Secret

26 2 0
                                    

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Niall menemukan secercah penghiburan dalam dirinya. Dia duduk di kasurnya, takut sekaligus bergairah membahas tentang rencana pergi ke Florida bersama Diana dan Harry lewat Skype. Dia diam-diam lega sekali mengetahui fakta kalau hubungannya dengan Harry sudah membaik, bahkan itu seakan tidak pernah terjadi.

"Tenang saja, Diana sudah pasti ikut. Kalau begitu kemasi barang-barangmu, oke? Kita ketemu di Orlando International Airport" kata Harry terlampau semangat.

"Oke" jawab Niall ragu. "Beritahu saja jam berapa pesawat mu landing"

"Aku dan Diana pakai jet"

"Sombong" Niall mencemooh. Disaat yang sama, ponsel yang hanya berjarak sekepalan tangan darinya bergetar dan menyala. Tertulis dilayarnya

From: Stefany

S.O.S

"Tapi nanti kukabari lagi---Niall?"

Niall terpaku pada ponselnya, dia menggeser layar ponsel. Segera mengetik balasan.

I'm on my way

"Oi!"

Suara Harry mengagetkannya, segera menyadarkannya kembali kalau dia masih terhubung dengan Diana dan Harry.

"Eh? Sori, apa tadi katamu barusan?"

"Nanti ku kabari lagi" Harry mengulang, sedikit terlihat curiga.

Bagaimanapun tidak ada yang boleh tahu kalau Niall dan detektif kenalannya itu masih saling berhubungan. Bukan dalam arti yang sesungguhnya, melainkan lebih untuk kepentingan tertentu.

"Yeah okay---look, I've gotta go. See you tomorrow Harry, Diana. Have fun" kata Niall cepat, mencoba bertingkah normal---dia lalu mengedipkan satu mata sebelum memutuskan sambungan video call dan menutup laptopnya.

Dia buru-buru mengambil mantel dan memakai bootsnya dan turun ke lantai bawah dimana ada keluarga besarnya menunggu untuk makan bersama, tapi dia melawati mereka begitu saja sambil mempercepat langkahnya ke pintu keluar.

"Niall, where are you going? You haven't eat your-"

"I'll be back soon" selanya, lalu keluar rumah mengabaikan tatapan cemas anggota keluarganya.

Niall membuka garasi lalu mengambil sepeda tuanya. Dia mengamati mobil Greg beberapa detik dan sadar kalau dia masih belum sanggup menyetir mobil lagi. Tapi sampai kapan?

Pertanyaan itu berulang dalam benaknya sampai ia tidak sadar kalau sudah cukup jauh mengayuh pedal sepeda. Niall tiba di taman pinggiran kota Mullingar dan segera memarkirkan sepedanya. Taman itu cukup ramai saat sore menjelang malam, biasanya di datangi oleh remaja-remaja yang ingin bermesraan dibalik semak belukar. Tapi Niall tidak tertarik dengan satupun kegiatan di tempat itu, dia lalu duduk di satu-satunya kursi taman, kembali mengamati ponselnya. Pesan terakhirnya masih berbunyi S.O.S. Tidak perlu diingatkan kembali, Niall akan segera datang ketempat dimana dia berada persis seperti beberapa pertemuan mereka sebelumnya, dan masih membahas hal yang sama.

Tapi kali ini, apa yang begitu penting? Pertemuan mereka sebelumnya berjalan alot.

"Hey, come with me. Quickly" Stefany datang entah dari mana, terlihat waspada seperti biasanya. Dia berjalan cepat dan Niall mengikutinya dibelakang.

Mereka berdua masuk ke mobil SUV milik Stefany, kehangatan seketika menjalar ditubuh Niall, namun hal itu seketika hilang saat wanita disebelahnya menatap Niall cemas sedetik lalu merogoh tasnya dan mengeluarkan amplop dokumen.

TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang