[REPOST] Mundur - [Vernon]

2K 193 6
                                    

Ku rela kau dengannya, asalkan kau bahagia.

Sudah hampir tiga puluh menit Vernon duduk seorang diri di bangku taman. Memerhatikan lalu lalang manusia yang lewat, sesekali ia melirik gusar ke arah arloji di tangan kirinya.
Ia benci menunggu, apalagi dalam ketidakpastian seperti ini.
Sudah dua minggu ini bahkan pertemuan itu selalu tertunda. Dengan beribu alasan yang Vernon sendiripun tidak benar-benar mempercayainya.
Semenjak kejadian yang cukup menyayat hatinya, kini Vernon memilih mundur dengan perlahan, untuk melupakan si gadis pencuri hatinya. 
Ia tidak ingin membuat sayatan-sayatan pada hatinya semakin terbuka lebar.
Terlebih lagi, cinta yang ia miliki sekarang cukup menyiksa.
Ia tidak pernah menyangka sebelumnya, mencintai akan sesakit ini. Apalagi perasaan itu hanya ia yang merasakan.

Ya, cinta bertepuk sebelah tangan, begitulah tepatnya.

Lagi-lagi hal itu kembali terulang, setelah hampir dua tahun yang lalu kejadian yang serupa menimpanya. Tapi kali ini jauh lebih sakit, bagaikan pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Mencoba untuk move on, tetapi malah bertepuk sebelah tangan, lagi.

----

Flashback

1 April 2017.

Hansol Vernon
(Y/N) gue suka sama lo

(Y/N)
Hah? April mop, ya?

Hansol Vernon
Nggak, gue serius.

(Y/N)

Dih, udah deh jangan jailin gue-_-
April mop kan, huh.


Hansol Vernon
(Y/N), seriusan deh gue suka sama lo

(Y/N)
Vernon, plis deh. Jangan tambahin kejailan kaya gitu lagi, gue bosen bacanya.


Hansol Vernon
Hmm, iyadeh.

Vernon meletakkan ponselnya asal, kemudian membaringkan tubuhnya di kasur.
Lelaki itu menatap langit-langit kamarnya yang dipenuhi dengan gambar benda-benda angkasa.
Rasanya pedih, tak senyaman dulu.
Ekspetasi yang ia bayangkan beberapa jam yang lalu, perlahan sirna. Tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Seratus delapan puluh derajat malah. Kenyataan itu cukup mengobrak-abrik isi hatinya yang baru saja utuh kembali.

Ia mengernyit, memangnya tanggal satu april selalu identik dengan kebohongan?

----

"(Y/N)."

Kamu mengalihkan pandanganmu dari ponsel, "Ya?"

"Vernon nembak lo?"

"Hah? Nggak nembak, kok."

"Jangan ngeles deh. Gue tau kok." Woozi menatap lekat gadis dihadapannya itu.

Raut wajahmu berubah bingung, "tau apa?"

"Tanggal satu april kemaren, Vernon nembak lo kan?"

"Bukan nembak, ih. Dia cuma bilang suka sama gue. Tau darimana lo?" Kamu mengelak, walaupun dalam hatimu  sedikit mengiyakan pertanyaan Woozi.

"Dia cerita ke gue," jawab Woozi. "Lo tau nggak, (Y/N)? Dia baru bisa move on dari cewek lain setelah dua tahun."

Kamu menunduk, merasa bersalah dengan responnya terhadap Vernon beberapa waktu yang lalu. Tapi kamu bisa apa?

"Gue sempat merhatiin wajahnya waktu dia cerita. Sedih gitu, (Y/N). Ya gimana sih, coba deh lo ada di posisi dia, pasti nyesek deh. Niat dia bilang gitu untuk tau respon lo gimana, sebelum dia melangkah lebih lanjut buat ngedeketin lo. Tapi nyatanya respon lo kaya gitu," lanjut Woozi.

Tak terasa air bening menggenang begitu saja di pelupuk matamu, "Y--ya gue harus gimana? Gue nggak bisa maksain perasaan gue gitu aja."

"Emang lo nggak ngerasain apa-apa selama ini?"

Kamu menggeleng, "nggak, biasa aja. Kaya teman."

"Lo bener-bener nggak bisa ngebuka hati ya, (Y/N)?"

"Untuk sekarang, gue nggak bisa. Gue nggak mau pacaran dulu."

"Hm, lo udah ngomong ke Vernon?"

Lagi-lagi kamu menggeleng, "belum, sih."

"Yaudah, coba lo ngomong dulu ke dia. Ntar gimana respon dia selanjutnya, kabarin gue, ya."

"Iya, zi."

Flashback end

----

"M--maaf gue telat, hhh. Udah lama, ya?" tanyamu dengan nafas yang menderu. Maklum, kamu baru saja berlari dari halte bus ke tamana ini. Kamu hampir saja lupa, kalau hari ini ada janji dengan Vernon.

Vernon menggeleng, "nggak kok, baru setengah jam."

"Itu mah udah lama. Sorry banget nih, gue hampir lupa tau."

"Iya, (Y/N). Nyelow aja, gue paham kok," ucap Vernon.

Entah kenapa, ucapan lelaki itu barusan membuatmu semakin merasa tak enak, "hm, iya deh. O, iya.. Ada yang mau gue omongin," kamu mengehela nafas, "soal... satu april kemaren."

Vernon mengernyitkan dahinya, "kenapa?"

"Gue mau minta maaf, kalau ucapan gue hari itu nyakitin lo."

"Haha biasa aja, (Y/N)."

Kamu mencubit lengan Vernon gemas, "jangan sok tegar deh lo."

"Dih bukannya sok tegar, gue emang tegar kali."

"Seriusan ih."

"Iya, iya, (Y/N). Udah deh, lupain aja."

Kamu menggeleng pelan, "nggak. Gue masih nggak enak kalau belum ngomong terus terang ke lo."

Vernon menghela nafas, "terus terang apalagi sih, (Y/N)? Gue udah ngerasa cukup kok."

"Gue cuma mau ngejelasin alasannya aja kok."

"Oh, boleh deh."

Kamu menatap lekat lelaki yang berada di sampingmu itu. Kamu tak menyangka, di balik senyumnya itu Vernon menyimpan pedih selama hampir dua tahun ini, karena mencintai seorang gadis yang balik tidak mencintainya. Ditambah lagi saat ini, karena ulahmu, hati Vernon kembali merasakan kepedihan itu untuk yang kedua kalinya.

"Gue bener-bener minta maaf sebelumnya, gue nggak bermaksud untuk nyakitin lo. Gue cuma belum mau pacaran dulu, udah itu aja."

Kamu menghela nafas, "Lagian gue nyaman sama lo sebagai teman, nggak bisa lebih."

"Iya, (Y/N). Gue tau kok, maaf karena udah mencintai lo dalam diam. Gue sadar,  kalo gue nggak bisa maksain perasaan gue ke lo, karena lo juga punya hak untuk nerima ataupun nolak." Lelaki itu tersenyum membuat hatimu semakin teriris. Kenapa kamu bisa setega ini melukai perasaan seseorang yang terlihat tulus.

"Jangan ngejauh ya, (Y/N). Gue pengen bisa jadi temen terdekat lo, yang selalu ada buat lo, dan selalu lo cari disaat lo butuh pundak untuk bersandar," lanjut Vernon.

Kamu hanya mengangguk lemah. Tanpa sadar kamu memeluk tubuh Vernon, dan menumpahkan apa yang kamu rasakan disana, bersama dengan air mata yang perlahan mulai mengalir.



-----


Halooo! 
Akhirnya aku update lagi, setelah sekian lama. Hehehe. Maaf ya, aku jarang update:') dikarenakan kesibukan di dunia nyata yang begitu menyita waktu hehe

Btw, cerita ini aku buat karena terinspirasi dari kejadian yang aku alami sendiri, beberapa waktu yang lalu. Cuma ada beberapa bagian yang sedikit banget aku rubah:"

Hope you like it! 

Don't forget to vote and comment. Thankschuu~~~

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang