Chapter 22

30 4 0
                                    


Jam menunjukkan pukul 14.10 WIB. Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Anna yang baru saja keluar dari toilet berjalan sendirian di koridor yang terdapat banyak murid berlalu lalang. Ada juga sebagian dari mereka yang masih mengobrol di pinggir koridor.

Lamunannya buyar saat ia menemukan sosok Vino di ujung koridor tengah berjalan melawan arah. Mata mereka sempat bertemu pandang, akan tetapi hanya berlangsung sekejap karena Vino mengalihkan pandangannya terlebih dahulu. Saat jarak mereka mulai menipis, desiran jantung Anna mulai terasa. Ia tahu bahwa Vino bertingkah seolah-olah ia tidak melihatnya. Anna terpaku saat Vino hanya melewatinya begitu saja, butuh waktu beberapa detik untuk Anna menyadarinya. Saat ia sadar apa yang barusan terjadi, ia pun menoleh kebelakang dan mendapati Vino hanya berjalan terus dan akhrinya menghilang di persimpangan koridor. Perasaan hilang menyergapi dirinya, ia harus mulai terbiasa dengan sikap Vino yang benar-benar berubah.

Sedangkan Vino, ia bersandar pada dinding koridor sambil memegangi dadanya. Gue berhasil! Ia terus berseru begitu di dalam hati. Ia tidak menyangka dapat melakukannya, walaupun sebelum itu gejolak di dalam hatinya berkata sebaliknya. Mau bagaimana pun ia harus membuktikan kepada Anna bahwa ia tidak akan mengganggunya lagi.

"Anna, aku kangen banget sama kamu."


***


"Anna!" merasa terpanggil ia pun menoleh ke sumber suara. Rama datang menghampirinya seraya tersenyum cerah. Anna pun turut tersenyum seraya melambaikan tangannya.

"Hai!" Sahut Anna antusias. "Belum pulang?" sambungnya.

"Belum nih. Btw kamu pulang naik apa?" tanya Rama.

Anna menaikkan tali tas ranselnya kebahunya, "Naik bus, mungkin. "

Rama menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Kalo gitu kita pulang bareng, yuk?"

Anna mengerjapkan matanya, "Maksudnya ... naik bus, gitu?" tanya Anna memastikan. Rama mengangguk dengan polosnya yang sukses membuat Anna terkekeh geli, "Motor kamu dimana?" sambung Anna.

Rama menyengir, "Di bengkel, motor aku lagi di service soalnya." jelasnya.

Anna mengangguk mengerti. "So ... kamu tau bus jurusan rumah kamu apa?" tanya Anna.

Lagi, Rama menggaruk tengkuknya kikuk, "Nggak tau sih." Sontak Anna tergelak. Ia merasa gemas dengan tingkah Rama yang menurutnya sangat lucu.

"Gimana bisa kamu mau pulang naik bus kalo kamu nggak tau bus jurusan rumah kamu?" Cibir Anna masih dengan tertawa geli. Rama yang awalnya merasa malu akhirnya tertawa juga. "Tunggu, jangan bilang kalo kamu ngga pernah naik angkutan kota sebelumnya?" Gurau Anna.

Rama mengangguk, "Pernah sih, tepatnya dulu pas ada kerja kelompok dirumah temen SMP. Kalo mengenai bus jurusan rumahku ... sorry aku ngga tau."

Seketika Anna menepuk jidatnya, "Ya ampun, Rama. Kamu itu hidup di zaman apa sih? Masa iya kamu belum pernah naik bus dari sini kerumahmu." Protes Anna. Namun hanya ditanggapi cengiran tak berdosa oleh Rama. "Ya udah, kalo gitu kamu ikut aku. Untuk hari ini aku yang nganterin kamu pulang." Anna tersenyum manis yang dibalas Rama dengan salah tingkah, kemudian ia membuntuti Anna dari belakang.

Mereka berjalan beriringan menuju halte bus terdekat. Kira-kira menunggu sekitar 8 menit, bus akhirnya datang. Anna mengajak Rama untuk masuk kedalam bus dan mencari kursi kosong yang barangkali tersisa untuk mereka. Untungnya, masih terdapat kursi kosong di baris terakhir.

3 Girls 3 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang