Lima

973 78 3
                                    

Zhielle berdiri di depan jendela, memandangi hijaunya hutan Lukedonia dengan tatapan menerawang sambil sesekali memegangi bibirnya.

"Apa yang terjadi?" gumam kecilnya dengan kaku

"Bangun... Bangun, apa yang kau pikirkan, itu tadi tidak sengaja, jangan membuat dirimu terpengaruh dengan hal-hal seperti itu, atau pria itu akan sangat senang sekali" balasnya tiba-tiba sambil menampar pipinya beberapa kali

"Benar, aku tidak boleh kalah dan terpengaruh, itu tadi tidak sengaja. Aku harus melupakan kejadian itu. Harus! Harus!" balasnya lagi pada dirinya sendiri penuh optimis

"Mana bisa... Berpikir itu tidak pernah terjadi? Apa aku bisa?" Rengeknya lagi

Mendadak suara ketukan dari arah pintu membangunkan lamunannya, ia berbalik sesaat dan beranjak mendekat ke sana, membuka pintu perlahan dan mendapati Frankenstein sudah berdiri di ambang pintu dan mengamatainya.

"Ada apa?" Tanya Zhielle ketus

"Lord, memanggilmu dan aku ke mansionnya"

"Untuk apa?"

"Kenapa kau bertanya padaku" Zhielle menghela nafasnya panjang, lalu menutup pintu

"Baiklah, aku akan ke sana" Zhielle beranjak beberapa langkah kemudian menutup pintu kamarnya

"Tunggu"

"Apa?" balas Zhielle dengan tatapan heran

"Kau akan ke tempat Lord hanya mengenakan handuk?"

"Apa" Zhielle menarik pandangannya turun, ia baru sadar, hanya mengenakan handuk putih setinggi paha yang membalut tubuhnya, seketika ia terkejut tak percaya dan menjerit malu. Sementara Frankenstein hanya memasang wajah heran.

"Apa yang kau lihat, kau suka padaku. Ya, aku akui aku memang sangat menarik" Sergah Zhielle dengan percaya diri, sementara Frankenstein hanya menarik bola matanya dengan ekpresi dingin

"Dengar ya, kau ini datar. Tidak berbentuk sama sekali, apa yang bisa dilihat darimu, tidak lebih seperti aku melihat tembok atau pintu ini" mendengar itu, raut muka Zhielle kecut

"Coba kau ulangi sekali lagi"

"Da-tar. Sangat Da-tar"

"Kau benar-benar mengatakannya?'

"Bukankah kau yang minta?"

"Frankenstein, awas kau" Zhielle bermaksud menendang Frankenstein, akan tetapi salah satu kakinya terjengkal kaki meja, ia terjatuh, tepat di atas tubuh Frankenstein. Pelan-pelan Zhielle mengangkat wajahnya, lalu memukul dada Frankenstein, membuat pria itu protes

"Heiii... apa yang kau lakukan, kau ini benar-benar monster"

"Kau harus rasakan pembalasanku, mana boleh kau bilang aku datar, sekali pun itu benar. Bukankah kau bisa berbohong"

"Untuk apa berbohong, hanya untuk membuatmu senang. Kau menyusahkanku saja"

"Apa yang sedang kalian lakukan?" perkelahian mereka yang serius terhenti saat perlahan mereka menyadari keberadaan Gechutel dan Raizel

"Kakak"

"Tuan" buru- buru mereka berdua berdiri dengan sedikit canggung

"Aku bisa menjelaskan ini kakak"

"Tuan, ini"

"Frankenstein dia mengatakan aku ini datar... Aku tidak percaya dia mengatakan hal itu padaku" protes Zhielle menggebu, sementara Gechutel hanya melirik ke arah lain. Raizel menghela nafasnya dalam

Fanfic Frankenstein Love Story Part 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang