Sore itu, seperti biasa kamu kembali menemukan sepaket coklat di depan pintu rumahmu. Bagaimana bisa seseorang selalu mengirimkan sepaket coklat ini setiap hari di jam yang sama, pukul 03.00 KST. Kamu melirik ke kanan dan ke kiri. Hasilnya nihil, tidak ada tanda-tanda seseorang disana. Tidak ada yang mencurigakan, pikirmu.
Kamu membuka selembaran kertas yang terdapat di paket coklat tadi. Senyum manis mengembang di wajahmu. Kamu tak pernah bosan, walaupun setiap sore selalu saja mendapatkan kata-kata manis, beserta coklat bahkan kadang boneka atau pun sebucket bunga mawar putih, kesukaanmu.
"Gue harap coklat ini bisa bikin lo senyum tiap hari, bahkan setiap waktu. Because your smile is the sweetest one."
Fr : Handsome admirer
Masih adakah secret admirer semanis ini? Kamu tak habis fikir.
----
"(Y/N), lo beruntung banget" celetuk Yein, temanmu.
Kamu yang saat itu tengah menyesap moccalatte kesukaanmu terpaksa menghentikan kegiatannya itu, hanya untuk menjawab pernyataan temanmu ini. Jika tidak, Yein akan terus berceloteh hal yang sama padamu.
"beruntung gimana?"
"nih ya, lo itu punya secret admirer yang manis banget gila! Ngalahin nih permen yupi" Yein memasukkan permen yupi ke dalam mulutnya. Meresapi rasa manis yang di timbulkan permen kenyal berbentuk love itu.
"masa sih? itu mah bisaannya lo aja"
"seriously, sumpah deh gue ngiri. Lo nemu dimana sih?"
Kamu hanya tersenyum tipis menanggapi pernyataan demi pernyataan yang Yein lontarkan. Kamu sudah paham benar. Temanmu ini akan terus berceloteh nyaring tentang secret admirermu. Tapi tak dapat dipungkiri terkadang kamu setuju dengan pernyataan Yein.
"nemu? lo kira dia barang jualan." kamu mendengus sebal.
"ya abisnya limited banget tau. Kalo nemu lagi bagi gue satu dong.."
"trus mau lo kemanain itu pacar lo yang super duper sweet?"
"tapi lebih sweet secret admirer lo! Jinyoung mana mau setiap hari ngirimin gue bunga ataupun coklat kaya gitu, yang ada gue dibilang kaya anak kecil kalo minta begituan."
Kamu tertawa geli. Bukan karena mendengar cerita Yein, tetapi karena melihat ekspresi wajah gadis dihadapannya ini yang membuatmu tak bisa menahan tawa.
"yaudahlah he had other sweetest thing to do for you. balik yuk, udah mau hujan"
"maybe... yaudah yuk balik"
----
Kamu terbelalak kaget ketika hendak berjalan menuju rumahmu. Kamu berpapasan dengan Joshua, lelaki yang baru saja menjadi tetanggamu dua bulan yang lalu.
Bibir lelaki itu tersenyum simpul, diikuti garis matanya yang membentuk bulan sabit. The sweetest smile ever!
"hei jo..."
"hei (Y/N), darimana lo?"
"abis jalan sama Yein"
"oh jalan sama beruang"
"beruang?"
"abisnya temen lo itu gendut banget sih. She's look like a bear."
Kamu tertawa. Baru kali ini ia mendengar Joshua berkata banyak padamu. Biasanya saja hanya say Hello setelah itu pergi.
"parah lo haha... eh udah mau hujan nih gue duluan ya, bye"
"oke, bye"
Joshua bisa bernafas lega sekarang. Hampir saja ia kepergok olehmu. Ia hanya belum siap untuk mengatakan hal yang sejujurnya kepadamu, gadis manis yang mencuri cinta pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
Short StoryㅡImagine 'bout you and Seventeenㅡ ⓒStoryline by Jeuliets. 2016