Satu

2.7K 136 8
                                    

Pagi itu kabut tebal masih membelit hijaunya hutan Lukedonia, matahari masih temaram dengan cuaca yang masih bersisa dingin. Langkah kaki melintas jalan setapak yang sedikit berbatu, seorang gadis berambut panjang bergelombang, rambutnya yang kecoklatan menjuntai indah.

Gadis berkulit putih seperti pualam, iris matanya yang merah melebar, menatap penuh antusias rimbunan pohon di kiri dan kanannya, hidungnya bangir dengan wajah oval yang cantik, senyum tipis menghias bibir tebalnya yang merekah merah muda. Saat langkahnya mendadak terhenti di depan sebuah mansion besar ditengah hutan, mansion dengan pagar besi tinggi menjulang yang di jaga beberapa pria berbadan tegak dengan wajah sama sekali tak ramah.

Gadis itu mendekat kedepan gerbang, para penjaga sontak bersiaga.

"Siapa kau?" tanya salah seorang dari mereka

"Aku siapa? Apa kau tidak mengenalku? Sudah berapa lama kau bekerja di tempat ini? " pria itu diam saja dan tak menggubris ucapannya sama sekali, gadis itu nampak kesal karena diacuhkan, ia merangsek masuk, membuat para penjagamenahan bahunya dengan paksa

"Lepaskan aku...! Berani sekali kalian menghalangiki, apa kalian sudah bosan hidup hah? " pekik gadis itu dengan emosi

"Ini merupakan aturan"

"aturan siapa? hah? "

Suara keributan dari arah luar gerbang kemudian menarik salah seorang pria mendekat ke arah mereka.

"Ada keributan apa ini? Apa kalian tidak tahu sedang ada pertemuan para bangsawan? " bentak pria berwajah tegas dengn rambut depan yang sedikit bergelombang

"Maafkan kami tuan, ada seorang gadis memaksa masuk" Jarga menarik pandangannya ke arah gadis yang dimaksud

"Lama tidak bertemu Jarga Siriana" sapa gadis itu dengan wajah datar

"Zhielle... kelihatannya, kau masih suka datang tanpa pemberitahuan? "

"Apa yang dilakukan para kepala keluarga? Kenapa para Central Kight tampak tidak berguna? "

"Biarkan gadis itu masuk, dia merupakan tamu khusus dari lord" balasnya dengan acuh

"Kami mengerti..." para pria itu memberi jalan pada zhielle, sementara gadis itu nampak kesaldan lalu begitu saja sabil mengabaikan Jarga. Tanpa ia sadari, pria itu melirik sinis dari ekor matanya.

Langkah Zhielle pasti, melewati lorong-lorong panjang dari batu berwarna abu-abu, di sisi kanan dan kirinya nampak pintu berwarna merah bata saling berhadapan tak terputus dengan pilar besar menjulang tinggi yang kokoh. Langkahnya memasuki sebuah lorong panjang, di sisi kana dan kirinya berhias tanaman hijau yang menawan. Tepat di ujung lorong terdapat dua buah pintu besar bergagang emas yang lagi-lagi di jaga dua orang pria. Ia mendekat kesana dengan percaya diri

"Aku ingin bertemu lord'

"Sedang ada pertemuan, kau tidak bisa masuk! "

"Katakan padanya kalau Zhielle yang ingin bertemu" penjaga itu kemudian masuk, namun seketika Zhielle menerobos, membuat penjaga lainnya menahan langkahnya.

"Hai... lepaskan aku" teriaknya

Keributan tersebut membuat pertemuan 13 orang di tempat itu menjadi terganggu dan menatap ke arah kributan. Lord menghela nafas dalam, ia melangkah turun dari tahtanya, mendekati Zhielle dengan tawa segar dan mengejek.

"Coba aku tebak, kenapa sapi gila sepertimu bisa menerobos kandang? " Ucapan lord membuat zhielle semakin kesal

"Sebaiknya kau minta mereka melepaskan aku, atau akan kutarik rambutmu itu"

"Bagaimana ya," Lord mendekatkan wajahnya dengan tatapan mengernyit seolah berpikir "Aku akan mengijinkanmu bebas, kalau kau mau memohon padaku" Zhielle kemudian menendang kaki lord, membuat semua orang panik dan menghambur ke arahnya

"Anda tidak apa-apa lord? " tanya pria tua di sampingnya dengan khawatir. Sementara lord hanya tertawa geli

"Memangnya apa yang bisa terjadi padaku? "

"Sudah kubilang lepaskan aku"

"Ckckckc... Hanya 3 hal yang akan terjadi jika kau bebas, 1 bencana, 2 bencana dan 3 bencana! '

"Kau" Zhielle lagi-lagi mencoba menendang lord, membuat para kepala keluarga menjadi panik

"Bebaskan saja dia"perintah pria tua berkacamata dengan rambut putih itu dengan nada berwibawa

"Gechutel, kau menggaggu kesenanganku"

"Maafkan saya lord" balasnya dengan nada sesal sambil menunduk

"Setidaknya, Gechutel masih lebih waras di bandingkan denganmu" balas Zhielle

"Sebaiknya hal seperti itu tidak dikatakan nona"

"Jangan menasehati dia, itu percuma saja" sergah lord

"Lalu mana dia?" tanya Zhielle dengan tatapan menelisik ke sekitar

"Siapa yang kau cari? Kau jelas tahu, kalau Raizel tidak akan kemari"

"Bukan itu, seseorang. Aku dengar kakakku tinggal bersama seorang manusia. Benarkah itu? " tatapan mata semua orang kompak beralih pada Frankenstein yang nampak tenang dan acuh

"Ah... Kurasa aku tahu siapa orang itu. " Zhielle mendekat ke arah pria tinggi berbalut setelan jas hitam dengan rambut kuning ke emasan sebahu. Semua orang mengamati dengan wajah cemas.

"Jadi kau orangnya? " Frankenstein berbalik dan menatap Zhielle

"Aku bertanya padamu, kenapa kau diam saja? "

"Aku tidak memiliki alasan utntuk menjawab pertanyaanmu. Lagi pula, aku tidak mengenalmu"

"Kau ini sombong sekali"

"Bersikap angkuh lebih baik dibandingkan tidak punya tatakrama" tukas Frankenstein tanpa rasa bersalah

"Apa katamu?'

"Selain tidak punya tatakrama, kau juga cukup tuli ternyata'

"wah... frankenstein terlihat keren sekali, bukankah begitu?" komentar lord dengan nada bercanda

"Apa?" Zhielle menarik nafas dalam, ia berniat menendang kaki Frankenstein, namun sebelum hal itu terjadi, Frankenstein menahan kepala Zhielle dengan tangannya yang panjang

"Kau harusnya tidak berpikir menendangku dengan kakimu yang pendek itu"

'Pendek... Pendek... Kakiku pendek? " Zhielle menjadi frustasi seketika dan diam membatu. Frankenstein yang melihat itu kemudian mengayunkan jemarinya di depan mata Zhielle

"Kau tidak apa-apa? "

"Kaki pendek.... Hahahahha" tawa lord membahana di ruangan itu.

Frankenstein kemudian mendekat ke arah lord

"Saya harus kembali sekarang"

"Iya... Iya, tidak masalah, akau sudah berjuang keras hari ini"

Frankenstein meninggalkan tempat itu begitu saja.

Fanfic Frankenstein Love Story Part 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang