Chapter 23

9 1 0
                                    

There will a lot of shit coming ahead, so prepare yourself!

"Mobil kakak dimana?" tanya Anna yang keheranan melihat kesekeliling, menyadari bahwa mobil yang biasa kakak tertuanya kendarai tak terlihat di halaman rumah mereka.

"Di bawa ke bengkel. Mogok tadi." Jawab Vio sekenanya seraya melenggang masuk ke dalam rumah. Anna yang sebelumnya membukakan pintu untuk Vio, kini menutup pintu sembari menyusul langkah Vio dibelakangnya.

"Kok bisa, kak?"

Vio mengedikkan bahunya, "No idea, Na. Biasanya ngga pernah begini," sahutnya heran. "Apa karna jarang di service kali, yah, Na?" sambungnya.

Anna yang clueless hanya bisa mengedikkan bahunya, "Bisa jadi, kak." Namun, seperdetik kemudian Anna menatap Vio dengan tatapan penasaran.

"Kakak pulang bareng siapa tadi? Kalo ngga salah Anna ngeliat kakak bareng cowok tadi, temen baru kakak, yah?" tanya Anna dengan nada sedikit mengintrogasi.

Pertanyaan Anna barusan seketika membuat pipi Vio memerah. "Um ... itu—

"

Melihat Vio yang gelagapan membuat Anna seketika menyunggingkan senyuman miring, "Jangan bilang itu gebetan baru kakak?" godanya. Yang membuat Vio semakin salting.

"Di-dia Harry, cowok yang waktu itu kakak ceritain ke kalian, Na." Jelas Vio yang langsung membuat mata Zee membulat lebar.

"Kakak tadi Harry?! Cowok cupu yang pernah kakak ceritain waktu itu?!" sahut Anna tak percaya, namun Vio mengangguk. "Kak Vio, are you kidding me? Dia lebih mirip playboy dibandingkan cowok cupu yang kakak bilang ke kita!"

Vio yang frustasi memilih melemparkan dirinya ke atas sofa empuk di ruang tv, "I-i don't know— I mean, it's complicated. He's the unpredictable guy i've ever seen!"

"Maksud kakak?"

Vio bersedekap, tatapannya mulai serius, "Sikapnya berbeda dari yang sebelumnya, kakak pernah bilang 'kan kalo dia itu nerd? Bahkan dia kayak ngga pernah bergaul sama anak-anak di kampus?" ujar Vio. Anna mengangguk. "Nah, sikapnya berubah jadi manly banget pas ketemu kakak di luar kampus. Caranya berbicara, lugas dan tegas. Gerak-geriknya lebih santai dan ngga kikuk sama sekali. Seperti bukan Harry yang kakak temui di kampus."

"Jadi maksud kakak, kak Harry punya dua kepribadian, gitu? Alias Bipolar, gitu maksud kakak?"

Vio menghela nafas frustasi, "Entahlah, Na. Kakak juga masih bingung."

"Well, apart of being a weird guy, he's lowkey a hot guy, though." Gumam Anna seraya tersenyum lebar, Vio yang mendengarnya hanya memutarkan matanya malas.

Namun, tiba-tiba Anna berubah kegirangan seraya mengguncang-guncangkan bahu Vio.

"Kak, Vio! Mau denger cerita, ngga?"

Vio tersenyum, "Cerita apaan, Na?"

"Rama akhirnya nembak Anna, kak! We're officially become as a couple starting today!"

--------------------

Keesokan harinya, ketiga kakak beradik itu memulai aktifitas mereka kembali. Vio terpaksa harus berangkat menggunakan ojek online hari ini sejak mobilnya harus di bawa ke bengkel sejak kemarin. Anna, yang berhubung telah resmi menjadi pacar Rama tentu berangkat bersama-sama menggunakan motor milik Rama, bahkan Rama berjanji akan mengantar Anna kemanapun ia pergi jika Anna mau. Dasar bucin -__-

Namun, berbeda dengan kedua kakak dan adiknya, tampaknya kehidupan Zee sama saja. Ia tetap pergi menggunakan angkot ke sekolah bagaimanapun. Alih-alih memiliki pacar dambaan hati, yang ia dapat hanyalah kenyataan pahit bahwa mulai hari ini ia akan melaksanakan janjinya pada Lifa untuk membantunya mengungkapkan perasaannya pada Bisma—lelaki yang ia cintai sejak beberapa tahun belakangan ini.

3 Girls 3 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang