Enam Belas B

769 55 0
                                    

"Aku mohon jangan pergi kemana pun dan mengatakan hal itu pada kakakku. Aku mohon, Erga" ujarnya dengan tatapan mata memohon yang membuat Lord tak lagi mampu berkutik

"Tapi, lukamu. Jika lukamu tak segera sembuh, maka?"

"Aku akan baik-baik saja. Kau hanya" nafas Zhielle terputus-putus dengan berat dan perlahan. Ia menghentikan kata-katanya sebentar sebelum melanjutkan untuk bicara lagi setelahnya "kau hanya perlu mencari alasan untuk kakakku, aku yakin setelah kabar ini tersiar dia juga akan tahu. Kau tahu, sebagai seorang noblesse tugasnya adalah menjaga kaum bangsawan dari ancaman apa pun" Lord memegangi jemari pucatnya dan memandangi raut mukanya yang menahan rasa sakit dengan amat kepayahan

"Aku akan berusaha mencari cara, kalau begitu kau harus beristirahat di sini sementara" Lord memindahkan tubuh zhielle ke salah satu kamar di dalam mansion, setelahnya ia sendiri buru-buru keluar. Di muka pintu sudah berdiri Gejutel dengan kecemasan di muka tegasnya

"Lord, Anda tidak apa-apa?" ia seakan tak peduli dan menembus lantai cokelat dengan kegusaran tak tertahan

"Apa Lascrea baik-baik saja?"

"Iya, tuan puteri dalam keadaan yang sangat baik. Saat ini, Para Central Knight sedang memburu siapa pelaku yang sudah berniat melakukan kekacauan dan mencelakai Anda" langkah Lord menghujam lantai dengan segera. Ia berbalik dan menatap hati-hati Gechutel. Pria berkacamata itu nampak heran dan buru-buru menunduk hormat

"Pastikan kabar ini jangan sampai ke tempat Raizel, dan kau harus segera memanggil Frankenstein datang kemari!" Gejutel nampak menimbang sembari berpikir mengenai ucapan Lord sesaat, baru kemudian ia dengan sedikit khawatir dan ingin tahu mulai bertanya

"Kenapa begitu Lord?"

"Aku tidak bisa memberimu jawabannya sekarang. Tapi pastikan kau segera melakukannya, panggil Fraknestein sekarang juga!" melihat kecemasan dan betapa tegasnya Lord berkata padanya, tanpa berpikir panjang Gejutel segera menuju kediaman Raizel malam itu juga dengan terburu-buru.

Tiba dalam mansion itu, ia sempat melirik ke seluruh penjuru dan tak melihat siapa pun di sana. Langkahnya melayang karena begitu cepatnya ia mengelilingi seluruh mansion, sampai orang yang ia cari ternyata berada dalam sebuah ruangan dengan bahan-bahan kimia dalam gelas tinggi bercampur bau menyengat yang asing. Gejutel tanpa permisi memasuki tempat itu. Langkah dan bunyi nafasnya sudah dikenali oleh Frankenstein, sambil menulis dengan pena bulu disinari cahaya lilin ia pun bertanya maksud kedatangan lelaki itu.

"Sebaiknya kau harus ikut aku sekarang Frankenstein!" pria berbadan tegap itu berbalik dan mengamatinya

"Kenapa"

"Lord yang memintamu!"

"Apa hal itu ada hubungannya dengan ketidak tenanganmu?"

"Ikut saja, aku tidak bisa mengatakan apa pun sekarang. Di mana Tuan Raizel?" katanya dengan segera lagi

"Tuanku sudah beristirahat"

"Kalau begitu ikut aku segera"

"Aku harus meminta ijin padanya!"

"Tidak ada waktu, aku akan berjaga di sini dan mengatakan padanya kalau dia bangun nanti bahwa Lord memanggilmu untuk kepentingan mendesak" sorot mata Frankenstein mengerucut tajam. Tak biasanya orang berwibawah sepertinya jadi begitu terburu-buru, jika hal itu memang tak cukup penting

"Baiklah! Tapi pastikan, kau berjaga di sini sampai tuan bangun"

"Aku mengerti"

Ia berlari segera keluar dari mansion itu. Dalam perjalanan ia melihat segerombolan Central Knight dan kepala keluarga sedang berlari melintas jalan di depannya terbutu-buru. Rayga juga sudah berada di sana, dengan soul weaponnya, ia bahkan tak melihat Frankenstein sama sekali. Hal itu membuat kecurigaannya bertambah besar.

Baru saja ia menapaki mansion besar Lord, dan dari salah satu lorong di tempat itu ia muncul.

"Syukurlah kau bisa datang" katanya "di mana Gejutel?"

"Tuan sedang beristirahat jadi aku memintanya..."

