12 Days Later

22 2 0
                                    

Segera bukan berarti secepatnya. Kaylee bahkan tidak ingat kalau lusa setelah malam mengerikan itu, dia, Louis, dan si kembar harus pindah ke Los Angels. Menjadi juri di ajang X-Factor USA merupakan salah satu mimpi suaminya, Louis. Dan dia sendiri sudah menandatangani kontrak sejak beberapa bulan yang lalu. Terlepas dari apa yang sedang menimpa sahabatnya, Louis harus tetap menjadi juri disana.

Hari-hari di Los Angels tidak berjalan seperti apa yang Kaylee bayangkan. Kebanyakan dia lebih menghabiskan waktunya dirumah, bersama Lea dan Leo, dan seorang pengasuh anak, juga pembantu rumah tangga. Mereka berdua sangat baik, tapi tetap saja, mereka bukan Joanna, Lottie, Diana, atau bahkan Lia. Satu-satunya orang yang Kaylee harapkan bisa mengobrol dengannya kali ini adalah Louis. Tapi dia terlalu sibuk, sangat sibuk, melebih apapun yang pernah Kaylee ketahui. Louis pergi pagi dan pulang larut malam. Bahkan ada saat-saat dimana Kaylee sama sekali tidak bertemu dengannya, seperti misalnya saat pagi terbangun, Louis sudah berangkat, dan saat ingin tidur, Louis belum pulang. Tapi bagaimanapun, dia berjanji itu semua akan berakhir saat audisi Xfactor berakhir, dan Kaylee mengucapkan janji itu setiap hari dalam hatinya.

"Mrs Tomlinson, ini waktunya Lea dan Leo mandi. Tapi kurasa Leo lebih memilih berenang" kata Pomfrey, pengasuh Lea dan Leo. Dia kewalahan menggendong Leo yang merengek ingin lari ke kolam renang

"Mum!" jeritnya meminta dukungan. Wajahnya sudah memerah dan pipinya basah air mata.

Kaylee meninggalkan Lea yang sedang anteng makan bubur pisang di baby walkernya, kemudian menghampiri Leo.

"Kau mau berenang, love?"tanya Kaylee saat mengambil Leo dari gendongan Pomfrey. "Kolam renang itu terlalu besar untukmu"

"Swim" gumam Leo sambil melingkarkan kedua tangannya di leher Kaylee. "Swim, mummy"

Mata hijaunya menatap Kaylee penuh permohonan, mirip sekali dengan Louis, tatapan dimana tidak ada pilihan lain selain menuruti permintaannya.

Kaylee menghela napas sabar. "Fine"

Leo terlampau kegirangan dalam pelukan Kaylee.

"Pomfrey, tolong jaga Leo baik-baik, jangan sampai ke tengah. Mainnya di pinggir-pinggir saja" Kaylee memberitahu. "Oh, dan peralatan renang Leo ada di-"

"Lemari biru di ruang bermain, saya mengerti" jawabnya ramah, membuat Kaylee tersenyum sambil mengangguk.

"Aku mungkin akan menyusul, Lea pasti akan senang bergabung dengan Leo setelah makan" lanjutnya.

Pomfrey dan Leo berjalan menjauh setelah itu. Meninggalkan Kaylee dan Lea di ruang keluarga. Kembali duduk ditempatnya, tatapan Kaylee beralih ke Lea lagi, seolah tidak mendengarkan atau tidak peduli kepada abangnya barusan, ia masih tetap asik makan bubur pisangnya.

"Kau mau ikut berenang, Leany?" tanya Kaylee lembut saat mengambil alih sendok bubur darinya dan lanjut menyuapi Lea.

Dia tidak menjawab, atau lebih tepatnya pura-pura tidak mendengarkan. Karena matanya seakan menerawang dinding di belakang Kaylee.

"Oh, baiklah kalau tidak mau" goda Kaylee. "Seru lho, berenang itu"

Masih tidak menjawab, mulut Lea hanya terbuka, meminta suapan selanjutnya, dengan pandangan yang masih terpaku pada sesuatu dibelakang Kaylee. Hal itu membuat Kaylee menoleh kebelakang. Tidak menemukan apapun selain lemari buku dan dinding yang ditutupi wallpaper, Kaylee lanjut menyuapi Lea.

"Mum" bisik Lea kali ini menatap Kaylee. Mata hijau-biru-keunguannya terlihat menakjubkan terkena sinar matahari sore.

"Yes, sweetheart?" jawab Kaylee sambil membersihkan sekitar mulut Lea yang berantakan bubur pisang. Dia tak bisa menahan senyum mendengar anaknya menyebut kata itu.

TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang