Mereka memang ada disana. Dibalik cermin itu terdapat ruangan yang memisahkan Niall dengan keluarga dan kerabatnya. Mereka semua disana, duduk dan menyaksikan wawancara Niall, menunggu giliran masing-masing mendapat bagian diwawancara. Tidak ada satupun yang berkomentar atas apapun yang diucapkan Niall, apa yang keluar dari mulutnya terdengar seperti Niall yang biasanya: humoris dan tak mau kalah.
Maura Horan berusaha keras tidak meronta-ronta melihat kondisi anaknya saat Niall berdiri menghadap cermin, matanya menerawang namun tidak menemukan apapun, Niall kemudian keluar.
Sejak itu Kaylee, Diana, Louis, Liam dan sisa orang diruangan akhirnya bisa benar-benar bernapas, sejak tadi mereka berusaha tidak menimbulkan bunyi apapun, bunyi yang bisa membuat Niall curiga akan keberadaan mereka. Itu yang dokter sarankan tadi, karena dia bilang, kondisi Niall yang tidak stabil memungkinkan dia belum bisa bertemu dengan keluarga dan teman-temannya.
Wawancara mereka semua selesai sekitar satu jam. Dokter Wells menanyakan setiap detailnya hal mengenai Niall, dari sudut pandang keluarga maupun sebagai seorang sahabat. Tidak ada satupun dari mereka yang menjelek-jelekan Niall, tidak juga ada yang percaya tentang apa yang David katakan di pemakaman tadi. Kecuali dua orang yang absen dalam wawancara ini: Zayn dan Harry. Mereka berdua langsung pulang setelah introgasi di kantor polisi. Harry beralasan ada urusan lain, sementara Zayn memang terang-terangan tidak mau ikut.
Mereka semua diam-diam paham dengan tingkah Zayn yang menyalahkan Niall atas kematian Lia, tapi tidak ada satupun yang berani menyebut-nyebut hal itu, tidak kecuali wanita berambut pirang yang baru saja mendapat nama belakang baru, Kaylee Tomlinson. Dia seratus persen percaya bahwa ini semua kesalahannya, Niall dan Lia akan baik-baik saja kalau mereka tidak berniat menjemput keluarga kecilnya.
Keluarga Horan masih di dalam ruangan, berdebat dengan dokter tentang larangan bertemu Niall. Sementara Kaylee, Louis, dan Diana duduk di sofa ruang tunggu. Seharusnya mereka sudah pulang seperti Liam.
"I don't wanna go home" kata Kaylee keras kepala.
"But Lea and Leo-"
"They're both safe with Mum" Kaylee memotong perkataan Louis. Dia percaya Joanna, ibunya Louis, akan menjaga si kembar baik-baik. Seluruh keluarga Tomlinson segera pulang begitu selesai pemakaman, kecuali mereka berdua.
"Kaylee..." Diana menatapnya prihatin.
"Don't give me that look" Kaylee tampak emosi. "You guys actually know what's happening. How could you just sit here and pretending that there's nothing wrong?"
"We're not pretending. Yes I do know--we all are knowing what's going on here but there's nothing we can do, honey-"
"There are so many things we can do about it" koreksi Kaylee, sekarang berdiri menyilangkan tangannya didepan, "Apakah kalian tidak melihat bagaimana penampilannya didalam sana? Dia hancur. Bagaimana kalian bisa setenang ini?"
Louis dan Diana bertukar pandang tak nyaman, akhirnya Louis bicara, "Babe, let's talk about it in our home, we can figure it out, we-"
Kaylee mengelak dari sentuhan tangan Louis. "Satu-satunya yang harus kita bicarakan disini adalah tingkah laku Zayn. Aku tidak bodoh, aku tahu sesuatu terjadi antara Zayn dan pihak kepolisian"
"Zayn hanya meminta polisi menindak lanjuti kasus ini, karena itu Niall ada disini" Diana memberitahu, membuat Kaylee terkena serangan jantung.
"Hanya? Apa maksudmu hanya?" katanya terkejut. "Ini semua kecelakaan! Tidak ada yang harus di tindak lanjuti. Apa dia gila?"
"Tapi Zayn memberitahuku ada hal yang aneh dalam kecelakaan ini, dan semua dugaan itu memberatkan Niall"
"Fuck that!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Two
Random1. Her favorite place was Orlando 2. Alaska was where she wished to stay 3. She wanted dark gray hair 4. She said she was born to be an extraordinary person and I'm the one who would find her 5. Tea was her favorite drink It is all just a coincidenc...