✖️The8 x Wushu.

324 32 6
                                    

Sudah pukul 10 malam. Aku melangkah keluar dari kereta terakhir di stasiun yang tak jauh jaraknya dari rumahku. Ini minggu kedua semenjak aku mulai bekerja paruh waktu di restoran milik paman—aku membantunya karena sudah berjanji untuk mengisi waktu liburan.

Aku menghela napas panjang, tanganku keram, seharian ini pelanggan yang datang lumayan banyak. Selama diperjalanan aku merasa seperti sedang dibuntuti. Entahlah, apa hanya perasaanku saja?

Aku sesekali menengok dari balik pundakku, memastikan tak ada yang mengikuti. Ah, aku punya ide! Bagaimana kalau aku mengerjainya?

Diujung jalan aku memutar balik, sengaja agar tahu kalau dia benar mengikuti. Dan benar saja, ia terus mengikutiku. Aku mempercepat langkah, tapi sepertinya ia juga menambah kecepatannya.

Aku mulai panik, tak tahu harus melakukan apa. Ponselku juga mati.

Brak!

Kaki ku tersandung batu, tak melihat saking terburu-burunya.

Kepanikanku bertambah, tanganku lecet dan kakiku sakit, ia semakin mendekat. Ya tuhan, apa yang harus aku lakukan? Orang itu bersembunyi dibalik kupluk jaket parasutnya.

"Tolong, jangan sakiti aku. Aku akan memberikan semua uangku," aku berteriak memohon.

Aku bisa melihat guratan luka di sepanjang pipi sampai matanya. Seram sekali ya tuhan. "Ambil ini, aku baru membelinya kemarin," kataku sambil melepas jam tangan yang kupakai.

Dia hanya diam, tak membalas perkataanku. Aku masih memejamkan mata.

Ia mulai mendekat, semakin dekat.

Jeduk!

Aku membuka mata, orang asing itu jatuh terbaring diatas aspal. Ia tak menyerah, dengan sekali sentak ia berhasil berdiri lalu membalas tendangan orang yang berhasil merubuhkannya.

"Minghao," gumamku tak sadar.

Mereka melawan satu sama lain dengan jurus andalan yang terlihat menyakitkan. Aku bisa melihat Minghao bergerak dengan cekatan.

Bruk!

Orang asing itu terjatuh dengan kencang, lalu kabur terbirit-birit setelah mendapat serangan terakhir pada pipinya oleh tendangan Minghao. Aku masih terduduk lemas setelah jatuh tadi.

"Hya pabo," Minghao memanggilku.

"Cih, kau yang pabo," kataku meringis.

"Kau yang pabo, lain kali kalau ada pencuri jangan langsung menyerahkan seperti itu. Pergilah ke tempat yang lebih ramai, bukan sepi seperti ini," ia menceramahi.

"Maaf, aku panik tadi," kataku sambil menundukkan kepala.

"Yasudah ayo pulang," katanya lalu berjalan melewatiku.

Aku mengikutinya dibelakang, tapi aku baru ingat saat kaki dan tanganku terasa perih kalau tadi aku terjatuh.

"Minghao, chakeman, kakiku sakit."

Ia menoleh dan berjalan mundur kearahku lalu berjongkok. "Cepat naik," katanya.
Aku tersenyum dan menurut naik ke punggungnya.

"Apa aku berat?"

"Tidak, biasa saja," jawabnya.

"Kenapa kau mengikutiku?"

Dia diam kali ini. "Minghao, jawab," aku merengek.

Ia menghela napas panjang dan membuka suara. "Hah, sebenarnya aku selalu mengikutimu saat pulang. Sejak kau memberi tahu kau akan pulang malam aku khawatir. Jadi aku menunggu didepan stasiun sampai kau keluar lalu mengikutimu sampai ke rumah."

Penjelasannya membuatku tersipu, aku tak tahu dia akan sepeduli itu padaku. Aku mempererat pelukanku dan meletakkan daguku di pundaknya.

"Ayo cepat pulang," kataku sambil tersenyum.

"Aku dapat hadiah?" tanyanya sok polos.

"Hya, maksudmu hadiah apa?" jawabku.

"Hm, itu," balasnya.

"Cepat katakan."

Aku berpikiran tak waras menunggu jawabannya, apa dia ingin, sesuatu?

"Apa yang kau pikir? Aku kan hanya minta dibuatkan ramyeon, aku lapar sekali."

"Hya! Kenapa harus sok misterius begitu, kan tinggal bilang saja!"

Aku memukul balik pundaknya. Ia tertawa tersengal membuatku oleng diatas punggungnya.

"Wah kau memangnya memikirkan apa?"
Mukaku memerah, untung saja dia tak bisa melihat kearahku sekarang.

"Anyio, aku pikir minta traktir sesuatu yang mahal," jawabku mengeles.

Aku menghela napas lega bisa menjawab seperti itu.

"Ah, yasudah."

Jawabannya membuatku tertawa, kami pun tertawa sepanjang sisa perjalanan.

-----

A/n:
Hai seru ga?!?! Maaf kalau engga, aku cuma mau promosi sekalian hehehe.
Baca juga FF-ku yang lain ya~
Ada:
I Married My Bias:
Joshua yang main ke Indonesia dan bertemu seorang fansnya, membuka semua rahasia selama dia ada di negara ini :x
Forbidden Love:
Seungcheol yang punya hubungan tak biasa membuatnya harus memilih, keluarga atau kekasih? Wonwoo pun hadir menjadi pembatas akhir cerita. Season 1 sudah selesai!😍
Memori:
Mingyu yang lebih mendengar kata orang lain menyebabkan sang perempuan tak bisa melupakannya. Apa yang terjadi?
Seize Her:
Joshua seorang anak broken home membuatnya ingin kembali ke kampung halaman, Korea. Ia menemukan perempuan dan menjadi tak berdaya. Masa lalunya pun ikut kembali.

Penasaran gak?!
Yang belum baca wajib mampir ya!💖

Jangan lupa ⭐️ dan comment, juseiyyo!

✖️Seventeen One Shots➕Where stories live. Discover now