Malam itu musik terdengar begitu menghentak. Di ujung terlihat seorang DJ tengah sibuk dengan pekerjaannya menghibur pengunjung malam itu, dengan piringan hitam serta laptopnya. Lampu bulat berwarna-warni ikut ambil andil malam itu. Semua orang di diskotik itu bergoyang. Ada juga yang hanya datang untuk menikmati minuman. Tak terkecuali lelaki tampan ini. Ia sedari tadi hanya duduk dan menikmati minumannya. Matanya menyapu ke arah lantai dansa, menikmati orang-orang yang tengah sibuk berdansa disana.
Tatapannya langsung terhenti pada satu titik. Titik yang membuatnya terpaku dan kadang tersenyum.
"siapa gadis itu..." gumamnya. Ia pun kembali meminum minumannya.
Kini tatapannya tak dapat lepas dari kamu yang sedang berdansa disana. Gerakanmu sangat lincah. Rambutnya bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti gerakanmu. Vernon semakin penasaran dibuatnya.
Kamu terus bergerak tanpa memperhatikan sekitarmu. Kadang-kadang kamu tertawa bersama teman-temanmu, yang tak kalah cantik juga tentunya.
"Vernon.."
"Hei"
"Hansol Vernon Chwe.."
Lelaki yang bernama Vernon itupun menoleh setelah beberapa kali seseorang menepuk pundaknya.
"kenapa?"
"dari tadi lo diem aja disini, lagi ada masalah?"
"ngga jun"
"Terus? Biasanya lo udah gabung sama mereka di lantai dansa"
"gue dari tadi merhatiin gadis itu.." Vernon menunjuk ke arah kamu. Gadis yang mampu mencuri perhatiannya.
"yang mana?"
"gadis dress merah yang lagi dansa disana"
"ah dia.. (Y/N).."
"siapa?"
"(Y/N)...." Jun sedikit memperbesar suaranya. Karna suara musik terlalu mendominasi.
"lo kenal?" tanya Vernon penasaran.
"iya, dia tetangga gue"
----
Vernon terus memperhatikan gerakan lincah kamu yang membuatnya penasaran itu. Mungkin inilah yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama, pikirnya. Baru melihatmu saja sudah membuat Vernon terus mengingatnya, apalagi jika dekat dengan kamu. Mungkin jantungnya akan melompat keluar.
Tak sengaja saat Vernon tengah asik memperhatikan, kamu melihat kearahnya dan tak terduga kamu mengedipkan sebelah matamu lalu tertawa dan kembali berdansa bersama temanmu.
Vernon terpaku tak percaya. Begitu manisnya kamu.
Lelaki itu mengalihkan pandangannya dari kamu, kearah gelas bening yg terisi minuman. Segera ia minum air itu, mencoba menetralisir jantungnya yang sedari tadi berdebar kencang.
Setelah meminum air itu, ia memberanikan diri untuk turun berdansa bersama yang lainnya, mencoba lebih dekat denganmu.
Ia pun beranjak dari duduknya dan melebur bersama kerumunan orang-orang dilantai dansa.
----
"hai manis..."
SuaraVernon mengagetkanmu. Kamu menoleh dan mendapati Vernon tengah tersenyum ke arahmu. Kamu membuang muka. Lelaki tadi....
"sendirian aja daritadi?" Vernon pun ikut larut berdansa denganmu dan kerumunan lainnya.
"ngga. gue sama temen-temen, tapi mereka lagi pada duduk disana"
"oh..yaudah gue temenin"
Keduanya pun larut dalam suasana diskotik malam itu. Semakin malam musik semakin menghentak dengan kencang. Suasana pun semakin ramai. Tapi tidak menghentikan gerakan lincah Vernon dan kamu.
----
"mau gue anter pulang?"
"ngga usah, rumah gue deket kok dari sini"
"mana bisa gue ngebiarin cewe balik malem-malem gini sendirian, cepet naik"
"gue ngga mau ngerepotin"
"cepet naik"
Kamu menggeleng. Sedetik kemudian kamu sudah melenggang pergi meninggalkan Vernon.
"hei tunggu..."
Lelaki itu mengejarmu dan memelukmu. Kamu berdiri mematung. Baru kali ini ada laki-laki yang baru kamu kenal berani memelukmu.
"lepasin..." ucap kamu berusaha melepaskan pelukan Vernon.
"bakal gue lepasin, asal lo mau balik bareng gue"
"ngga..."
"yaudah..." Vernon semakin mempererat pelukannya. Hingga kamu yang saat itu tengah dalam pelukannya merasa gusar.
"Apa mau lo sebenernya?"
"Cuma mau kenalan"
"Itu doang?"
Vernon mengangguk.
"(Y/N). Udahkan?"
"Belum.."
"Mau apa lagi?"
"Anter pulang, ya?"
"Yaudah deh" kamu pun luluh. Baiklah kali ini kamu harus mengalah. Jika tidak laki-laki ini akan terus memelukmu seperti ini. Memalukan.
----
Tak lama kalian pun tiba di rumahmu. Rumah minimalis dengan gaya arsitektur belanda itu terlihat tak ramai penghuni.
"lo tinggal sendiri?"
"Iya, mau mampir?"
"Ngga. Disini saja lebih nyaman"
Keduanya terdiam, larut dengan pikiran masing-masing. Udara yang cukup dingin membuat kamu sedikit bersin.
"(Y/N).."
"Hm..."
"lo percaya ngga sama cinta pandangan pertama?"
"percaya....."
"gue lagi ngerasain itu sekarang.."
Kamu menatap Vernon, mulai penasaran dengan cerita Vernon selanjutnya.
"tadi gue ketemu cewe. Dari awal liat gue udah tertarik. Dan.... gue makin tertarik waktu dia ngedipin matanya ke gue. Manis banget!"
Kamu tersipu malu. Ya kamu tau, yang dimaksud Vernon adalah dirimu.
"dan sekarang cewe itu ada di depan gue. Gue tau ini cepet banget. Tapi lo udah bikin jantung gue mau copot, dan lo harus tanggung jawab"
"maksudnya?" kamu bertanya.
"lo harus jadi pacar gue." kamu menatap galak Vernon. Lelaki itu hanya tersenyum. Sedetik kemudian mendekatkan wajahnya padamu. Dan cup.... sebuah ciuman mendarat di pipimu. Kamu terdiam.
"Diem lo ini gue anggap sebagai jawaban iya"
"Dasar cowo sialan.."
Vernon memeluk erat gadisnya ini. Ia tahu, kamu juga memiliki rasa yang sama dengannya semenjak kejadian tadi.
Sekarang ia punya panggilan untuk gadis ni. Gadis genit.........
*Don't forget to like and comment, hargai author yaa, chuuu~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
Historia CortaㅡImagine 'bout you and Seventeenㅡ ⓒStoryline by Jeuliets. 2016