"Tidak masalah!" katanya memotong dengan tiba-tiba "ikut aku"

Mereka berdua melintasi lantai batu, kemudian menaiki tangga besar dan tinggi-tinggi menuju ke kediaman priabadi Lord sendiri. Tak pernaha ada seorang pun yang pernah menginjak tempat pribadinya itu, kecuali pelayan dan keluarganya semata. Dalam jalan-jalan itu, Lord mulai melempar sejumlah pertanyaan padanya

"Kau tahu seberapa banyak mengenai sistem kekuatan tubuh para vampir, Frankenstein?" laki-laki itu meliriknya sebentar, kemudian menatap ke arah jalan yang disinari lampu obor di tiap sisi dindingnya yang keperakan

"Cukup banyak" Lord hanya bergumam sebentar

"Apa aku bisa mempercayaimu untuk menghianati Raizel?" langkahnya sontak terhenti di muka tangga dengan tatapan keingintahuan, sekaligus kecurigaan. Lord tahu, ucapannya sudah membuat pelayan setia Raizel itu merasa jauh dari ketenangan

"Apa maksud semua ini, dan apa yang sudah terjadi?" balasnya dengan keseriusan. Lord berbalik dan tertawa, bukan keramahan yang ditujukannya kini, melainkan keseriusan yang sama dengannya

"Aku harus memastikan kalau kau tidak mengatakan hal ini pada Raizel"

"Itu tidak mungkin!"

"Kalau begitu, kau bisa mengatakannnya, tapi sembunyikan sedikit kebenaran itu. Aku tidak memintamu untuk menghianati dia tentu saja dalam arti serius seperti yang kau pahami. Tappi, sedikit tidak ada bedanya"

"Apa yang terjadi?"

Lord melanjutkan langkahnya dan menuju ke sebuah pintu dan mengabaikan sebentar pertanyaan tersebut. Frankenstein masih mematung dan berpikir sampai Lord dengan isyarat tangannya memanggil ke sana, pada salah satu pintu. Awalnya ia sedikit, ragu sampai kemudian menguatkan langkahnya menuju ke tempat itu. ia tersentak, ketika mendapati dalam kamr itu, ada Zhielle sendirian di atas sebuah tempat tidur berwarna kemerahan, diukir rumit pinggirnya dengan juntaian sutera pucat yang melayang dihembus angin

"Kenapa dengannya" tanyanya lagi

"Itulah yang ingin kukatakan padamu," tukas Lord mendesah kemudian mendekat ke arah tempat itu dan membuka tirainya. Di sana, Zhielle sudah terbaring dengan tubuh menggigil, membuat Lord merasa cemas pada keadaanya "jika kau bisa tahu mengenai sebaik apa sistem tubuh vampir bekerja, maka aku yakin kau juga bisa membantunya. Malam tadi, ketika waktu pesta itu berlangsung, mendadak sebuah serangan diarahkan padaku. Zhielle melindungiku dan terluka," ia terhenti sebentar dan menatapi tidur resah gadis di depannya "aku ingin membawanya ke tempat dia bisa mendapat pengobatan, tapi karena sesuatu yang penting ia tidak mau dan memaksaku untuk membiarkan dia tetap di sini tanpa membiarkan satu orang pun tahu tentang keadaannya, termasuk Raizel. Jadi kukira sejauh ini, kau telah paham kenapa aku memanggilmu kemari bukan?" Frankenstein kembali teringat mengenai perbincangannya dengan Zhielle pada hari-hari sebelumnya. Ia mendekat ke arahnya dan melihat di mana luka itu berada, masih mengeluarkan tumpahan darah yang mengotori tempat tidur, meski telah coba dibalut dengan sebaik mungkin.

"Aku mungkin bisa mengobatinya, tapi aku tak yakin seberapa besar hal itu mampu menolongnya"

"Setidaknya kau bisa mencoba. Kau hanya perlu mengatakan apa yang kau perlukan dan aku akan menyediakannya"

"Yang kuperlukan berada di tempat tuan. Aku tidak meragukan mengenai kemampuan para penyembuh di Lukedonia, tapi kukira untuknya akan sedikit berbeda, jadi aku akan kembali ke sana sebentar"

"Apa kau benar-benar bersedia melakukannya?" kata Lord melihatnya serius

"Dia adalah adik dari tuanku, tak ada alasan untuk tidak menolongnya" katanya lalu berbalik

"Apa itu juga berarti, kau akan merahasiakan ini dari Raizel" Frankenstein meninggalkan ruangan temaram itu. Ia berhenti sebentar di ujung pintu

"Akan aku lihat nanti" katanya dengan hati-hati

Fanfic Frankenstein Love Story Part 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang