Sorry [Seungcheol]

3K 328 9
                                    

"Ntar anterin gue ke toko buku, ya"

"Nggak bisa, gue mau tanding basket"

"Sebentar aja, lagian lo tanding basketnya jam 3 kan? Masih ada waktu 2 jam nih"

"Kalo gue bilang nggak bisa, ya nggak bisa! Kenapa sih harus minta anterin gue? Lo kan bisa pergi sendiri"

Suasana langsung hening, begitu Seungcheol selesai membentakmu.
Tak ada kata-kata yang keluar lagi setelah itu. Bahkan dirimu pun tak sanggup membalas kata-katanya barusan, yang benar-benar sukses membuatmu melemah.

Di luar dugaan.
Lelaki di hadapanmu ini, sekarang jauh lebih cuek dan jauh lebih tempramen dari sebelumnya. 

"Mau kemana?" tanyamu, begitu melihatnya hendak beranjak dari posisinya.

"Mau cari angin seger. Suram gue disini terus"

Kemudian tanpa ada kata lagi, lelaki itu pergi meninggalkanmu yang masih terpaku di tempat dengan bulir airmata yang siap menetes.

----

"Masa tadi gue liat Seungcheol balik sama Hyona.... Emangnya dia nggak tanding basket?"

"Tanding kok, nanti jam 3"

"Kok dia nggak ngajakin lo sih?"

"Katanya doi mau cari yang seger. Suram kalo sama gue"

Sunmi menatapmu kaget. Sementara kamu hanya tersenyum tipis, berusaha meyakinkan sahabatmu ini, kalau kamu tidak apa-apa.

Gadis itu reflek langsung memelukmu, dan mengusap pelan punggungmu.
Sepertinya Sunmi paham, kamu sedang berbohong.

"Yang sabar ya...." ucapnya di sela-sela usapan punggungnya padamu.

Kamu mengangguk pelan. Sungguh, kamu merasa begitu lemah sekarang.
Ntah kenapa, hanya karena seorang Seungcheol, kamu jadi seperti ini.

Apakah cinta memang harus sesakit ini?

"Sun, ntar lo mau liat tanding basket nggak?" tanyamu.

Gadis itu melepaskan pelukannya, kemudian menggeleng dengan cepat.
"Nggak. Gue nggak mau nonton dan nggak akan pernah mau"

"Temeniㅡ"

"Nggak. Lo juga nggak boleh nonton! Ayok pulang, gue anterin sampe rumah"

"Tapㅡ"

"Nggak ada tapi-tapian. Ayok cepet pulang"

Sunmi menarik pergelangan tanganmu. Lalu menarikmu, mengekorinya menuju parkiran.

----

Dengan langkah tergesa-gesa, kamu berjalan membelah kerumunan siswa yang memenuhi lapangan sekolahmu. Penuh, sesak rasanya.
Kamu menggenggam erat gitar yang sejak tadi kamu bawa dari rumah.
Namamu sudah di panggil beberapa kali tadi. Membuatmu langsung naik ke atas panggung.
Bersiap mempersembahkan sebuah penampilan, yang sudah kamu persiapkan sejak jauh-jauh hari.

Kamu menarik kursi, mendekatkannya pada stand mic yang tak jauh dari hadapanmu itu.
Di depanmu kini, puluhan teman satu sekolahmu tengah menyaksikanmu.

Ya, hari ini ada kegiatan pentas seni atau biasa dengan pensi di sekolahmu.
Dan kamu di utus untuk menjadi perwakilan dari kelasmu.
Menampilkan salah satu keahlianmu, yaitu bernyanyi sambil bermain gitar.
Dengan senyum tipis, kamu melihat ke arah teman-temanmu yang saat itu tengah meneriaki namamu.

"(Y/N) Semangat!!!!"

Kamu menarik nafas dalam. Lalu menghembuskannya bersama penat-penat yang kamu rasakan selama ini.

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang