Chapter 17

77 13 0
                                    

Zee's POV

Sembari menggenggam pakaian Bisma gue berdiri tepat di depan pintu rumah Bisma. Rasa canggung seperti menyelimuti sekujur tubuh gue. Terlebih kemarin gue udah tiba-tiba pulang dengan keadaan nangis dan tanpa memberikan alasan yang jelas pada Bisma. Duh mau ngomong apa nih gue?

Mengumpulkan keberanian, gue pun mencoba mengetuk pintu rumah Bisma. Namun pada ketukan kesepuluh pintu baru dibuka. Dan betapa terkejutnya gue karena yang gue lihat bukanlah Bisma melainkan bi Yati.

"Eh, non Zee. Apa kabar, non? Udah lama ga ketemu" sapa bi Yati sembari tersenyum kearah gue.

Gue pun tersenyum antusias "Alhamdulillah baik, bi. Bibi udah pulang dari kampung?"

"Iya, non. Bibi baru balik semalam. Eh ngomong-ngomong ada perlu apa ya, non?"

"Um... gini, bi. Zee mau ngembaliin pakaiannya Bisma yang Zee pinjam kemarin. Bisma-nya ada?"

"Oh gitu ya, den Bisma-nya kayaknya ada tuh di kamarnya. Langsung temuin aja gih di kamarnya"

Mata gue sontak melotot ga percaya atas perkataan bibi barusan. Gue-disuruh-ke-kamarnya-Bisma? Hehe mau sih, tapi gue kan lagi ga mau ketemu Bisma dulu. Malu tau!

"Eh? ga usah, bi. Zee nitip disini aja, ya? Entar bibi aja yang ngasih langsung ke dia" ujar gue memohon seraya menyerahkan pakaian Bisma ke bi Yati, namun hal itu segera di tolak bi Yati.

"Udah, mending non Zee aja yang jumpain orangnya langsung, bibi kebetulan mau ke warung sebentar, gapapa, kan?"

"Ta-tapi, bi..."

"Udah gapapa, non. Sekalian bibi minta tolong bangunin den Bisma-nya, daritadi tiduuurr mulu kaga bangun-bangun"

Mati kali tuh orang -_- "Lah tapikan, bi..."

"Yaudah kalo gitu bibi nitip den Bisma nya dulu ya, non" potong bi Yati sembari melenggang pergi ninggalin gue.

Dengan keadaan setengah panik gue mondar-mandir di deket tangga antara mau naik ke kamar Bisma atau ngga. Sumpah gile gue gugup banget, suwer!

Dengan tekad setengah-setengah gue mencoba perlahan menaiki anak tangga hingga berada tepat di depan kamar Bisma. Menarik nafas dalam-dalam gue mencoba memutar kenop pintu kamar secara perlahan. Hingga... Bingo! That's Him! Tentunya masih tertidur pulas di tempat tidurnya.

Dengan berjalan perlahan gue mendekati tempat Bisma berada. Gue pun duduk di tepi tempat tidur sembari memperhatikan wajah Bisma yang sedang tertidur pulas. Wajahnya benar-benar sempurna, terutama bibirnya. Bibir pink-nya seakan semakin membuatnya tampak sempurna di mata siapapun, khususnya para cewe tentunya.

Kira-kira udah berapa cewe yang pernah berciuman sama Bisma? Apakah sepuluh? Duapuluh? Atau lebih?

Entah lagi kesambet setan apa tiba-tiba dengan lancangnya gue mendekatkan diri ke wajah Bisma dan mulai mendekati bibir Bisma. Habis gue kan ga tahan >_< gapapa kan kalo sekali kecup aja!

Bibir gue kini hanya tinggal sekiranya tiga senti aja dari bibirnya Bisma. Rasa gugup menyelimuti seluruh tubuh gue, terlebih gue takut nih orang bangun. Bisa mati gelagapan gue nanti mau jelasin apa ke Bisma. Namun sesuatu menghentikan gue. Itu prihal foto yang gue lihat kemarin. Duh rasanya kalo di ingat tuh nyeseeekk banget. Zee lo tuh harusnya sadar! Lo itu bukanlah siapa-siapanya Bisma!

Gue pun hendak mengurungkan niat gue. Hingga tiba-tiba...

"Kenapa berhenti? Ayo cium gue kalo berani"

Jedeerrr!!! *seketika petir menyambar ubun-ubun gue*

Mampus orangnya bangun njiiirrr!!

Sontak gue melonjak kaget hingga hampir terjatuh dari tempat tidur. Bisma yang tadinya tertidur kini mulai bangkit dan menatap gue seraya menyeringai.

3 Girls 3 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang