Chapter 15

120 16 1
                                    

*Flashback On*

Farah's POV

Kenapa Arvin ga ngabarin gue ya? Dia lagi di mana sekarang?

Pikiran gue hanya berkutat ke Arvin. Gue cemas kenapa dia ga ngabarin gue dari tadi pagi. Gue pun melirik jam yang melingkar di tangan kiri gue.

Pukul 13.20.

Huft hampir jam setengah 2, Arvin di mana ya? Dari pada terus-terusan begini lebih baik gue telepon aja deh.

Gue pun beranjak dari balkon menuju kamar buat ngambil ponsel gue yang ada di nakas samping tempat tidur. Gue pun mengeceknya.

Ga ada pesan, dan ga ada panggilan masuk juga dari Arvin. Gue hanya menghela nafas pasrah kemudian mulai mencari kontak nomor Arvin. Namun, tidak di sangka sebuah panggilan telepon masuk.

Gue sempet antusias, tapi ketika gue lihat nama si penelpon, gue mulai menghela nafas gusar. Dengan enggan gue pun menganggatnya.

"Halo" sapa gue.

"Halo, Far. Lo lagi apa sekarang? Sibuk ga?" Jawab Sheril dari seberang sana.

"Gue lagi ga sibuk kok, ada apa emangnya?"

"Umm.. gimana kalo kita ke cafe? Dari pada lo diem aja di rumah. Ya ga?"

"Huft.. yaudah deh. Jemput gue ya?"

"Sip" gue pun mematikan telpon sepihak kemudian bersiap-siap karna bentar lagi Sheril akan datang buat jemput gue.

20 menit telah berlalu akhirnya Sheril pun datang dan kami bergegas pergi.

"Kita mau ke cafe mana ini?" Tanya gue. Sheril yang sedang menyetir langsung mengalihkan pandangan ke gue sekilas kemudian kembali fokus menyetir.

"Gue ada recomend cafe baru ini, suasana cafenya klasik gue suka. Gimana kalo kita kesana? Pasti lo bakalan suka deh sama cafenya"

"Yaudah sih terserah lo aja, gue lagi ga mood nih" ucap gue lesu.

"Lo kenapa sih? Pasti mikirin Arvin kan?"

"Ya gitu deh, gue cemas dia ga ngubungi gue dari tadi pagi"

"Yaudah sih tenang aja, nanti dia bakal nelpon lo kok"

"Gue harap" jawab gue. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya kami sampai di cafe yang di maksud oleh Sheril. Bener apa katanya, tenyata cafenya bagus juga. Gue suka.

Kami pun berjalan masuk ke cafe tersebut dan memilih tempat duduk, ga lama kemudian datanglah seorang pelayan dengan senyuman ramah kemudian memberikan buku menu.

"Latte, 1" ucap gue, dengan cekatan pelayan itu menulis pesanan gue.

"Kalo gue Cappuccino, 1" sambung Sheril, dan pelayan tersebut kembali mencatat pesanannya.

"Baiklah tunggu sebentar ya mbak" kami hanya mengangguk, kemudian dia pun pergi.

"Lo masih cemas?" Tanya Sheril, gue mengalihkan pandangan darinya.

"Ya masih lah" cetus gue. Namun, tiba-tiba gue melihat kejadian yang sangat mengejutkan.

"Itu Arvin kan?" Tanya gue seraya menunjuk keberadaan Arvin. Sheril pun melihat ke arah yang gue tunjuk kemudian mengangguk.

"Iya, itu Arvin. Umm.. btw dia lagi sama siapa tuh Far?" Tanya Sheril.

"Ga tau tuh, ril" jawab gue.

Gue melihat Arvin tengah duduk bersama seorang cewe dan mereka tertawa bareng. Dan setelah gue lihat-lihat kayaknya gue kenal sama tuh cewe.

Namun tiba-tiba gue teringat akan seseorang, "Vio?!" Seru gue.

3 Girls 3 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang