"Apa yang sebenarnya kau lakukan?!"
Niall mengabaikan teriakan Stefa begitu memasuki ruangan.
"Bagaimana...apa yang..." dia kehabisan kata-kata bahkan sebelum mulai bicara. Niall, yang sudah terlepas dari efek bius, muak sekali untuk menatapnya. "Kau mempersulit segalanya!"
"Apa yang kau pikirkan saat itu? Tindakanmu begitu bodoh!" Stefa mendekati tempat tidur Niall tanpa rasa takut. "Kau mengancamnya dengan gunting itu, Niall, kau berniat untuk membunuhnya!"
Niall tetap diam tidak peduli. Masih menatap kosong langit-langit kamar, apa lagi yang bisa ia lakukan, mengingat kedua tangannya masih terikat kencang pada tali hitam di masing-masing sisi.
"Kami semua memantau setiap gerak-gerik mu disini--tatap aku!" bentaknya, Niall tidak menggubris. "Kau sedang dalam masa percobaan, segalanya berjalan mulus sampai kau merusaknya kemarin. Sekarang bukti-bukti itu bertambah kuat dari caramu yang nyaris membunuh seorang perawat-"
"AKU TIDAK MEMBUNUH SIAPAPUN, OKE?" Kesabaran Niall sudah habis.
"Aku bilang nyaris" jawab Stefa sama ngototnya.
Niall sekali lagi diam, menyesal telah bicara.
"Jadi, mereka telah memutuskan..." kata Stefa ragu, sekilas melihat Niall yang tampaknya kembali tanpa ekspresi. "minggu depan sidang pertamamu"
"Sidang apa?"
"Kasus ini, tentu saja!"
Pucat. Niall tiba-tiba saja merasakan darahnya tidak mengalir. Membeku, seperti ada yang menyetel pendingin ruangan menjadi maksimal, dan diguyur air es sekaligus.
Bagaimana bisa? Sidang... Dia tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Apa yang akan dia katakan disana? Niall tidak sanggup membayangkannya.
"Kau benar-benar telah memperburuk keadaan, Niall"
"Bagaimana jika aku tidak mau datang?" pertanyaan anak kecil itu meluncur begitu saja.
"Harus ada alasan yang kuat-"
"Seperti sakit misalnya?"
Stefa mengangguk. "Sakit yang benar-benar sakit, keadaan dimana kau tidak bisa jalan dan berpikir jernih-"
"Seperti saat ini, kalau begitu?"
Stefa berdiri disampingnya, memperhatikan Niall sesaat sebelum mengatakan, "yeah, persis seperti ini"
Pikiran untuk percobaan bunuh diri minggu depan muncul dalam benaknya, jadi dia punya alasan untuk tidak datang, itupun kalau dia selamat seperti sekarang. Well, kalau tidak, itu berarti bonus...
Niall menggelengkan kepalanya membuang jauh-jauh pikiran itu. Rumah sakit membuatnya gila, semakin gila setiap harinya. Pikirannya tidak akan jernih jika setiap hari hanya keluar masuk ruangan-ruangan di lantai 6 ini.
"Ada pertanyaan?" Stefa bertanya.
"Apakah aku bisa keluar dari sini--maksudku, untuk jalan-jalan menghirup udara segar?"
"Kalau kau butuh udara segar, kau bisa minta perawat memberikanmu oksigen-"
"Bukan seperti itu!" sela Niall tak sabaran. "Aku ingin jalan-jalan. Aku bosan berada disini terus"
Karena selama berjam-jam Niall akhirnya terlepas dari efek bius, dia mengingat sesuatu tentang Lia, sesuatu tentang rumahnya dan benda yang ia sembunyikan. Meskipun Niall tidak bisa ingat detailnya dan tidak yakin petunjuk itu hanya mimpi atau nyata, tapi itu urusan belakangan, yang harus ia lakukan sekarang adalah keluar dari tempat ini dan mencari tahu kebenarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two
Random1. Her favorite place was Orlando 2. Alaska was where she wished to stay 3. She wanted dark gray hair 4. She said she was born to be an extraordinary person and I'm the one who would find her 5. Tea was her favorite drink It is all just a coincidenc...