Lima Belas

892 57 4
                                    

Zhielle meninggalkan kediaman Lord, lalu berselang jeda cukup lama, hingga ia juga memutuskan kembali ke mansion Raizel. Matahari makin tinggi menyonsong cakrawala, berada tegak di atas kepala. Ketika ia melintasi pepohonan hijau yang rapat dan padat bunyi suara merdu burung-burung. Langkah Frankenstein pelan, namun panjang. Di sudut jalan setapak, di sebuah pohon ek tua yang berdaun jarang namun cukup teduh karena tertutupi dedaunan dari pohon lain yang tumbuh berseberangan dengan akar-akar lebar dan besar yang menonjol keluar dari tanah kemerahan, ia melihat Zhielle. Gadis bergaun hitam berkerah tinggi lengan panjang itu sedang menenggelamkan diri dalam kedua lengannya. Menunduk dalam ke arah jalan setapak tanpa bergeming. Mata birunya menyorot sejenak ketika ia berlalu di depan tubuhnya, namun seperti yang diduga olehnya, gadis itu tak menyadari kedatangannya. Awalnya Frankenstein bermaksud mengabaikannya saja, namun melihat kondisinya, tak urung ia pun menghentikan langkahnya dan memandangi tubuh yang membungkuk sambil memeluki lututnya tersebut.

"Ku pikir kau sudah pulang" bukanya untuk membuka percakapan. Beberapa detika berlalu tanpa ia mendapat balasan atas ucapannya. Dengan wajah yang diangkat pelan, Zhielle memandang lurus ke arah tubuh Frankenstein. Matanya sayu, ia seperti sedang mengantuk dengan mata setengah mengatup tanpa ketertarikan.

"Belum, kau cukup lama di sana"

"Iya" Zhielle kembali menenggelamkan wajahnya. Hal itu membuat Frankenstein tertarik. Tak biasanya gadis itu diam saja dan tak bicara banyak tanpa tenaga, seperti anjing sakit "Ada apa denganmu?"

"Mm... Aku hanya sedang berpikir. Kau boleh pergi!" terangnya. Merasa diabaikan, Frankenstein meninggalkan tempat itu. Zhielle kembali terdiam karena luka akibat pertarungannya yang terbuka. Luka bekas pertarungan semalam itu belum sembuh, namun ia mencoba menyembunyikannya dengan baik. Akan buruk jika orang lain mengetahui keadaannya, dia akan dianggap sebagai vampir cacat. Cukup lama ia terdiam, lalu kemudian bangkit sambil jemarinya mencengkram kuat kayu pohon ek di belakang punggugnya dengan hati-hati. Gaun hitamnya nampak ternoda darah, cukup banyak, dan menuruni hingga ujung gaunnya. Wajahnya semakin pucat dengan langkah menyeret. Jarak kastil Raizel dan tempatnya berada tak begitu jauh, namun butuh usaha keras dalam kondisinya yang lemah demikian.

Bersama langkahnya, titik-titik noda darah mengikuti sepanjang jalan seperti air menitik yang segera diserap oleh tanah lembab di bawah kakinya. Ia beranjak bergegas menuju ke kamarnya, noda darah bertebaran di sepanjang arah menuju ke pembaringannya. Zhielle tertidur untuk membuat keadaannya lebih baik. Ia bersyukur, tak ada yang melihatnya saat itu.

Frankenstein dari ruangan Raizel, membawa teko teh bersama dengan nampan perak di tangannya. Langkahnya berhenti ketika melihat noda darah yang berwarna hitam dan mulai mengeras di atas lantai. Diletakkannya bawannya tersebut pada meja kayu kecil di sudut ruangan, lalu mengikuti arahnya yang menunjuka pada sebuah pintu berwarna putih, kamar Zhielle di lantai kedua paling ujung. Tetes darah itu berhenti di sana dan ia sempat tertegun sejenak dan berpikir.

Malam menjelang, makan makan disiapkan. Lilin dalam mansion dinyalakan. Suasana sepi menyelimuti hutan perlahan. Raizel duduk di meja makan dan mengintip ke arah kursi Zhielle yang kosong. Frankantein berdiri di belakangnya menunggu perintah.

"Frankenstein" bukanya datar

"Iya tuan"

"Di mana Zhielle?"

"Saya belum melihatnya sejak tadi. Akan saya panggilkan" Raizel menunggu sejenak tanpa menyentuh makanan di atas meja.

Frankenstein mengetuk pintu Zhielle, tak ada yang menyahut dari dalam, hingga ia memutuskan kembali ke tempat Raizel, khawatir jika tuannya itu menunggu. Benar, pria pendiam dengan wajah dingin itu hanya terpaku, wajahnya mendongak mendengar langkah Frankenstein yang menyatakan bila Zhielle mungkin masih tertidur. Malam itu ia menghabiskan makan malam sendiri dan kemudian menuju ruang baca untuk beristirahat sejenak.

Fanfic Frankenstein Love Story Part 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang