-tiba.
"Sebelumnya, perkenalkan, aku Filiana Nolanda Wine. Aku biasa dipanggil Filia. Aku bukan Mermaid, melainkan manusia. Aku adalah seorang Mysterious Guardian, yakni Guardian yang dapat membaca pikiran, hipnotis, mengendalikan bayangan, dan teleportasi pada tempat tertentu. Aku juga dapat merasakan ada kekuatan Guardian dari Hanzel, karena ia dilindungi oleh cahaya biru dan hanya aku yang dapat melihatnya. Jadi, sudah jelas jika dia adalah seorang Guardian. Kau harus percaya padaku." ujar Filia.
"Oh, jadi begitu rahasiamu saat mengetahui seseorang adalah seorang Guardian?" ujar Para Guardians lewat telepati, menuju Filia.
"Binggo!" balas Filia.
Raja menatap Filia lekat-lekat. Mencari kebenaran dalam matanya. Namun, mata Filia memang memancarkan kebenaran.
"Aku percaya padamu. Lalu, apa tujuanmu membawa mereka ke sini, Hanzel?" tanya sang Raja.
"Mereka butuh istirahat. Mereka juga dapat melindungi kita semua jika ada serangan dari anak buah Aragondals," jawab Hanzel.
"Kau harus menerima mereka dengan baik. Kau akan berhutang pada mereka jika ucapanku benar bahwa anak buah Aragondals menyerang kita." lanjutnya.
"Baik. Para Guardians dan Prof. Camton, aku menyambut kalian di Seazrela!" sambut sang Raja.
"Joanne, kau dan yang lain siapkan kamar untuk tamu kita." ujar Raja pada seorang pembantu kerajaan.
"Baik, Tuan." ujar Joanne lalu pergi menyiapkan kamar.
"Terima kasih, Ayah, atas bantuanmu." ujar Hanzel sedikit tidak ikhlas. Kalian masih ingat kan jika Hanzel agak membenci ayahnya? Mungkin bukan 'agak' tapi memang benci.
"Sama-sama, Anakku, apapun untukmu." ujar sang Raja.
"Apapun untukku? Heh, omong kosong!" batin Hanzel.
***
Hello Readers... Maaf ya aku jarang update lagi... Huenggg maafff🙏
Maaf jg kalau chapt ini gk seru :( hueng :(
Pertama, kenapa aku jarang update, karena banyak tugas... Maklum, kelas 8 tugasnya lagi bejibun wkwkkw...
Kedua, ada ide sih, tapi kadang mager nulisnya, so maafkan yaaa muach :*
Prof. Camton : "Ya, maafkan Author, Readers... Hehe..."
Terima kasih Professor, anda telah membela Author :)
Thx yang sudah baca dan vote ceritaku, I LOVE YOU, READERS HAHAHA...
Btw, adakah Readers yang Direct?
Respon, please...-Gigy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Next Guardians
FantasíaApakah Superhero itu ada? Hahaha, teruslah bermimpi kawan. Tidak, kau tidak paham, kadang mimpi merupakan kunci dari semuanya. Bahkan untuk mengetahui siapa dirimu sebenarnya di hadapan muka bumi ini.